FYI.

This story is over 5 years old.

The VICE Guide to Right Now

Polisi Indonesia Dibekali Ilmu Silat Mistis Buat Melawan Militan ISIS

Pelatih para polisi di Sukabumi mengklaim anak didiknya akan kebal bacokan, tahan api, dan punya indera deteksi bahaya seperti Spider Man. Keren....
Pria mendemonstrasikan gerakan silat. Foto via FoToYeN/Flickr CC License.

Militan serta simpatisan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) mulai membuat aparat hukum Indonesia ketar-ketir. Setelah para prajurit khilafah itu kehilangan kota-kota penting di Timur Tengah, paling baru Kota Mosul, mulai ada perubahan strategi. Muncul kabar para militan kini beralih mengincar Asia Tenggara sebagai front pertempuran baru. Dampaknya segera terasa. Kontak senjata di Kota Marawi, selatan Filipina, telah diikuti jihadis berbagai negara. Sementara di Indonesia, simpatisan ISIS semakin nekat. Terjadi penusukan personel polisi di masjid, bom bunuh diri menyasar patroli polisi, dan banyak lagi rencana teror lainnya. Aparat kepolisian dan militer khawatir anggota milisi teroris dari Marawi masuk wilayah Indonesia dari perbatasan laut di utara Sulawesi atau Kalimantan.

Iklan

Bisa kita simpulkan, sasaran utama para jihadis adalah polisi. Tidak perlu heran bila kewaspadaan polisi se-Indonesia saat ini sedang tinggi-tingginya. Wajar pula bila para polisi merasa cemas, lalu beralih kepada beberapa alternatif solusi yang bisa membuat para petugas lapangan lebih tenang kala bertugas: ilmu silat dan ilmu kebal.


Baca juga liputan kami terkait perkembangan di Filipina:


Salah satu contohnya dari Sukabumi, kota berjarak empat jam naik mobil dari Jakarta. Fajar Laksana, pemimpin Pesantren Al Fath, bekerja sama dengen Kepolisian Resor Sukabumi untuk mengajarkan pencak silat aliran Maung Bodas pada para anggota polisi setempat.

Maung Bodas dikenal sebagai aliran silat yang menekankan pendidikan spiritual untuk membuka mata jiwa, kekuatan supernatural, dan beragam kekuatan magis lainnya. Para murid biasanya kebal api, termasuk bisa melempar kelapa yang dibakar pakai tangan kosong.

"Mereka digembleng dengan tiga kekuatan," kata Fajar. "Satu adalah fisik yang menjatuhkan dan melumpuhkan lawan, kedua tenaga dalam melalui olah pernafasan dan yang ketiga ialah tenaga gaib dilatih dengan doa-doa melalui wirid (zikir)."

Fajar, sedikit berkelakar, menyatakan polisi-polisi yang dia gembleng siap menjadi anggota satuan elit antiteror dengan kekuatan super. Tak hanya kebal, terhadap bacokan, tembakan, dan panas membara, mereka juga bisa memiliki kepekaan tinggi terhadap marabahaya. Mirip-miriplah dengan indera supernya Spider Man.

Iklan

"Tanpa perlu senjata api, atau lainnya Insya Allah setiap kepalan tangan, kaki dan anggota tubuh adalah senjata," kata Fajar. Pelurunya melalui olah pernapasan dan amalan, membuka mata batin sekaligus intuisi melalui firasat ketika ada kejahatan yang ditujukan kepada dirinya."

Mistisme mengakar kuat dalam kebudayaan asli Indonesia. Benturan antara senjata api dan kekuatan magis bukan barang baru Indonesia. Beberapanya bahkan pernah diulas panjang lebar di media. Salah satu yang paling menggemparkab adalah kasus tentang seorang pembunuh yang tak mempan ditembak sampai seorang sniper polisi menembak cincin bertuah yang ada di jari sang pembunuh. Cari saja video-video semacam itu di Youtube, maka kita akan melihat bermacam cerita luar biasa adanya manusia super dari negara ini berkat menguasai ilmu silat dioplos ilmu kebal.

Fajar yakin sepenuhnya bahwa silat dapat dipakai tak sekadar untuk bela diri. Silat yang telah diimbuhi tenaga dalam bisa memberi proteksi tambahan pada personel polisi saat menghadapi pelaku aksi teror. Buktinya, menurut dia, sudah tersaji pada masa perjuangan antikolonial kakek nenek kita melawan militer Belanda.

"Pencak silat digunakan oleh orang-orang zaman dulu dalam mengusir penjajahan," kata Fajar. "Hanya berbekal bambu runcing dan teriakan Allahu Akbar, bisa melawan penjajah yang memiliki peralatan lebih canggih. Nah teriakan ini ibaratnya tenaga gaib pengobar semangat memberikan tambahan tenaga untuk melumpuhkan penjajah."