Li Jingwei menjadi korban penculikan saat baru berusia empat tahun. Dia sudah lupa siapa nama asli dirinya dan orang tua kandungnya, serta di mana tempat tinggalnya dulu. Namun, masih tersisa sepenggal kenangan akan kampung halaman. Lelaki yang kini berusia 37 menggambar peta desa kampung halamannya hanya berdasar ingatan, dengan harapan bisa kembali ke pelukan keluarga.
Usahanya membuahkan hasil hanya dalam hitungan hari. Dia dipertemukan dengan sang ibu kandung tepat saat perayaan tahun baru, setelah videonya viral di internet. Sebelumnya, Li gagal mendapatkan petunjuk dari keluarga angkat dan mencari hasil DNA di database nasional.
Videos by VICE
Pada 24 Desember, Li memperlihatkan gambar peta—di dalamnya terdapat sejumlah bangunan dan tempat yang dia yakini sebagai gedung sekolah, hutan bambu dan kolam kecil—melalui video yang diunggah ke platform Douyin, TikTok versi Cina.
“Saya anak yang sedang mencari rumahnya. Tetangga berkepala botak membawa saya ke Henan sekitar 1989, ketika umur saya baru empat tahun,” tutur Li dalam video. “Ini peta lingkungan sekitar rumah yang saya ingat.”
Hasil penelusuran pihak berwajib berujung pada Zhaotong, daerah pegunungan di Yunnan, Tiongkok. Berdasarkan laporan media lokal, Li dijual ke pasangan suami istri yang sangat mendambakan anak laki-laki. Mereka tinggal di Lankao County, Provinsi Henan, sekitar 2.000 kilometer jauhnya dari tempat lahir Li.
Budaya tradisional Tiongkok lebih mengidam-idamkan anak laki-laki daripada perempuan, sehingga mengakibatkan banyak anak laki-laki diculik dan dijual di pasar gelap. Kebijakan satu anak yang berlaku puluhan tahun semakin memperburuk masalah ini.
Sepanjang tahun lalu, banyak kisah anak-anak korban penculikan berhasil menemukan keluarga kandung setelah lama terpisah.
Seorang ayah bernama Guo Gangtang di Provinsi Shandong menempuh ratusan ribu kilometer naik sepeda motor untuk mencari putranya yang hilang. Kegigihannya selama 24 tahun berakhir manis Juli lalu. Kisah Guo diangkat ke layar lebar pada 2015.
Awal Desember kemarin, lelaki bernama Sun Haiyang berhasil menemukan putranya yang hilang 14 tahun lalu. Melihat ini, Li berharap juga bisa seperti mereka.
“Setelah melihat Sun Haiyang dan Guo Gangtang berhasil menemukan anggota keluarganya, saya berharap bisa bertemu orang tua kandung dan bersatu kembali dengan keluarga asliku,” katanya kepada media lokal setelah mengunggah gambar peta.
Kisah Li sontak menarik perhatian nasional, dan beberapa hari kemudian, dia dihubungkan dengan sejumlah orang yang kemungkinan besar adalah keluarganya, termasuk perempuan di Yunnan yang diyakini sebagai ibu kandung Li.
Saat teleponan, perempuan itu secara akurat mendeskripsikan bekas luka di dagu Li akibat jatuh dari tangga. Hasil tes DNA, yang diumumkan melalui akun Douyin resmi Kantor Anti-Perdagangan Orang Kementerian Keamanan Publik Tiongkok pada 28 Desember, mengonfirmasi keduanya sedarah. Pihak berwenang menambahkan akan mempertemukan Li dengan ibunya pada Sabtu, 1 Januari. Ayah kandung Li sudah tiada.
“Setelah 33 tahun menunggu, malam-malam penuh kerinduan yang tak terhitung jumlahnya dan peta yang digambar sesuai ingatan, ini momen pelepasan yang sempurna setelah 13 hari,” tulis Li di profil Douyin. “Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya bertemu keluarga.”
Follow Koh Ewe di Instagram.