Maaf Kawan-Kawan, Kubur Harapanmu Kaya Mendadak Jual Koleksi Koin Rupiah Sawit

Selamat datang di Can't Handle the Truth , kolom VICE Indonesia mengulas hoax dan berita palsu paling ramai dibicarakan pengguna Internet

Ini baru namanya propaganda kelas tinggi. Tidak terendus dari mana asal muasalnya, koin seribu perak lawas bergambar pohon sawit tiba-tiba dibicarain netizen dua hari terakhir. Di beberapa marketplace online, koin khas tersebut bisa dibanderol hingga ratusan juta rupiah.

Internet gempar, mempertanyakan mengapa kepingan koin dijual lebih mahal dari nominal hadiah pemenang Who Wants to be A Millionare? Padahal, koin ini baru diproduksi tahun 1993 yang itungannya juga enggak kuno-kuno banget.

Bank Indonesia, lewat akun Twitter resminya, sampai mengumumkan kalau uang tersebut masih berlaku sebagai alat pembayaran. "Uang pecahan Rp 1.000 tahun emisi 1993 bergambar kelapa sawit masih dinyatakan berlaku sebagai alat pembayaran yang sah di NKRI sepanjang belum dicabut dan ditarik dari peredaran," seperti dikutip dari keterangan akun BI.

Kan males, udah beli mahal-mahal, eh cuma bisa buat beli coklat Ichiban? Adakah sesuatu yang enggak kita tahu, rahasia di balik koin gabungan kuning-perak ini?

Saat tulisan ini dibuat, harga tertinggi koin sawit dipegang oleh pelapak Bukalapak yang ngasih banderol Rp1,4 miliar! Di Shopee, lapak termahal tercatat menjual koin seharga Rp250 juta. Para pedagang koin di Tokopedia mentok menjual seharga Rp100 juta "saja".

Pedagang uang kuno angkat bicara saat dikonfirmasi media. Menurut mereka, keributan ini mengada-ada. Annas Fadloli misalnya, pedagang uang nominal beneran yang menawarkan koleksinya di Shopee bilang harga pasaran uang koin sawit cuma Rp2-3 ribu saja. Ia yakin banget sama pendapatnya karena udah jual-beli koin sawit sejak 2015.

"Kalau orang tahu, harga pasarannya sebenarnya ya cuma Rp2 ribu sampai Rp3 ribu saja. Jadi, yang viral sampai jutaan itu hanya hoaks saja," kata Annas kepada CNN Indonesia. Menurut Annas, uang koin sawit yang sudah dibersihkan sehingga kilapnya sampai menyilaukan matahari aja mentok di angka Rp3.600 per keping.

Menurut pedagang, koin sawit punya pasar tersendiri. Sebab, bentuknya unik dan populer untuk jadi hiasan mahar perkawinan. Kalau dari bahan baku produksinya, tidak ada yang istimewa. Koin kelapa sawit ini dibuat dari campuran nikel untuk lingkaran luar, kemudian bagian dalamnya disepuh perunggu.

Kolektor dan penjual uang lawas asal Bantul Sutomo juga berpendapat serupa. Doi menganggap uang koin sawit ini belum termasuk langka. Doi sendiri menjualnya cuma Rp1.500 per keping.

"Adapun harga bertebaran di internet banyak yang asal posting saja. Itu [koin sawit] masih banyak jumlahnya. Mustahil jika harganya jutaan. Sementara, uang yang sudah puluhan tahun saja, kenaikannya tidak terlalu signifikan," kata Sutomo kepada Tribunnews.

Sutomo lanjut menjabarkan syarat-syarat menentukan kapan uang sudah termasuk kuno atau belum. Menurutnya, uang harus berhenti diterbitkan Bank Indonesia dan udah ditarik dari peredaran. Atau uang emang spesial dan dicetak dalam jumlah teratas. Contohnya, Sutomo cerita pada 1952 ada uang seri budaya dengan pecahan Rp5 rupiah sampai Rp1.000. Ada juga uang bergambar Soekarno yang edar 1960.

Bagi yang kebetulan ada koin sawit di rumahnya, jangan langsung lesu dulu. Ini ada pendapat dari pedagang uang kuno asal Gresik Gus Ahmad Legen yang bisa buat kamu beneran lesu selesu-lesunya.

"Sebenarnya yang viral sampai harga berjuta-juta itu menurut saya dilebih-lebihkan. Kenyataannya tidak demikian, saya punya stok tiga ribu keping dan harga jualnya normal Rp2.500 sampai Rp4.000 per keping. Teman-teman saya yang kolektor juga tertawa saja melihat berita uang koin itu harganya mahal sekali," ujar Gus Ahmad kepada Detik.

Melihat gimana pengamat kemanan siber memperingatkan adanya potensi penipuan uang palsu dari fenomena ini, harapan kaya mendadak akibat koin sawit sepertinya semakin tertutup. Hff, satu-satunya hal bersawit yang bisa kita, rakyat biasa ini, rasakan secara maksimal manfaatnya mungkin memang hanya #sawityowit.