Artikel ini pertama kali tayang di Amuse
Ada mitos tertentu yang mengitari kehidupan seorang DJ. Apa iya DJ itu sibuk kobam dan pesta-pesta doang? Atau justru mereka sepenuhnya sadar saban malam dan sangat serius sama pekerjaannya?
Videos by VICE
Kami mencoba mencari jawaban dari dua orang yang menjalani gaya hidup di balik DJ set: Anja Schenider dari Berlin serta DJ Amine K. Amine adalah DJ kelahiran Maroko. Dia terkenal berkat playlist genre house emotive dan tekno, juga berkat misinya memelihara kancah musik di negara tempat ia tinggal lewat pesta-pesta Moroko Loko. Amine mengatakan tujuan utama DJ adalah mengajak penonton masuk ke sebuah petualangan dan menstimulasi mereka dalam situasi penuh euforia.
Sementara Anja percaya tugas utama seorang DJ adalah menimbulkan rasa bahagia bagi para pengunjung klab atau diskotek. DJ asal Berlin ini terbiasa main semalaman suntuk, bukan sekadar mengisi slot berdurasi 1,5 jam. Mereka berdua jauh dari kesan DJ yang sekadar mengikuti tren. Lebih dari itu, keduanya sanggup memainkan musik apapun sesuai selera. Selagi keduanya bersiap manggung di Festival Oasis yang mengambil tempat di Gurun Sahara dan Marrakech, VICE mengajak mereka ngobrol tentang klub-klub terbaik dan negara favorit untuk manggung.
VICE: Gimana ceritanya bisa mulai jadi DJ?
Anja Schneider: Saya sempat menonton Hans Nieswant di Cologne di akhir 80-an dan awal 90-an dan terkagum-kagum karena itu pertama kalinya saya menonton musik dibawakan seperti itu. Tentu dulu saya tidak pernah menyangka saya akan jadi seperti mereka. Mereka membuat saya tertarik dan mulai muncul keinginan menjadi seorang DJ di radio.
Amine K: Saya mulai nge-DJ umur 14 tahun. Paman saya sempat nge-DJ di pesta rumah ibu menggunakan dua tape player dan sebuah mixer. Melihat wajah orang-orang ketika dia bermain membuat saya sadar itulah yang ingin saya lakukan. Dia memberi saya sebuah mixer dan saya belajar sendiri, awalnya dengan musik hip-hop, kemudian saya mendalami tekno di 2006.
Siapa pengaruh musik terbesarmu di masa remaja?
Anja: Awalnya Depeche Mode dan The Cure. Lalu jadi tertarik dengan Nizzer RB dan Front 242, sampai akhirnya ke Acid House.
Amine: Orang tua saya dulu sering mendengarkan pop Perancis macam Adamo, Jaques Brel, Edith Piaf dan Aznavour. Mereka juga mendengarkan musisi macam Bob Marley, Jimi Hendrix, The Doors dan klasik-klasik dari era tersebut. Itu musik yang masih saya dengarkan hingga sekarang. Di kemudian hari saya sering mendengarkan blues dan hip-hop, sebelum akhirnya lari ke musik elektronik. Di luar klub, saya jarang mendengarkan tekno, saya lebih suka funk, hip-hop, dan downbeat.
Anja, bagaimana tumbuh besar di Berlin membentukmu sebagai seorang seniman? Sekarang di Berlin nongkrong di mana?
Anja: Saya berakar di Berlin. Kami datang dari kancah clubbing yang sangat keras, jujur, gelap dan penuh keringat. Jujur, terakhir kali saya pergi ke Berlin ketika sedang tidak nge-DJ sudah lama sekali. Tapi saya masih mencintai kancah musik klub di sana dan tentunya Bar Berghain/Panorama. Saya juga suka banget joget di Sisyphos dan banyak klub-klub bawah tanah lainnya. Selain klub, saya juga penggemar berat makanan, jadi saya hobi mencoba restoran-restoran baru di kota. Baru-baru ini saya menemukan restoran PeterPaul di Torstrasse, Mitte yang menyajikan Tapas Jerman yang lezat.
