10 Pertanyaan Bikin Penasaran yang Dari Dulu Ingin Kamu Ajukan ke Pakar Feng Shui di Jakarta Utara
Angelina memamerkan salah satu piranti yang dipakainya saat menjalankan konsultasi feng shui. Foto oleh penulis.
10 Pertanyaan Penting

10 Pertanyaan Bikin Penasaran yang Dari Dulu Ingin Kamu Ajukan ke Pakar Feng Shui

Kalau mau belajar feng shui apakah harus bisa Bahasa Mandarin? Kenapa praktisinya mengklaim ilmu menata ruangan ini ilmiah? Berikut obrolan VICE bersama seorang konsultan feng shui di Jakarta Utara.

Kalau kamu refleks mengetok-ngetok meja tiga kali setiap tak sengaja mengucapkan kejadian-kejadian buruk tidak diharapkan, permisi dulu tiap mau kencing di semak, ogah beli rumah bekas yang penghuni sebelumnya meninggal tak wajar, jangan ngaku-ngaku tidak percaya takhayul deh. Faktanya, kita di Indonesia tumbuh besar dengan menjunjung nilai-nilai yang kadang tidak dapat dibuktikan kebenarannya secara saintifik—seperti beberapa kebiasaan di atas—dan akhirnya kita pun menganggapnya sebagai kewajaran.

Iklan

Takhayul memang masih bertahan kuat di negara ini sampai sekarang kok, dipercaya semua lapisan masyarakat. Guru matematika mana yang mengajarkan angka sehabis 3 itu 3A atau bahkan langsung lompat ke 5? Tentu enggak ada. Tapi nyatanya hampir semua gedung-gedung bertingkat tidak memiliki lantai 4 dan lantai 13.

Memang, bagia beberapa orang, takhayul itu adalah kenyataan lantaran mereka merasakan dampak kerugian yang nyata ketika tidak mempercayainya. Kurang nyata apalagi kalau nilai aset properti bisa turun drastis semata-mata karena posisinya yang langsung menghadap jalan atau yang dikenal dengan posisi tusuk sate?

Kalau kita mau cari biang keladinya, beberapa pemahaman-pemahaman tersebut, terutama yang terkait dengan pengaturan rumah, lahir dari kepercayaan asal Tiongkok bernama feng shui. Konon katanya, dengan menuruti nilai-nilai yang diajarkan feng shui, niscaya keberuntungan dan kebahagiaan lebih rajin menghampiri seseorang.

Karena tentu tidak ada orang yang tidak mau beruntung, saya coba berbincang-bincang dengan salah satu pakar feng shui, Angelina Fang dari Feng Shui Consulting Indonesia di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Bersama suaminya, dia menjalankan bisnis konsultasi hingga ke negara-negara lain, termasuk Singapura dan Malaysia.

Saya penasaran, sebetulnya apakah feng shui betulan bisa bikin saya makin makmur? Apakah ini ilmu eksklusif hanya untuk orang Tionghoa, dan bisakah mempercayai dan mengimplementasi nilai-nilai feng shui bisa membuat saya auto sukses? Berikut cuplikan obrolan saya dan Angelina.

Iklan

VICE: Apa yang membuat anda memutuskan mendalami ilmu ini dan akhirnya jadi konsultan feng shui?
Angelina Fang: Awalnya yang jadi pakar feng shui itu suami saya (Yulius Fang) dulu. Waktu itu saya jadi asistennya, merangkap sekretaris, merangkap customer service dan lain-lain. Puji syukur makin lama makin banyak kliennya dan beliau semakin butuh bantuan, jadi saya akhirnya ikut turun. Saya belajar ke luar negeri untuk mendapatkan sertifikasi. Kalau ditarik lagi kenapa Pak Yulius bisa jadi konsultan feng shui, titik baliknya itu karena kita pindah ke tempat tinggal baru. Gimana sih suami istri masih muda, waktu itu mikir mau tinggal di ruko karena nilai investasinya lebih bagus. Tapi setelah beberapa bulan pindah ke sana, Pak Yulius sakit vertigo. Kepalanya muter-muter setiap hari, selama hampir satu tahun lebih. Langsung lah kita otomatis ke dokter, sampe CT scan, MRI, sampai cek jantung. Lalu kita di-refer ke dokter syaraf, eh malah dikasih obat tidur. Satu hari bisa tidur 15 jam. Sehari kegiatannya cuma bangun tidur, makan obatnya, tidur lagi, abis bangun, makan obat lagi, tidur lagi. Udah ke dokter sampai tiga kali dan semuanya enggak menawarkan solusi. Saking parah vertigonya, Pak Yulius cuma tinggal di rumah, enggak bisa nyetir, enggak bisa kerja. Karena punya waktu luang yang banyak, dia baca-baca buku dan kebetulan memang buku feng shui nya cukup banyak. Baru akhirnya terpikir apa [penyebab sakit vertigonya] karena rumah ini? Permasalahannya, sebelumnya enggak pernah ada keluhan seperti itu.

