FYI.

This story is over 5 years old.

Standar Kecantikan

Yuk Akhiri Tekanan Sosial Memaksa Perempuan Tak Pakai Kacamata di Acara Formal

Ada sih yang enggak pede terus milih lensa kontak. Tapi ada juga yang merasa didiskriminasi soal pilihan memakai kacamata pas kondangan atau pesta. Simak pengakuan para perempuan Indonesia tentang kacamata di acara resmi berikut.
Ilustrasi oleh Adam Noor Iman.

Banyak yang terjadi di Academy Awards 2018. Di antaranya adalah perayaan atas cinta pertama, kemenangan pertama, dan pengumuman pemenang yang gak ngaco. Tapi, buat gue, acara penghargaan yang digelar Senin kemarin juga merayakan hal yang memungkinkan 6 dari 10 orang di negara maju menonton film-film tersebut: kacamata.

Saat Lupita Nyong’o memasuki panggung bersama Kumail Nanjiani mengumumkan pemenang Desain Produksi Terbaik, jujur gue langsung jerit-jerit. Sambutan mereka soal para pemimpi memang menyentuh, tapi yang bikin gue seru sendiri adalah karena Lupita mengenakan kacamata baca. Ini enggak umum lho. Selain Lupita, kayaknya cuma Meryl Streep yang pakai kacamata baca saat menghadiri Oscar tahun ini. Intinya, gue merasa ada yang mendukung pilihan berkacamata saat acara resmi.

Iklan

Ternyata gue gak sendirian. Di Twitter banyak orang merasakan hal yang sama. Lalu gue jadi kepikiran, kenapa perempuan gak bisa pakai kacamata saat menghadiri acara formal? Emangnya enggak boleh dan harus banget pakai lensa kontak ya? Lalu, kalau benar ada tekanan sosial, siapa, sih, yang bikin aturan kayak gitu?

Dulu waktu gue masih muda dan gak pedean, gue sering meninggalkan kacamata gue di rumah pada acara-acara istimewa. Gue ganti pakai lensa kontak saat menghadiri wisuda, kawinan (di mana gue jadi bridesmaid ataupun sekadar tamu), dan kadang saat kencan pertama.

Kenapa? Ya, mungkin karena gue belum kenalan sama feminisme (haha). Dulu—dan sekarang pun?—susah untuk gak menyerah pada tuntutan standar kecantikan ideal, yang menetapkan bahwa perempuan pemakai kacamata gak menarik. Faktanya, kacamata adalah hal pertama yang ditanggalkan saat seseorang merombak penampilannya. Apakah ini kegelisahan kolektif atau gue lebay aja?

Gue ngobrol-ngobrol dengan perempuan-perempuan yang sudah lama pakai kacamata. Kami ngebahas bagaimana mereka memandang diri dan perasaan mereka saat berhadapan dengan masyarakat yang masih memandang kacamata sebagai lawan kata ‘cantik’.

CHRISTABELLE ADELINE, 27 TAHUN

VICE Indonesia: Halo. Elo pakai kacamata enggak pas datang ke acara formal?
Christabelle: Gue pakai kacamata, karena praktis dan gak bikin mata gue kering. Gue lebih cocok pakai kacamata, dan karena sudah pakai kacamata sejak lama, rasanya kacamata sudah jadi bagian dari identitas gue. Kacamata bukan sesuatu dari diri gue yang perlu disesuaikan atau diubah hanya untuk menyesuaikan dengan dress code tertentu.

Iklan

Tapi apa elo pernah merasa terpaksa pakai lensa kontak saat menghadiri acara formal? Misalnya resepsi pernikahan, terutama pas elo ditunjuk jadi bridesmaid?
Gue pernah tergabung di sebuah paduan suara dan gue gak dibolehin tampil pakai kacamata. Mungkin untuk alasan kepraktisan, karena kadang kan penampilan kami ada koreografinya. Tapi selain itu, misalnya di resepsi kawinan, kayaknya sih orang-orang ganti lensa kontak untuk alasan estetis. Ada anggapan bahwa kacamata terlalu kasual untuk busana formal.

