Beberapa Mahasiswi Muslim di AS Mengalami Serangan Setelah Trump Menang Pemilu

Photo via Flickr user Örlygur Hnefill

Kepolisian sedang mendalami beberapa laporan serangan pada perempuan muslim yang terjadi di sejumlah kampus, hari-hari belakangan setelah Donald Trump memenangi pemilihan presiden Amerika Serikat. Demikian laporan yang dilansir the New York Times.

Sehari usai pencoblosan, Rabu (9/10) seorang mahasiswi berhijab di San Diego University yang berjalan kaki menuju lokasi parkir mobilnya, dirampok oleh dua lelaki. Menurut juru bicara kepolisian setempat, pelaku tak sekadar mengambil paksa dompet, tas, dan kunci mobil korban. Salah satu dari mereka turut melontarkan kata-kata rasis pada wanita muslim itu, serta menyebut-nyebut soal kemenangan Trump. Setelah melaporkan kasus perampokan ini ke kantor polisi setempat, mobil perempuan muslim itu sudah dibawa kabur. Polisi menyimpulkan kejahatan dua pemuda tadi memiliki unsur kebencian dan prasangka pada ras tertentu.

Videos by VICE

Di hari yang sama, dua orang memukuli seorang perempuan muslim di Kota Louisiana. Korban adalah mahasiswi University of Louisiana at Lafayette. Kedua pelaku menghajar wanita itu menggunakan ‘benda keras’, mencopot paksa hijabnya, sekaligus mengambil barang-barang berharga milik korban.

Kampus Louisiana beberapa jam sebelumnya sudah diawarnai dengan graffiti berisi kata-kata pro pandangan ekstrem Donald Trump. Misalnya: “persetan, kalian tak lagi aman sekarang.”

Graffiti bernuansa rasis juga ditemukan di asrama mahasiswa muslim New York University.

“Kampus seharusnya menjadi lokasi lelaki dan perempuan dari seluruh latar belakang bertukar pikiran, sekaligus saling belajar satu sama lain,” kata Joseph Savoie, Rektor University Lousiana.

Sang rektor mengirim email ke seluruh mahasiswa menyesalkan penyerangan bernuansa rasis tersebut. “Mendengar dan memahami orang lain, belajar dari mereka yang berbeda latar belakang dan pengalaman, adalah cara kita menjadi manusia dewasa.”