Satwa liar

Praktik Jual Beli Penis Biawak Ilegal Marak di India

Semua gara-gara alat kelamin biawak jantan dipercaya bisa membawa keberuntungan.
Penis biawak yang disita.
Penis biawak yang disita. Semua foto oleh Jose Louies/WTI

Jose Louies, petugas konservasi satwa liar di India, semula tidak percaya ketika mendengar penis biawak diperdagangkan sebagai “akar mistis” dari Himalaya. Dia baru percaya setelah kenalannya menaruh beberapa buah di atas meja.

“Baru pertama kali saya menyaksikan hal seperti itu selama 15 tahun bekerja di lapangan,” kenang kepala Divisi Pengendalian Kejahatan Satwa Liar Wildlife Trust of India. Peristiwa itu terjadi pada musim panas 2017.

Iklan

Penjual memasarkannya sebagai Hatha Jodi, produk sejenis akar yang bentuknya menyerupai sepasang telapak tangan manusia. Seperti squamata lainnya, kadal raksasa ini memiliki dua organ seksual yang keluar dari tubuh hanya saat ereksi.

Jose menyelidiki seberapa umum praktik itu selama enam bulan berikutnya, dan menemukan bahwa pelakunya adalah astrolog yang sebagian besar beroperasi di India tengah dan barat. Alat kelamin biawak jantan dibanderol dengan harga 1.000-3.000 Rupee (setara Rp197-592 ribu). “Akar mistis” ini diklaim mampu membawa keberuntungan, menarik jodoh dan memenangkan gugatan hukum. Termakan takhayul, pembeli mewarnainya dengan bubuk vermilion (bubuk merah terang) dan meletakkannya di antara berhala.

Biawak termasuk dalam spesies dilindungi oleh Undang-Undang Perlindungan Satwa Liar India. Namun, tingginya permintaan daging, kulit, darah dan penis biawak mendorong perburuan besar-besaran. Jose mengirim sejumlah sampel sitaan ke laboratorium untuk diperiksa apakah itu benar penis biawak.

Setelah terbukti benar, dia melapor ke Biro Pengendalian Kejahatan Margasatwa untuk ditindak tegas. Lembaga itu melakukan penggerebekan di 14 titik selama tiga bulan, dan menyita lebih dari 300 buah Hatha Jodi.

Hemipenis biawak yang sudah mati.

Hemipenis biawak yang sudah mati.

Masih terekam jelas di benak Jose sewaktu dia menyita 30 penis biawak dari rumah mantan petugas bea cukai yang banting setir jadi astrolog di New Delhi. Pada saat itu, sang paranormal mengklaim aura negatif menyelimuti Jose yang berpura-pura sebagai pelanggan. “Dia tidak sadar auraku berarti buruk untuknya,” Jose bergurau.

Iklan

Dalam kasus lain, dia bertemu dengan ahli biologi yang sudah 15 tahun menyembah Hatha Jodi. Tim Jose juga menemukan 40 penis di negara bagian Karnataka, barat daya India.

Setelah satu tahun menjalani misi, Jose optimis timnya berhasil mengekang permintaan dengan meningkatkan kesadaran publik.

“Praktik ini belum dihentikan sepenuhnya, tapi situs e-commerce telah melarang pencarian yang berkaitan dengan aktivitas jual beli tersebut,” terangnya. Menurut kabar yang dia dengar terakhir kali, satu Hatha Jodi dihargai 50.000 Rupee (Rp9,8 juta). Hal ini “mengindikasikan terjadinya penurunan persediaan”.

Sumanth Bindumadhav, manajer senior satwa liar dan tanggap bencana Humane Society International India, telah mengawasi perdagangan biawak selama 11 tahun terakhir. “Perdagangan [produk biawak] kemungkinan besar dilakukan di pasar gelap,” tutur Sumanth.

Daging dan darah biawak dipercaya mujarab menyembuhkan penyakit, dan mampu menjaga stamina serta memaksimalkan kejantanan lelaki. Pejuang India Tanaji Malusare konon berhasil memanjat tebing curam dengan bantuan biawak peliharaannya yang mencengkeram bebatuan.

“Itu semua omong kosong,” Varad Giri, direktur pusat sumber daya lingkungan NIDUS di kota Pune, menegaskan. “Biawak sama saja seperti kadal lain. Yang membedakan hanya ukurannya yang lebih besar. Darah dan organ tubuhnya pun sama dengan reptil lain. Tak ada kandungan tertentu di dalam darah biawak yang dapat dijadikan obat.” 

Iklan
Pemburu memotong biawak.

Pemburu memotong biawak.

Sumanth memberi tahu VICE, daging biawak sering jadi santapan orang India. Apabila stoknya habis, menurut seorang narasumber, juru masak akan menggantinya dengan buntut sapi tanpa sepengetahuan pembeli.

Sekilo daging hewan liar dijual seharga 3.500 Rupee (Rp691 ribu), sedangkan 50ml darah biawak dihargai lebih dari 500 Rupee (Rp98 ribu). Harga minyak biawak di pasaran dipatok mulai 1.000 Rupee (Rp197 ribu) untuk 50ml.

“Biawak tidak memproduksi minyak. Minyak ini sebenarnya merupakan rebusan minyak mustard yang telah dicampur salep pereda nyeri atau kapur tohor yang meninggalkan sensasi terbakar saat dioleskan ke kulit,” narasumber VICE membeberkan.

Penis hewan eksotis bahkan digadang-gadang mengandung afrodisiak alami yang dapat dikonsumsi dengan cara dimasak atau ditumbuk.

Biawak diburu dengan sangat sadis. Pemburu memancing kadal raksasa dengan jeroan ayam yang diikat menggunakan kabel kopling atau rem kendaraan. Setelah tertangkap, organ seksual biawak akan direbus hidup-hidup dan badannya ditekuk ke belakang hingga penis menyembul keluar. Pemburu lalu memotongnya dengan benda tajam.

Hasil pemantauan Sumanth menunjukkan bahwa biawak diperdagangkan melalui Bihar, negara bagian di timur India yang berbatasan dengan Nepal. Hewan itu kemudian diangkut dari Nepal menuju Tiongkok, Vietnam dan negara-negara Asia Tenggara. Biawak juga dianggap hewan peliharaan eksotis di Eropa.

“Kaki dan ekor biawak sering kali diikat erat-erat di punggungnya supaya bisa masuk tas dan ransel,” ujar Sumanth, yang sudah ratusan kali menemukan biawak hidup dijual dengan cara begini. “Biawak bisa bertahan hidup tanpa makan selama beberapa hari. Tapi dalam banyak kasus, kami menemukannya dalam keadaan anggota tubuhnya tidak lengkap, sehingga tidak layak untuk dilepasliarkan,” lanjutnya. Lalu ada juga risiko biawak tertular penyakit dari satwa yang diperdagangkan. Penyakit ini bisa saja menular ke hewan lain, atau lebih buruk lagi ke manusia.

Berhubung tidak ada sistem hukum yang ketat di India, Jose mengambil peran sebagai pengendali kejahatan satwa liar yang akan merugikan semua oknum yang terlibat. “Kalian harus siap siaga setiap saat untuk memerangi kejahatan terhadap satwa liar.”