Pengunjung party mengenakan baju pelindung hazmat di dalam zona ekslusi Chernobyl. Foto dimuat seizin seizin Artefact
Bersama-sama menuju kota Pripyat, lokasi bencana nuklir paling parah dalam sejarah. Foto: Artefact
Chernobyl empat dekade lalu dianggap sebagai permata Uni Soviet—simbol komitmen politbiro partai komunis menyediakan energi nuklir yang bersih, hijau dan aman. Pemukiman yang disediakan juga tak kalah menjanjikannya. Pripyat dilengkapi denngan sebuah supermarket yang memasarkan bahan makanan yang susah ditemukan di wilayah lain, gelanggang es, kolam renang umum dan karnival untuk anak-anak pekerja Chernobyl."Kami sedang berada di Pripyat, kota yang dulu pernah ditinggali 50.000 orang. Populasinya saat ini? Nol."
Di dalam zona eksklusi Chernobyl, tepatnya di kawasan Ivankiv Raion, di utara Kiev Oblast. Foto: Artefact
Tonton dokumenter VICE soal kebijakan absurd pemerintah Jepang melarang orang bergoyang di klub malam:
Kendati belum ada data komprehensif yang merinci separah apa imbas dari bencana Chernobyl, penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyimpulkan bahwa bencana Chernobyl kemungkinan menyebabkan 4.000 kematian prematur dan maraknya bayi yang lahir dengan berbagai jenis kelainan dan disabilitas.Selagi kami berjalan menuju Artefak, kami menemukan sebuah arena karnaval yang kondisinya bikin kami merinding. Wahana permainan ini semestinya dibuka 4 hari setelah tanggal ledakan terjadi. Kebocoran nuklir membuat arena tersebut tak pernah dibuka dan diresmikan. Sepanjang 32 tahun terakhir, tempat ini dibiarkan membusuk.
Sebuah wahana permainan suwung di Kawasan Eksklusi Chernobyl. Foto via Unsplash
Selang 32 tahun dari kebocoran nuklir, bianglala ini masih berdiri tegak. Foto: Courtesy of Artefact
Patung salib tergantung di luar rumah susun khas Soviet. Foto: Courtesy of Artefact
Hasil pengukuran radiasi dari Zona Eksklusi Chernobyl. Memang ini bukan lokasi wajar untuk festival rave. Foto: Artefact
Sebagian bangunan Reaktor Chernobyl Reactor masih seperti dulu, termasuk Sakrofagus yang menutupinya. Foto; Artefact
Cahaya hijau menyeramkan menari di sekujur kota Pripyat. Photo: Courtesy of Artefact
Pemandangan pesta rave pertama di Pripyat setelah bencana Chernobyl. Foto: Artefact
Tom Seymour adan seorang pekerja paruh waktu dari London. Dia bisa diajak ngobrol di Twitter.Artikel ini pertama kali tayang di Amuse—situs seputar travelling bagian dari VICE.com