Artikel ini pertama kali tayang di The Creators Project.
Joker, the Riddler, Bane, Scarecrow, Mr. Freeze, Poison Ivy, Two-Face: mereka semua adalah karakter-karakter penjahat karismatik yang sukses memperkuat cerita Batman seperti kita kenal sekarang. Komik lain dengan deretan musuh sepadan bagi sang superhero, tapi masih belum setara Batman, paling cuma Spiderman. Walaupun punya koleksi penjahat beraneka ragam, karakter terbaik serial Batman sebetulnya yang satu ini: Gotham City. Kota gelap, berbahaya, serta penuh sampah masyarakat yang melahirkan sosok miliarder yatim piatu Bruce Wayne menjadi seorang penumpas kejahatan. Ternyata bukan cuma kami yang berpikir demikian. Melalui video esai brilian bertajuk The Evolution of Batman’s Gotham City, akun Youtube Nerdwriter yang sering membahas bermacam isu budaya pop melacak sejarah Gotham sejak edisi pertama Batman terbit sampai sekarang.
Videos by VICE
Gotham pada dasarnya diilhami kondisi Kota New York. Gotham baru ada pada Detective Comic Edisi 48. Sebelumnya latar belakang cerita Batman adalah New York. Video Nerdwriter secara cerdas berhasil meyakinkan penonton, bahwa tanpa adanya Gotham, maka karakter Batman tidak akan bisa terbentuk sempurna. Batman ada hanya dan hanya jika, dia hidup di lingkungan sekeras Gotham.
Pada edisi pertama, sampai kemudian menuai kesuksesan dan diubah menjadi serial televisi yanf dibintangi Adam West, Batman masih lebih menonjol dari Gotham City. Cerita setiap episode komik atau serial TV Batman saat itu cenderung kekanak-kanakan. Pentingnya Gotham baru disadari tim penulis Batman di DC Comic ketika serial Adam West tak lagi menarik minat publik. “Sejak pamor serial televisinya menurun, tim penulis Batman mulai mengusung tema-tema kelam ke dalam cerita. Semua penulis di serial Batman menyadari ada benang merah yang bisa mereka pertahankan dari mitologi Batman,” kata Evan Puschak penulis sekaligus narator Nerdwriter. “Yakni eksistensi setiap karakternya—pahlawan maupun bajingan—yang hidup di sebuah kota bernama Gotham. Sejak itulah Gotham menjadi penting dalam cerita Batman, bahkan menjadi semacam karakter tersendiri.”
Frank Miller lantas memperluas kemungkinan penggambaran Gotham City, menambah bobot kelam dari kota tempat tinggal Bruce Wayne tersebut. Dia meminjam ketakutan masyarakat Amerika dekade 80-an terhadap meningkatnya kasus kejahatan dan kerusakan lingkungan akibat industrialisasi massif di perkotaan, saat menggambarkan suasana Gotham. “Sejak karya [Miller] muncul, Gotham menjadi semacam mimpi buruk.”
Memasuki dekade 90-an, Sutradara Tim Burton dan Perancang Set Anton Furst meneruskan semangat Gotham sesuai tafsiran Miller. Gotham dalam film layar lebar perdana Batman di Hollywood menjadi sebuah metropolitan gotik, yang menyimpan banyak lorong-lorong gelap dan selalu bernuansa muram. “Gambaran di film pertama itu mematenkan citra Gotham yang ikonik sebagai tempat tinggal sang manusia kelelawar,” kata Nerdwriter.
Kami sepakat pada analisis Puschak. Belum ada lagi penggambaran arsitektur metropolitan yang kelam, becek, dan dipenuhi anggota sirkus penebar teror, melampaui visi Tim Burton sampai sekarang. Untuk menyaksikan sendiri bagaimana Gotham City berevolusi selama 70 tahun lebih—sejak serial Batman muncul menemani pembaca, ketika kota ini belum bernuansa noir sampai dibayangkan sebagai tiruan Chicago oleh Christopher Nolan—ada baiknya kalian menonton sendiri ulasan Nerdwriter dalam video berikut:
Silakan baca-baca lagi ulasan The Creators Project atas Batman dan komik-komik lain di tautan ini.