Tech

Kuda Nil Bekas Piaraan Pablo Escobar Terus Beranak dan Mengancam Ekosistem

Pablo Escobar meninggalkan jejak berdarah ketika dia tewas dibunuh Polisi Kolombia dalam penggerebekan 1993 silam. Bos Kartel Medellín ini dianggap sebagai salah satu penjahat paling berbahaya sekaligus terkaya sepanjang sejarah. Dia terkenal setelah kerajaan kokain miliknya memiliki pengaruh di tiga benua, serta sepak terjangnya membunuh ribuan orang. Escobar adalah kartel pertama yang menggabungkan bisnis narkoba dengan aksi terorisme.

Di sisi lain, El Patrón—panggilan akrabnya—juga terus dikenang sebagai pemilik lebih dari 50 kuda nil yang saat ini berkeliaran bebas di perkebunan megahnya, Hacienda Nápoles. Habitat asli kuda nil Escobar bukan di sungai atau muara Kolombia utara, tetapi mereka menjadi sangat agresif dan liar sejak kematian bandar narkoba ini. Mereka rajin berkembang biak, sehingga kuda nil menjadi spesies invasif terbesar di Amerika Latin.

Videos by VICE

Keberadaan kuda nil menjadi masalah lingkunan serius di Kolombia. Dominasi mereka tak terhentikan.

1467909795884527

Sekelompok kuda nil terlihat berenang di Hacienda Nápoles, kediaman pribadi Escobar. Sumber: Flickr/FICG.mx

Puluhan tahun setelah kematian Escobar, kawanan kuda nil dilaporkan menerobos ke saluran air terdekat, seperti Sungai Magdalena. Hampir empat tahun lalu, salah satu dari mereka berkeliaran di sekitar SD setempat. Meskipun pejabat pemerintah memastikan tidak ada korban, para petani dan nelayan yang bekerja di Puerto Triunfo takut mendekati mereka.

Namun, pengurus yang sekarang menjadikan Hacienda Nápoles sebagai taman hiburan tak ada niatan memusnahkan atau memindahkan mamalia besar ini. Pada 2009, kematian kuda nil “Pepe” yang ditembak tentara Angkatan Darat Kolombia memicu perdebatan antara ahli ekologi dan mereka yang melihatnya sebagai hewan tak berbahaya. Para ilmuwan yang mempelajari sungai-sungai Amerika Selatan khawatir suatu saat nanti kuda nil akan merusak ekosistem di kawasan itu.

“Itu semua masih spekulatif. Kami memiliki banyak analog ekologi bersejarah untuk hal-hal yang awalnya berasal dari Afrika dan akhirnya ditemukan di Dunia Baru—seperti singa Amerika yang punah, atau kerabat gajah—tapi kuda nil tidak masuk di situ,” Douglas McCauley, dosen biologi dan peneliti kuda nil di University of California, Santa Barbara kepada VICE.

“Kami sedang mengamati hal menakutkan apa yang bisa ditimbulkan hewan invasif terbesar ini terhadap lingkungan barunya.”

1467909883800228

Pintu masuk menuju Hacienda Nápoles di masa sekarang. Sumber: Wikimedia Commons

Hacienda Nápoles, yang tersembunyi di dataran rendah Antioquia sekitar tiga jam dari Medellín, tetap menjadi bukti kekayaan dan keborosan Escobar. Pada puncak kesuksesannya, kekayaan bersih raja kokain diperkirakan mencapai US$30 miliar (setara Rp428 triliun).

Dia menghambur-hamburkan uangnya demi hidup mewah. Pada 1978, Escobar membeli sebidang tanah di lereng bukit Puerto Triunfo yang tenang. Di sana, dia membangun rumah mewah bergaya Spanyol untuk ditinggali bersama keluarganya. Kompleks ini dulunya punya beragam fasilitas termasuk arena adu banteng, trek balap, taman patung, dan bahkan bandara pribadi.

Escobar memandang dirinya sendiri sebagai diktator dermawan, dan para penduduk kurang mampu di Medellín sering memujinya karena telah menyumbangkan uangnya untuk membangun komunitas dan proyek perumahan. Dia pun akhirnya membangun kebun binatang untuk umum di sana. Penghuni kebun binatang ini adalah hewan selundupan berupa gajah, jerapah, dan zebra. Dari semua pilihan satwa tersebut, para pengunjung paling suka melihat empat kuda nil besar—tiga betina dan satu jantan—yang mendiami danau buatan kecil di dekat pintu masuk.


