Tim ilmuwan berhasil menemukan komet raksasa yang resmi ditetapkan sebagai komet terbesar sepanjang sejarah (sejauh ini). Diameter komet tersebut mencapai 136 kilometer, yang berarti 15 kali ketinggian Gunung Everest, serta dua kali lebih besar dari komet Hale-Bopp yang kesohor pada karena dua dekade terakhir disebut sebagai komet terbesar pernah ditemukan umat manusia.
Komet raksasa terbaru ini diberi nama C/2014 UN271 (Bernardinelli-Bernstein), panggilan singkatnya adalah ‘BB’. Mayoritas permukaan komet ini adalah es, dan ditemukan dalam perjalanan menuju orbit matahari, pusat tata surya kita. Ilmuwan memperkirakan komet BB akan mencapai jarak terdekat dari matahari pada 21 Januari 2031. Sepanjang sejarah ilmu astronomi, belum pernah ada komet raksasa berada sangat dekat dari bintang yang bisa kita pantau dari Bumi, sehingga ilmuwan meyakini akan muncul pemandangan luar biasa pada momen tersebut.
Videos by VICE
Merujuk artikel ilmiah yang terbit di jurnal Astronomy and Astrophysics Letters, komet BB disebut pula sebagai “komet paling murni yang pernah dipantau astronom.” Astronom yang menemukannya pertama kali adalah Pedro Bernardinelli dan Gary Bernstein (itu sebabnya komet ini dinamai BB, sesuai insial penemunya).
Emmanuel Lellouch, dari lembaga Observatoire de Paris di Prancis, memimpin tim yang melakukan kajian lebih lanjut terhadap temuan BB. Berdasar penelitian lanjutan tersebut, Komet BB bergerak karena kandungan karbon monoksida serta karbon dioksida dalam jumlah luar biasa besar. “Pola pergerakannya menyerupai Hale-Bopp, yang mana komet ini terpengaruh oleh orbit matahari dan bergerak mendekatinya,” demikian kesimpulan tim yang dipimpin Lellouch.
Pemantauan Komet BB dilakukan melalui teleskop paling sensitif di dunia, yang disebut Atacama Large Millimeter Array (ALMA). Teleskop itu, menurut tim Lellouch, akan dapat mengamati hingga komposisi kimiawi yang dikandung komet BB saat fase “perihelion”, ini adalah sebutan untuk momen ketika komet tersebut berada paling dekat dengan permukaan matahari.
Sekalipun dianggap “dekat”, tapi sebenarnya jarak antara matahari dengan komet BB pada 2031 nanti akan setara dengan jarak bintang di tata surya kita dengan planet Saturnus. Artinya sekitar 1,6 juta kilometer jika jaraknya dipatok dari Bumi.
Alhasil, kita tidak akan bisa melihat “persinggungan” komet BB dengan Matahari melalui mata telanjang. Pemerhati astronomi musti menyaksikannya lewat teleskop. Tapi, ilmuwan mengingatkan bahwa komet macam BB mendekat ke tata surya setiap 3 juta tahun sekali. Sehingga momen pada 2031 mendatang akan jadi momen bersejarah yang tidak bisa dilewatkan oleh komunitas ilmiah, atau bahkan orang awam yang tertarik pada keajaiban alam semesta. Maka, jangan lupakan tanggal ini: 21 Januari 2031.