Iklan

Ternyata setelah enam bulan menerapkan ilmu feng shui dia sembuh. Tapi selain belajar feng shui juga kita kritisi banyak hal. Kita cari kenapa bisa begitu. Apa ada salah makan? Apa dari gaya hidup kita? Setelah dikritisi ternyata memang nggak ada. Setelah paham feng shui pun kita masih kritisi. Jadi menurut feng shui posisi tidur Pak Yulius ada di sektor sakit.

Bisakah kita bilang feng shui sebatas ilmu mengatur arah hadap tidur?
Angelina: Enggak, feng shui itu sifatnya holistik. Jadi ada banyak faktor. Cuma yang terutama itu kita memperhitungkan energi alam yang universal, seperti angin, sinar matahari, panas atau dingin ruangan, gelap atau terang ruangan. Itu yang paling simpel dulu. Baru yang lebih mendetailnya kita menggunakan formula, yang merupakan hasil dari pemetaan astronomi seperti posisi bintang, posisi planet, dan lain sebagainya. Hal-hal ini diterjemahkan jadi angka-angka dan aksara-aksara China yang menjadi formula. Bayangin ruko itu kan bentuknya memanjang ke belakang dan jendelanya di depan doang. Abis itu karena takut berdebu dan capek bersihinnya, jendelanya enggak pernah kita buka. Sejak kita tau feng shui, kita buat void di belakang rumah ada lubang ke atas. Jadi ada angin masuk dari belakang. Di lantai 4 juga kita kasih kawat nyamuk supaya angin bisa masuk. Jadi kita buat sirkulasi udaranya lancar juga selain mengganti arah hadap tidur.

1579166677238-Untitled-design-30

Angelina berpose di rumah sekaligus kantornya.

Kenapa anda menganggap feng shui itu ilmiah?
Pakar feng shui itu bukan paranormal. Saya enggak punya kemampuan menerawang orang. Kita tetep butuh data orangnya. Mulai dari data tempat, tanggal, dan jam lahirnya. Kita juga butuh data tempat tinggalnya untuk bisa tahu hoki rumahnya. Kita butuh denahnya, link Google Mapsnya, lokasinya di mana, arah hadapnya ke mana. Mungkin orang zaman sekarang tahunya arsitek ya. Bila arsitek memperhatikan struktur bangunan, keindahan, dan fungsionalitasnya, feng shui turut memperhatikan energi yang ada di bangunan tersebut. Di luar rumahnya ada bangunan apa? Zaman dulu ada bukit atau apa di lokasi itu? Terus ada sungai apa enggak? Kualitas air sungainya bersih apa enggak? Kemudian angin bertiup dari mana? Dari barat atau dari timur? Kemudian angin yang bertiup itu gimana? Tujuan semua informasi tadi, supaya ketika ada bangunan, sirkulasi udara di dalamnya bagus. Itu yang kita analisis. Itu kan bisa dibuktikan oleh sains ya, terpapar sinar matahari memang terbukti punya banyak manfaat.