Tonton dokumenter VICE menyusuri jalur rahasia pengiriman kokain di Kolombia:


Setelah Escobar dibunuh aparat, sebagian besar hewan di Hacienda Nápoles ditangkap dan dipindahkan ke fasilitas terdekat seperti Kebun Binatang Matecaña di Pereira yang sekarang sudah tutup. Tak seperti yang lainnya, kawanan kuda nil ditinggalkan begitu saja di Hacienda Nápoles. Alasannya mungkin karena tak ada yang kuat mengangkat hewan seberat 4.000 kilogram. Populasinya terus bertambah karena tak ada predator alami di sana. Iklimnya pun sangat mendukung mereka untuk berkembang.

Bagi ilmuwan seperti McCauley, kuda nil Escobar memberikan gambaran apa yang terjadi ketika spesies dibiarkan berkembang biak tanpa hambatan. Lebih dari satu milenium lalu, berbagai jenis kuda nil—yang banyak di antaranya telah punah—ditemukan di pulau-pulau Mediterania, Mesir, dan bahkan Eropa.

Dewasa ini, kuda nil biasa hanya ditemukan di Afrika. Mereka sering jadi sasaran perburuan ilegal, perusakan habitat, dan pencurian gading. Ahli biologi yang meneliti hewan beserta habitatnya melihat betapa cepat penurunan populasinya. Mereka kini harus mencari tahu apa implikasinya terhadap ekosistem jika tidak ada kuda nil.

Satu survei memperkirakan kuda nil di Hacienda Nápoles akan terus berkembang pada tingkat tahunan enam persen, dan setiap betina subur diperkirakan akan melahirkan anak kuda nil baru setiap tahun. Mereka bisa ditemukan 144 kilometer jauhnya dari kompleks perumahan si gembong narkoba.

1467910014688713

Ini miniatur pesawat cessna yang sering dipakai Pablo Escobar mengirim kokain ke Amerika Serikat. Sumber: Wikimedia Commons

Di habitat aslinya, kuda nil menghabiskan sebagian besar siang hari mereka menyelam di bawah permukaan air, terlindung dari sinar UV matahari berbahaya dan juga manusia. Pada malam hari, mereka akan keluar untuk makan rumput dan BAB. Jutaan pon kotoran kuda nil diendapkan di sungai-sungai Afrika setiap tahunnya.

Kehidupan di sungai tak akan selamat apabila tidak ada kotoran kuda nil, karena kotoran mereka bisa menjadi sumber nutrisi. Para ilmuwan menggunakan penanda kimia untuk melihat khasiatnya. Mereka menemukan bahwa banyak ikan dan serangga yang makan kotoran kuda nil. Fenomena “coprophagia” ini menunjukkan kuda nil berperan penting dalam menghubungkan ekosistem perairan dan darat.

Akan tetapi, kebanyakan kotoran juga tidak bagus. Dalam aliran sungai yang sempit, kuda nil bisa membanjiri air dengan nutrisi berlebih, yang dapat menstimulasi alga mekar berbahaya, dan membuat ikan kelaparan dan kehabisan napas. Proses yang disebut eutrofikasi ini pernah dikaitkan dengan kuda nil sebelumnya. Para ahli ekologi yang memahami perairan Kolombia menduga kematian ikan di dekat Hacienda Nápoles disebabkan oleh hewan invasif tersebut.

“Kuda nil juga bisa mengganggu endapan di danau dan sungai, yang mengembalikan sedimen ke kolom air. Ini memiliki efek besar pada produktivitas, dan ada banyak konsekuensinya. Baik dampaknya sama atau tidak seperti yang terjadi di Afrika—segala sesuatu yang hidup berdampingan dengan kuda nil telah berevolusi karena keberadaan mereka” kata Jonathan Shurin, dosen biologi di University of California, San Diego, kepada VICE. Shurin adalah peneliti mendalami kualitas air di Kolombia.

