Serba-Serbi Kencan

Kenapa Sih Banyak Cowok di Aplikasi Kencan Terasa Sangat Kompetitif?

"Elo suka pedas? Kita lomba aja yuk. Yakin deh lo gak bisa ngalahin gue."
Nana Baah
London, GB
Perempuan main hp dengan kolase chat cowok pamer
Foto oleh Emily Bowler. Kolase oleh staf VICE.

Aplikasi kencan sudah enggak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari anak muda. Di sinilah kita kenalan dan ngobrol dengan orang baru, dan bertemu pasangan hidup kalau beruntung. Aplikasi kencan makin terasa manfaatnya di tengah PSBB, khususnya untuk mengisi kekosongan.

Masalahnya, enggak semua pengguna aplikasi kencan menyenangkan. Kalian para cewek pasti pernah sekali dua kali kenalan sama cowok yang baru ketahuan belagu setelah match sama dia. Kalian ceritanya nyebutin BMTH di kolom musik favorit OKCupid, terus doi langsung nembak pertanyaan “Eh fans BMTH juga? Suka album baru atau lamanya, nih?” Meski kedengaran biasa saja, mereka cenderung punya maksud lain saat bertanya seperti itu. Seandainya kalian jawab “album baru”, pasti selanjutnya mereka akan berkoar-koar mengidolakan BMTH dari album Count Your Blessings atau Suicide Season.

Iklan

Memamerkan kehebatan kepada perempuan yang belum dikenal termasuk ke dalam negging, atau bentuk manipulasi emosional yang biasa digunakan pick-up artist. Trik merayu perempuan ini dibahas dalam buku Neil Strauss berjudul The Game. Ketika melakukan negging, seseorang menjatuhkan harga diri perempuan untuk menarik perhatian mereka.

Enggak ada satupun perempuan yang suka digoda dengan komentar negatif, tapi entah kenapa masih ada saja lelaki yang melakukan ini. Aku pribadi pernah match sama cowok yang mengajak “lomba masak” karena aku hobi masak, dan satu lagi pamer menonton lebih banyak episode The Simpsons daripada aku.

Alex*, 27 tahun, merasa “obrolan kompetitif” enggak sama dengan memberi komentar negatif. Dia melakukan ini untuk memastikan selera humornya sama. “Bercanda kayak begini lebih seru dan kesannya enggak ngebet banget,” katanya.

Semua cewek yang aku tanyakan pendapatnya berkata lain. Perempuan 22 tahun bernama Lexi menulis hafal semua bendera di profil Hinge-nya. “Banyak cowok bilang bisa mengalahkanku,” ungkapnya. “DM penuh laki-laki yang meremehkan pengetahuan benderaku. Mereka mungkin memang hafal semua bendera, cuma rasanya enggak pantas saja bilang mereka ‘bakal mengalahkanku’. Boleh banget kok kalau mau bersaing, tapi jangan merendahkan kayak begitu. Yang ada bikin ilfil.”

Kesia, 22 tahun, juga pernah menerima pesan semacam itu di aplikasi kencan. Menurutnya, merasa lebih jago bukanlah cara merayu yang benar. “Rasanya menjengkelkan banget, apalagi kalau skenarionya enggak jauh-jauh dari beer pong atau mini golf,” tuturnya. “Percikan kompetitif itu sehat dalam hubungan, tapi butuh waktu untuk mengembangkannya. Yang pasti, sih, enggak banget kalau melakukannya di aplikasi kencan.”

Iklan

J, 25 tahun, mengatakan teknik merayu ini menjadi salah satu alasan dia berhenti kenalan sama cowok di aplikasi kencan. “Aku biseksual dan lebih sering pacaran dengan perempuan,” katanya. “Pacaran sama cowok menyeramkan, dan makin menakutkan kalau mereka kelakuannya seperti itu. Sama sekali bukan cara yang bagus buat merayu.”

Perempuan 25 tahun bernama Irem sepakat. Dia bisa lebih menerima komentar kompetitif jika datang dari perempuan. “Aku biseksual dan enggak masalah kalau cewek merayuku dengan cara begini,” ujarnya. “Tapi kalau cowok yang melakukannya, aku rasanya mau ngomel ‘iya tahu lo keren, bisa berhenti gak?’”

“Mungkin mereka cuma bercanda, tapi buat aku itu konyol.”

Aku mencari tahu alasannya dengan menanyakan soal ini ke psikolog perilaku, Jo Hemmings. Aku tak lupa menunjukkan chat lomba masak sebagai contoh.

“Ini termasuk peacocking, alias cuma kepengin pamer,” tutur Jo. “Jenis cowok peacocking enggak akan menyadari [kalau orang enggak tertarik mendengarnya]. Tapi, mereka bisa juga seperti ini karena enggak berpengalaman atau kurang terampil. Dalam kasusmu, mengajak lomba masak jelas bikin ilfil. Teknik merayunya enggak bagus.”

Kalau memang suka merayu dengan gaya kompetitif, Jo menyarankan untuk enggak terang-terangan menantang mereka.

“Padahal dia bisa saja bertanya, ‘Kamu suka masak apa?’ Terus kalau kamu jawab ‘aku jago masak hidangan Thailand’ dan dia kebetulan juga suka masakan Thailand, baru deh masuk akal kalau dia mengajak lomba.”

Sayangnya buat cowok jago masak itu, aku sudah keburu malas meladeninya.

*Nama narasumber telah diubah atas alasan privasi.

@nanasbaah

Artikel ini pertama kali tayang di VICE UK