Iklan

Kalau ilmiah, kenapa feng shui yang pakai piranti khusus seperti paranormal?
Feng shui sendiri alirannya ada seratusan. Dulu di China pada saat komunisme berkembang, feng shui dilarang. Akhirnya master feng shui banyak yang lari ke tempat lain, misalnya Hong Kong, Taiwan, Malaysia, Singapura, dan lain sebagainya. Jadi pada saat menyebar, ilmunya juga tersebar dan sering digabungkan dengan kepercayaan dari budaya masing-masing. Cuma memang ada feng shui yang menggunakan benda-benda tertentu, terutama misal di Hong Kong, kan di sana bangunan apartemennya kecil-kecil. Jadi mau diubah gimana-gimana agak susah, makanya muncul satu tren, fenomena benda-benda feng shui. Kalau butuh energi logam, taruh barang yang mengandung logam. Kita sendiri kebetulan enggak pakai benda-benda, kita lebih menganalisis energi-energi alam.

Aliran yang kami anut ini namanya autentik klasik. Kita sih percaya meski ada benda-benda feng shui, bukan karena benda yang menyebabkan kita jadi hoki. Misalkan kita ada taruh satu patung Dewa Kemakmuran. Setiap kita lihat, kita akan ingat untuk cari uang. Jadi itu seperti satu reminder hal yang baik untuk kita, untuk selalu semangat dalam bekerja. Bukan karena benda itu kita jadi hoki, tapi karena kita melihat benda itu kita jadi teringat untuk cari uang. Karena hoki itu juga dipengaruhi oleh beberapa faktor menurut feng shui, ada namanya keberuntungan langit, keberuntungan yang berdasarkan tempat, tanggal, dan jam lahir kita, ada namanya keberuntungan bumi, yaitu bangunan tempat kita tinggal. Lalu ada keberuntungan manusia, itu usaha kita, kerja keras kita, sama networking kita. Kalau tiga-tiganya bagus, hasilnya akan bagus.

Iklan

Tantangan terberatnya apa sih ketika menjalani profesi ini?
Kesulitan yang kita hadapi sekarang lebih ke edukasi orang sih mengenai feng shui yang otentik klasik, yang ilmiah, universal, tidak berhubungan dengan agama atau kepercayaan. Terlalu banyak mitos anggapan orang yang ditanya kenapa juga gatau. Kita mau encourage people untuk berpikir lebih logis dalam menerima feng shui.

Apa respons keluarga dan kenalan setelah tahu anda konsultan feng shui?
Kesan mereka sih fine-fine aja, karena saya jelasin kita bukan orang pintar, masih banyak belajar. Bukan paranormal. Kan orang takut kita paranormal. Dikirain kita bisa begitu atau kita ada dewa-dewa atau makhluk-makhluk di samping kita. Tapi kita berusaha educate kalau feng shui kita itu ilmiah. Di rumah kita pun ga ada yang aneh-aneh. Kalau ada ornamen-ornamen cina ini karena mau Chinese new year aja. Kadang ada yang nanya juga tiap menjelang Imlek hokinya gimana. Ya kita anggap kayak obrolan ringan aja. Sosialisasi dan profesional tetap kita jaga dengan baik.


Tonton dokumenter kami mewawancarai pawang yang bisa memahami bahasa binatang:


Apa cuma orang Tionghoa yang cuma bisa jadi ahli feng shui?
Jawabannya tidak, karena ketika belajar feng shui di luar negeri, banyak orang Eropa mempelajarinya. Siapa pun itu, kalau memang mau dan niat bisa belajar. Kayak ilmu nuklir apakah cuma orang Barat yang bisa belajar nuklir, jawabannya semuanya bisa asalkan dia mau belajar. Cuma orang Tionghoa kan mungkin akan lebih terbiasa dengan tradisinya, bahasanya, pola pikirnya. Bahkan orang bule sendiri ada sebagian yang lebih belajar feng shui karena mereka juga praktisi yoga, praktisi healing yang menggunakan chakra, ada yang lebih seperti itu, lebih ekstrem dari kita. Adapun kita kan beneran feng shui aja. Bule-bule malah mereka campur, kayak oriental pengobatan, astrologinya, semuanya versi Asian lah.

