Dunia seni sedang terguncang dan penuh kasak-kusuk, setelah Balai Lelang Chritie’s sukses menjual lukisan karya seniman Italia, Leonardo da Vinci, senilai US$450,3 juta (setara Rp6 triliun), saat sesi lelang Rabu malam lalu. Harga fantastis tersebut membuat Salvator Mundi, judul lukisan ini, resmi dinobatkan sebagai karya seni termahal sepanjang sejarah.
Salah satu alasan lukisan da Vinci tersebut terjual dengan harga selangit adalah statusnya yang langka. Tak sampai 20 lukisan da Vinci yang tersisa di masa modern—hampir semuanya terletak dalam museum—kecuali Salvator Mundi. Potret Yesus Kristus ini dilukis da Vinci pada tahun 1500-an. Lukisan tersebut menggambarkan Yesus sebagai “Juru Selamat Dunia”, yang mengenakan jubah biru serta memegang bola Kristal.
Videos by VICE
Sebelum pelelangan Rabu lalu, harga tertinggi yang dibayar peminat seni untuk sebuah lukisan adalah US$179,4 juta, untuk Women of Algiers (Version O) karya Pablo Picasso. Sedangkan, harga termahal yang terbayarkan dalam penjualan langsung, bukan lelang, adalah US$300 juta untuk lukisan Interchange karya Willem de Kooning.
Salvator Mundi memiliki sejarah panjang yang sangat rumit, sehingga tak masuk museum tapi dikuasai perorangan. Lukisan ini konon pernah tergantung di kamar istri Raja Charle I pada kurun 1600-an. Lukisan tersebut kemudian menghilang selama beberapa abad sebelum tiba-tiba ditemukan kembali pada awal 1900-an. Pakar seni memperkirakan seseorang telah mewarnai ulang muka dan rambut Jesus di lukisan Salvator Mundi selama masa-masanya hilang. Kemungkinan besar, pelakunya adalah salah satu pengikut da Vinci, Bernardino Luini.
Lukisan Yesus itu pada akhirnya berakhir menjadi milik milliarder Rusia bernama Dmitry Rybolovlev. Dia membeli lukisannya seharga US$127 juta, lalu menyerahkannya kepada Christie. Rybolovlev diperkirakan meraup keuntungan bersih sebesar $273 juta dari penjualan pekan ini. Sosok orang yang merogoh kocek sebesar US$400 juta untuk membeli Salvator Munci masih belum diketahui dan diungkap oleh pihak balai lelang.
Faktor lain membuat penjualan dari Salvator Mundi diselimuti skandal, selain dari harga yang gila-gilaan itu, adalah fakta tidak semua kritikus seni percaya itu lukisan asli da Vinci. Jerry Saltz salah satunya. Kritikus seni AS itu tiga hari lalu merilis esai, berargumentasi bahwa lukisan yang dilelang Christie’s palsu. Dia menyebutkan hasil sinar-X menunjukkan adanya upaya restorasi serta pengecatan berlebihan, serta kondisi lukisannya buruk. Direktur ArtWatch UK, Michae Daley, turut mempublikasikan riset mendalam yang mempertanyakan keaslian lukisan yang dilelang tempo hari.
Menurut laporan surat kabar the Guardian, pakar seni rupa terutama mempertanyakan keberadaan bola Kristal di tangan kiri Kristus yang menentang hukum fisika—karena bola kaca yang sesungguhnya seharusnya menunjukkan bayangan terbalik dari obyek yang terpantul. Kritikus seni berpendapat seniman sekelas da Vinci sangat memahami teknik cahaya memantulkan dan membias bayangan obyek. Karenanya, mereka menganggap kelalaian tersebut adalah kesalahan pemula, yang mengindikasikan lukisan Salvator Mundi mungkin telah dilukis ulang seorang anak didiknya. (Balai Lelang Christie merilis pernyataan tertulis, mengutip pendapat satu ahli, membantah tudingan dari para kritikus seni.)
Benar atau tidaknya soal keaslian tadi, faktanya ada orang supertajir yang sekarang telah memiliki lukisan dengan nilai sangat, sangat fantastis. Kemungkinan besar lukisan itu akan berakhir tersimpan di sebuah gudang besar yang berlokasi di tempat strategis untuk mendapatkan pajak rendah. Kendati begitu, sebagian pecinta seni rupa masih berharap si pembeli misterius ini sebetulnya mewakili museum, sehingga kelak Salvator Mundi akan digantung di sebelah Mona Lisa.