Di masyarakat yang masih sungkan membicarakan seks, seorang ginekolog menciptakan kondom unik yang menunjang kehidupan seksual para pemakainya. Produk ini membungkus penis dan vagina dengan ketat, sehingga tidak mudah lepas.
“Setiap hari, saya menemui pasien yang menderita efek samping alat kontrasepsi, tidak pakai kontrasepsi dan juga pemakaian yang salah, hingga akhirnya menyebabkan kehamilan yang tak diinginkan,” ungkap John Tang Ing Ching, dokter ahli kandungan-ginekolog di Kota Sibu, Malaysia, ketika dihubungi VICE.
Videos by VICE
“Misalnya, tidak jarang saya menangani siswi sekolah yang menangis di klinik karena kedapatan hamil.”
Tak hanya itu saja, dia kerap berurusan dengan infeksi menular seksual (IMS), seperti kutil kelamin, herpes dan HIV.
Berbagai masalah kesehatan seksual yang dihadapi sepanjang kariernya jelas membuat Tang khawatir. Dia pun memantapkan diri untuk menciptakan kondom yang jauh lebih aman daripada desain saat ini.
Menurut Tang, produk kontrasepsi yang beredar di pasaran mudah lepas. Kondom biasanya hanya berfungsi pada penis ereksi, sedangkan yang didesain untuk vagina—dengan cara memasang cincin dalam vagina—gampang tergeser atau masuk ke dalam tubuh. Desain saat ini tak sepenuhnya membungkus kelamin untuk memberikan perlindungan total, terutama untuk mencegah penularan IMS dari kontak fisik.
Tang mengusulkan kondom perekat dalam konferensi medis yang diselenggarakan di Sibu tujuh tahun lalu. Setelah memperoleh persetujuan, dia mulai menekuni Proyek Wondaleaf—namanya terinspirasi dari daun yang menutupi alat kelamin dalam penggambaran Adam dan Hawa.
Diproduksi perusahaan peralatan medis Twin Catalyst, Kondom Unisex Wondaleaf mengandung bahan perekat kuat yang akan menempel ke kulit. Selain itu, produknya menutupi bagian tubuh yang lebih besar, termasuk vulva dan pangkal penis.
Tak seperti kebanyakan kondom, ciptaan Tang dan timnya dapat dipakai selama foreplay. Itu artinya tetap bisa membungkus penis meski belum terangsang.
Negara mayoritas Muslim ini merupakan produsen kondom terbesar di dunia, tapi masih menganggap tabu alat kontrasepsi. Sebagian alasannya karena kondom sering dikaitkan dengan hubungan di luar nikah.
“Banyak orang berpendapat kondom kinky dan bahkan mungkin tidak bermoral. Tapi bagi para ginekolog, kondom sangat serius,” ujarnya.
Tang berharap produknya dapat menghilangkan stigma seputar kesehatan seksual. “Siapa tahu saja, dengan pemberdayaan universal dan perlindungan ganda yang komprehensif, Kondom Unisex Wondaleaf bisa memperluas percakapan kita tentang dilema ini.”
Kondom Unisex Wondaleaf hadir dengan ketebalan 30 mikrometer dan terbuat dari poliuretan kelas medis, yang biasa digunakan dalam pembalut luka. Walaupun begitu, Tang memastikan tidak lengket dan bisa dilepas tanpa rasa sakit. Sebelum memasang kondom, pemakai juga bisa melumasi kulit untuk mengurangi kelengketan.
Tang lebih lanjut mengatakan kondom ciptaannya mengatasi “masalah kecil tapi penting”: ukuran kondom yang membingungkan, perlindungan sebelum dan sesudah ejakulasi dan “stealthing”, tindakan melepas kondom saat seks belum berakhir tanpa sepengetahuan pasangan.
Bertahun-tahun tim Tang bekerja keras untuk mendapatkan dana, menciptakan prototipe dan melaksanakan uji klinis. Kondom Unisex Wondaleaf saat ini hanya tersedia secara online, tapi rencananya akan dijual secara luas di Malaysia mulai Desember mendatang. Mereka berupaya mengedarkannya secara internasional.
Twin Catalyst juga mengeluarkan produk lain, seperti Wondaleaf Cap. Kondom ini dapat membungkus penis dengan sempurna untuk setiap tingkat ereksi.
Tang dan rekan-rekan berinovasi dengan varian rasa, tekstur dan desain guna menarik lebih banyak pembeli. Sayangnya, ada satu rasa yang tidak mereka sepakati. “Saya terpikir menciptakan rasa durian, tapi tim saya menolaknya.”
Follow Koh Ewe di Instagram.