Iklan

Setelah paham feng shui, jadi sering kepikiran kah tiap melihat lokasi rumah atau ruangan di kehidupan sehari-hari?
Jujur aja enggak sih. Karena kita belajar feng shui, hidup jadi lebih damai sebenernya. Kayak Yin dan Yang yang jadi konsep dasar kita juga. Yin dan Yang itu kan lingkaran hitam dan putih. Di dalam bagian hitamnya ada 1 titik putih. Di dalam bagian putih juga ada 1 titik hitam. Kita menyadari bahwa positif dan negatif itu bukanlah dua hal yang saling berlawanan, tapi saling melengkapi. Di dalam feng shui kita belajar bahwa hidup orang tuh ga ada yang sempurna, rumah pun ga ada yang 100 persen bagus feng shui-nya.

Saat kita tahu nih tahun ini misal kita lagi enggak beruntung, itu sialnya bukan 12 bulan berturut-turut. Setiap tahun, tiap orang minimal punya 4 bulan bagus. Nah di dalam bulan yang jelek pun ada hari yang bagus. Di dalam hari yang jelek pun ada jam yang bagus. Kayak bioritme aja, ada orang yang pagi-pagi bawaannya stres atau males, makin sore makin seneng, atau kebalikannya. Atau ada juga yang lebih lancar kerjanya kalau malam hari, atau pagi hari. Sebenernya konsepnya mirip.

Keyakinan feng shui apa yang menurut anda paling absurd?
Yang menurut saya absurd pemahaman orang awam yang lihat feng shui rumah cuma dari jumlah anak tangganya. Memang ada kepercayaan yang jumlah anak tangga dalam satu rumah lebih baik antara kelipatan 4 atau kelipatan 5. Karena 4 itu sheng-lǎo-bìng-sǐ (lahir, tua, sakit, mati) jadi maunya jatohnya di lahir. Ada juga yang pake 5 shēng-lǎo-bìng-sǐ-kǔ (lahir, tua, sakit, mati, menderita), jadi maunya jatuh di lahir atau di tua, enggak mau di mati atau menderita. Menurut saya ini absurd karena jumlah anak tangga kan mempertimbangkan tinggi ceiling dari rumah. Pijakannya harus bagus, jangan terlalu lebar, jangan terlalu sempit. Yang penting kan keamanan dan kenyamanannya, apalagi kalau ada orang tua atau anak kecil. Lagian kalau feng shui tangga buruk, seharusnya enggak terlalu berpengaruh, memang seberapa sering kita di tangga? Beda kalau kamar tidur, karena kita menghabiskan waktu paling banyak di kamar kan. Kalau pertanyaan dari klien yang paling absurd, ada yang nanya, "Setelah di feng shui, pendapatan saya akan naik berapa persen?" [tertawa]. Konsultasi feng shui tuh terhitung mahal atau tidak?
Kalau harga konsultasi feng shui di Indonesia sih beda-beda ya, karena profesinya sendiri enggak ada standardisasi. Kalau [menerka tarif] dokter mungkin kita cari lima rumah sakit, bandingin harganya, udah tau kira-kira standarnya berapa. Sementara pakar feng shui sih ada yang pake ang pao (sukarela) saja. Keahliannya juga kan beda-beda ya, ada mungkin yang dari hasil baca buku, ada yang ilmu turunan dari keluarganya, ada juga yang profesional. Saran kita sih, ketika ingin konsultasi, yang dipikirkan bukan masalah biayanya, tapi masalah kecocokan. Kayak ketemu dokter deh, dokter anak sebanyak itu, kita pilih dokter A mungkin karena komunikasinya enak, bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan kita, atau mungkin karena kecenderungan kasih obat secukupnya aja. Begitu juga dengan pakar feng shui, lebih masalah kecocokan sih.


10 Pertanyaan Penting adalah kolom VICE Indonesia yang mengajak pembaca mendalami wawancara bersama sosok/profesi jarang disorot, padahal sepak terjangnya bikin penasaran. Baca juga wawancara dalam format serupa dengan topik dan narasumber berbeda di tautan berikut:

10 Pertanyaan yang Selalu Ingin Kamu Sampaikan Pada Polisi Pembakar Narkoba

10 Pertanyaan Ingin Kalian Ajukan Pada Pengacara Teroris

10 Pertanyaan Bikin Penasaran yang Ingin Kalian Sampaikan Pada Ahli Kung Fu di Jakarta