Seperti halusinasi yang dicipratkan pada kertas, foto-foto seniman Guyana, Kwesi Abbensetts, tampaknya tidak mengikuti konvensi fotografi apapun, memanfaatkan pencahayaan yang berlapis, warna yang tidak pekat, dan fragmentasi kubisme untuk menciptakan potret-potret yang tampak seperti lukisan. Untuk pameran solonya, Water Me, di Brilliant Champions Gallery di Brooklyn, Abbensetts menampilkan karya-karya yang mengeksplor identitasnya sendiri, melalui pendekatan yang dia sebut sebagai “revisionary self-appropriation.”Meski terdengar berat, pendekatan Abbensetts itu sebetulnya sebuah antitesis dari akademia dan konvensi seni formal. Seniman otodidak ini bertekad untuk menggunakan intuisi alih-alih penuh perhitungan. “Karya saya tidak didasari gagasan konseptual apapun atau penelitian atau sejarah soal representasi,” ujarnya pada Creators. “Karya saya hanya didasari gagasan bahwa saya bekerja dengan informasi apapun yang kita punya, artinya saya membuat keseluruhan karya saya dari nol.”“Pendekatan apropriasi-diri revisioner terkait pada fakta bahwa karya saya tidak secara langsung menggunakan seni kontemporer apapun sebagai referensi,” ujarnya. “Saya hanya mencoba menciptakan sesuatu yang segar dan baru di pikiran saya, menggunakan perkakas-perkakas yang saya punya, yaitu fotografi dan lukisan.Menggunakan pikiran dan intuisinya sebagai alat untuk mencipta menghasilkan pendekatan yang intim dan sangat personal, namun tetap membahas gagasan-gagasan yang relevan terhadap lanskap budaya dewasa ini. “Saya biasanya bekerja melalui ‘blood memory;’ karya saya biasanya didasari referensi acak yang saya temukan dalam hidup saya, semua hal ini merembes ke karya saya,” ujar Abbensetts. “Secara spesifiknya, karya saya berurusan dengan gagasan identitas, diri, warisan, garis keturunan, dan orang-orang. Ini hanyalah sebuah representasi dari itu semua.”Water Me digelar di Brilliant Champions Gallery di Brooklyn sampai 5 Agustus. Meski demikian, dokumentasi pameran itu bisa ditemukan di situsweb galeri tersebut. Foto-foto Kwesi Abbensetts lainnya bisa dilihat di sini.Artikel ini pertama kali tayang di VICE Amrik
Iklan