Pertama kali manggung di festival apa?
Anja: Melt. Itu salah satu festival terbaik di Berlin. Dulu, ini adalah gig yang sangat menyenangkan. Kualitasnya sangat tinggi. Saya yakin sekarang juga masih gitu. Saya juga memiliki kenangan spesial tentang festival SonneMondSterne.
Amine: Saya meyakini Burning Man itu bukan sekedar festival biasa. Itu tempat terbaik di muka bumi.
Apa yang seru tentang festival Oasis?
Anja: Lokasinya di Maroko. Saya selalu ingin berkunjung ke sini dan saya senang akhirnya mendapat kesempatan untuk melihat negara ini. Tentunya saya harus tinggal sedikit lebih lama untuk benar-benar mengenal tempat ini, tapi saya punya perasaan negara ini akan cocok dengan saya! Ada juga banyak penampil perempuan, dan saya senang dengan itu. Saya senang dengan perkembangannya. Ada banyak sekali musisi perempuan penuh talenta yang pantas mendapatkan platform yang kuat.
Amine: Ini seperti mimpi yang jadi kenyataan bagi kancah musik elektronik Maroko. Ini adalah event yang luar biasa, diciptakan oleh orang-orang yang profesional dan penuh gairah. Panitianya hebat, venuenya indah, line-upnya luar biasa dan suasananya spesial. Maroko adalah salah satu tempat manggung terbaik saya.
Negara mana yang memiliki kancah musik elektronik yang sedang naik saat ini?
Anja: selalu menarik mengunjungi sebuah negara tanpa ekspektasi apapun. Georgia dan negara-negara timur selalu menginspirasi dan menampilkan pesta yang hebat. Ada energi yang spesial dan pengertian yang baik tentang musik yang dimainkan.
Amine: Maroko jelas memiliki kancah yang luar biasa, mulai dari DJ, hingga produser dan event. Ini adalah rumah saya dan saya telah menyaksikan kancah musik elektronik di sini berkembang pesat. Maroko adalah tempat manggung terbaik saya. Penonton bereaksi secara emosional di sini: kalau anda memberikan yang terbaik, mereka akan mengembalikan energi anda beratus kali. Mereka akan berteriak, meloncat-loncat, menangis, dan memberikan reaksi jujur yang instan ke musikmu. Reaksi macam ini tidak ternilai harganya. Kuala Lumpur, Bali, Kamboja, Beirut dan Brasil juga punya kancah yang bagus. Saya yakin masih banyak tempat lainnya. Saya tidak sabar menemukan tempat-tempat lainnya.
Bagaimana bisa fokus ketika harus tur terus-menerus?
Anja: saya selalu kepikiran pulang dan menghabiskan waktu bersama keluarga selepas manggung.
Amine: Saya gak mikirin. Jujur, kehidupan tur itu berat tapi saya suka karena saya gak mikirin, saya lakuin aja. Saya pindah ke mode autopilot dan melakukan apa yang saya harus lakukan dan menikmatinya semaksimal mungkin.
DJ apa yang sedang naik daun dan kamu dukung?
Anja: Derek Plaslaiko sangat menginspirasi saya karena vibe-nya yang positif dan aura yang luar biasa ketika sedang manggung. Semua terasa santai dan dunia seolah berhenti berputar ketika dia bermain. Avalon Emerson juga oke karena dia berani tampil beda dan nyatanya jadi sukses. Kamu bisa merasakan bagaimana dia berhati-hati dengan ketenarannya. Saya juga harus menyebutkan Edward karena dia groovy banget.
Amine: Terlalu banyak untuk disebutkan, jadi saya hanya akan menyoroti musisi Maroko. Saya sangat menyukai Jaza akhir-akhir ini. Dia muda, penuh gairah, dan mengerti tentang musik berbudaya. Untuk produser, ada banyak rilisan berbahaya dari Jalil B, Mr ID atau Chouaib El Assaad.