Menurut elo, dari mana datangnya tekanan pakai lensa kontak?
Biasanya, sih, dari MUA. Karena kalau pakai kacamata, sebagian besar wajah kita tertutup kacamatanya dan jadi ada kekhawatiran makeupnya gak kelihatan.

Alasan lain mungkin saat difoto, terutama saat elo ada di acara yang banyak sesi foto-fotonya, kayak kawinan keluarga. Gue rasa banyak orang menghindari memakai kacamata karena gak mau fotonya aneh karena pantulan cahaya atau karena embun di kacamatanya.

KATYUSHA METHANISA, 21 TAHUN

VICE: Hi Katyusha! Jadi, gimana pendapat elo soal perkara kacamata vs lensa kontak ini?Katyusha: Gue jarang pakai kacamata soalnya gue gak pede. Gue cuma pakai kacamata kalau gue lagi kerja, belajar, dan nonton TV atau nonton di bioskop. Parah banget sih, dulu gue masih suka pakai lensa kontak tapi sekarang enggak. Jadi 80 persen waktu, penglihatan gue burem.

Jadi buat elo, pilihannya antara pakai kacamata atau gak bisa lihat, ya.
Gue gak mau pas difoto ada glare di kacamata gue. Jelek soalnya. Mungkin gue bakal pakai kacamata kalau gue udah nemu frame “formal” yang bagus, tapi sekarang sih bakal kayak gini aja. Gue baru aja kehilangan kacamata yang tadinya sering gue pakai karena lebih bagus daripada yang satu lagi. Tapi sekarang, gue mending gak bisa lihat daripada pakai kacamata jelek.

Iklan

Menurut elo tekanan kayak gini datangnya dari mana sih?
Teori gue adalah, perempuan-perempuan kadang pakai makeup yang lebih rumit saat menghadiri acara formal, dan kacamata bisa nutupin makeupnya. Kalau gue susah payah ngeblend eyeshadow chrome gue selama dua jam, gue maunya mata gue kelihatan lah.

ANISA MENUR MAULANI, 30 TAHUN

VICE: Kamu pakai kacamata waktu menikah dan ini kan gak biasa ya. Bagaimana rasanya waktu itu?
Anisa: Gak biasa banget emang, bahkan untuk pengantin Indonesia yang pakai gaun ala barat. Aku pakai kacamata pas nikah karena emang butuh. Aku sering tersinggung kalau ada orang yang ngira pengantin pakai kacamata itu gak cantik, padahal mereka belum pernah lihat kenyataannya aja. Makanya aku pengin nunjukkin kalau anggapan mereka salah. Aku sampai beli kacamata baru yang cocok dengan suntiangku. Aku milih kacamata tanpa frame. Aku seneng banget sama hasilnya. Aku gak tahu sih orang lain mikirnya gimana, tapi yang penting aku bahagia dan bisa melihat jelas di hari pernikahan.

Apa kamu merasa ada diskriminasi terhadap orang yang pakai kacamata?
Pastinya, apalagi dari orang yang berprofesi di bidang fashion dan kecantikan, kayak desainer dan MUA. Setiap kali aku didandani oleh MUA untuk acara-acara besar, misalnya pas aku jadi bridesmaid di acara pernikahan sepupu, mereka ngomel karena aku lebih milih pakai kacamata, bukannya lensa kontak.

Menurut kamu, kenapa perempuan enggan pakai kacamata ke acara formal?
Orang yang pakai kacamata selalu dianggap “culun”, gak seru dan gak menarik. Sedangkan kamu harus terlihat menarik di acara formal. Jadi, mereka memilih gak pakai kacamata. Aku yakin ini alasan perempuan terpaksa gak pakai kacamata ke acara formal. Semua orang pengin terlihat menarik, bahkan orang yang paling percaya diri pun gak mau dibilang “jelek.”

Kebanyakan orang susah menerima kalau perempuan tuh bisa cantik sekaligus pintar. Aku rasa ini karena gak banyak panutan yang bisa dijadikan contoh. Yang terbayang di kepala aku paling cuma Lisa Loeb dan Tina Fey.