Sampai sekarang, hanya ada sedikit bukti ilmiah tentang efek dominasi kuda nil. Alasannya sederhana saja, karena tidak ada yang bisa dijadikan contoh. Selain itu, menurut Shuri, peneliti sering menghadapi sejumlah hambatan ketika sedang tugas di Kolombia. Masalah kuda nil Escobar yang kabur pun hampir tidak pernah diperhatikan oleh komunitas ilmuwan. Kolombia juga tengah bergulat dengan krisis ekologi yang lebih luas, seperti pembuangan ilegal, penggundulan hutan, dan air yang terkontaminasi. Banyaknya populasi kuda nil hanyalah masalah sepele buat mereka.

“Segala hal yang invasif akan merusak ekosistem dan mengatur ulang ekologinya. Mereka akan mengubah semua cara kerjanya. Jangan hanya karena kuda nil karismatik, lalu mereka diistimewakan. Bukan berarti kita tidak boleh mengendalikannya,” ujar McCauley.

1467910158294962

Seekor kuda nil muda bersantai dekat kolam Hacienda Nápoles. Sumber: Wikimedia Commons

Di sinilah masalahnya. Tak ada cara efektif mengendalikan populasi kuda nil. Michael Knight, ahli zoologi di South African Parks Unit yang memberikan konsultasi untuk Kementerian Lingkungan Kolombia pada 2009, mengatakan cara terbaik melakukannya yaitu dengan membunuh atau mengebirinya. Saat diwawancarai oleh Colombia Reports, Knight menganjurkan untuk menembaknya dengan senapan bertenaga tinggi.

Namun, warga setempat sudah terlanjur menyayangi hewan-hewan besar ini. Mereka terpikat dengan kuda nil Escobar. “Ayahku membawa pulang seekor,” kata seorang anak perempuan kepada surat kabar El Colombiano. “Saya memanggilnya Luna karena dia sangat menggemaskan. Kami cuma memberinya susu.”

Tidak jelas seberapa besar peran pemerintah Kolombia dalam mengendalikan populasinya, tetapi mereka mengebiri dan mengurung para kuda nil sebagai upaya membatasi jumlah kuda nil di kawasan itu. Pada 2016, otoritas lingkungan setempat Cornare menugaskan ahli biologi untuk membangun penghalang alami agar mereka tetap berada di dalam Hacienda Nápoles. Inisiatif ini menggunakan anggaran tahunan senilai US$135.000 (Rp1,9 miliar), yang sepenuhnya merupakan uang sitaan dalam penggerebekan narkoba.

Pada 2014, Fusion melaporkan pekerja di Hacienda Nápoles meminta seorang warga bernama James Torres untuk menangkap dan memelihara bayi kuda nil di dekat ladangnya. Torres berkomentar bayi kuda nil bisa lebih mudah dipindahkan ke kebun binatang apabila dipisahkan dari kawanannya.

Proses kebirinya ternyata tidak semudah yang dikira. Pengelola satwa liar paling berpengalaman sekalipun kesulitan saat melakukannya. Ukuran kuda nil sangat misterius. Pada siang hari, kita hanya bisa melihat telinga, mata dan lubang hidungnya saja dari atas air. Selain itu, jenis kelamin mereka sulit ditentukan.

Testis kuda nil jantan tersembunyi dalam perutnya, dan hanya bisa diidentifikasi dengan aman apabila mereka dibius. McCauley mengungkapkan proses biusnya juga tidak gampang. Meskipun koktail penenang yang digunakan dokter hewan sudah sangat canggih, setiap kuda nil memiliki reaksinya sendiri terhadap anestesi. Kadang-kadang, kuda nil yang sudah dibius akan menyelam ke dalam air karena takut. Risikonya, mereka bisa tenggelam.

Baru empat kuda nil yang berhasil dikebiri.

“Sebagian besar hewan invasif memang sulit dimusnahkan, tetapi kuda nil tak seperti itu. Mereka bisa saja menyingkirkannya. Tapi sepertinya hewan-hewan ini sudah menjadi daya tarik bagi para turis dan menguntungkan perekonomian. Mereka tidak ada keinginan memusnahkannya,” imbuh shurin.

Tidak ada yang bisa memastikan akan seperti apa nasib para kuda nil Kolombia ini nanti. Tetapi satu hal pasti, Pablo Escobar selalu punya cara untuk tetap dikenang di Medellín, meskipun sudah lama meninggal.

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard