Misha Mayfair. Foto oleh Netti Hurley
Stigma tentang pornografi sulit banget diberantas, dari dulu ya begitu-begitu saja. Selama beberapa tahun, industri film porno dianggap menjadi pemicu sejumlah penyakit sosial dari perdagangan manusia dan kekerasan seksual (padahal, pada kenyataannya, anggapan ini sudah berkali-kali terbukti tak berdasar).Di mata mereka yang anti pekerja seks, pornografi dalam segala bentunya sebuah industri yang ekploitatif, bahkan ketika para pelakunya memilih pekerjaan tanp paksaan. Yang stigma seputar pekerja umumnya merendahkan mereka yang mencari nafkah di kancah pornografi. Akibatnya, mereka cenderung menyimpan rapat-rapat profesinya, dan kadang kesusahajan mendapatkan akses layanan sosial.Lalu, apa yang sebenarnya terjadi di dunia film porno? Misha Mayfair, mantan cam girl yang kini terjun langsung jadi bintang film porno sungguhan, berusaha mengeyahkan stigma nyebelin tentang profesinya. Setelah menjadi bintang film porno. Mayfair masih berjuang menghadapi kejomplangan antara apa yang dipaparkan media dan apa yang dia alami dari ke hari."Orang-orang mengira kalau industri pornografi ada di dunia fantasi yang aneh dan palsu,” katanya kepadaku. “Mereka berpikir kami memproduksinya di dunia dalam film Taken: mereka membayangkan perempuan pirang yang dijual dan diculik laki-laki Albania… Kedengarannya kayak: apakah saya hidup di realita yang sama dengan orang lain?"Mayfair membongkar beberapa mitos yang paling membuatnya frustrasi. Berikut di antaranya:Kami muak dengan anggapan kalau industri pornografi sangat kasar dan kami [para bintang porno] melakukan adegan seks tanpa persetujuan. Kami memberi persetujuan di bagian awal, dan menyanggupi persetujuannya di bagian akhir. Sangat wajar kalau mereka berpikiran seperti itu, karena mereka tidak pernah ditunjukkan bagian ini. Mereka tidak menyadari apa yang terjadi di balik layar. Pemain film porno harus mengisi formulir persetujuan, dan studio-studio ternama cenderung akan mewawancarai kami sebelum dan sesudah syuting. Ini gunanya untuk memastikan kalau kami tidak masalah melakukan suatu adegan, terutama adegan kinky. (Yang saya maksud ‘kinky’ di sini yaitu mulai dari deep-throat bergaya gonzo sampai memakai cambuk dan alat kekang.)Para pemain dan kru filmnya juga sangat baik dan penuh perhatian saat syuting. Saya tidak memungkiri adanya pelanggaran persetujuan pas syuting. Ini bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Di dunia ini, tak selamanya orang berperilaku baik. Terkadang ada juga yang ngeselin. Tapi, orang-orang di industri ini pada umumnya sangat peduli satu sama lain. Mereka ingin kalian baik-baik saja karena mereka tidak mau kalian marah selesai syuting. Bisnisnya tidak bagus kalau seperti itu.Saya suka bersenang-senang saat syuting. Gimana bisa kalian menikmati seksnya dan setuju melakukannya tapi tidak merespons dengan positif? Kalian juga perlu tahu kalau squirt enggak bisa dipalsukan.Saya paling benci dikotomi yang menentukan kami menikmatinya atau tidak. Pikirannya terlalu hitam-putih. Setiap orang itu berbeda. Bintang porno itu profesi, dan kami punya cara pendekatannya masing-masing. Profesi ini sama saja seperti pekerjaan lainnya. Kalian harus benar-benar siap secara mental, dan mencari tahu apa yang kalian dan lawan main sukai. Setelah itu, buatlah diri kalian terhubung dengan mereka.Alasan yang paling tepat itu uang. Pamornya menurun karena penonton lebih pilih membajak film. Itulah sebabnya orang-orang bikin kontennya sendiri. Belum lagi banyak situs web yang diblokir pemerintah. Akibatnya, banyak pekerja seks di Amerika yang mengambil pekerjaan berisiko tinggi, terutama pekerja seks migran.Sekarang, semakin banyak bintang porno yang keluar dari studio dan perusahaan besar karena bayarannya tidak sebesar kalau bikin sendiri. Kalian bakalan terus menghasilkan uang kalau membuat kontennya sendiri dan punya situs web pribadi.Kalian tidak akan mendapatkan royalti dari film porno. Bayarannya cuma dikasih sekali saat syuting. Kalian akan terus menghasilkan uang apabila bikin sendiri kontennya dan dijual di situs web pribadi atau situs streaming video seperti ManyVids.Saya tidak bisa membuktikan ini pakai data karena memang tidak ada datanya. Ditambah lagi, kesehatan mental dan masa lalu seseorang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan mereka. Kami merasa direndahkan saat publik menganggap kami semua orang-orang yang sudah “rusak”.Selama ini, masyarakat selalu memperlakukan perempuan yang aktif secara seksual dengan tidak baik. Mereka dianggap salah, menyimpang dan punya gangguan jiwa. Buktinya pada era Victoria, vibrator diciptakan karena adanya anggapan bahwa gairah seksual perempuan adalah gangguan yang perlu diobati oleh dokter ahli.Masyarakat tidak pernah menilai orang dengan profesi lain separah itu. Apakah kita akan mensurvey berapa banyak karyawan Starbucks yang punya masalah kejiwaan?Akan selalu ada orang yang menjadikanmu sebagai fetish, tidak menghargaimu sebagai manusia, atau memanfaatkanmu untuk sesuatu. Orang-orang berpikir kalau saya benci cinta dan kasih sayang. Saya sedih mendengarnya karena saya yakin semua manusia membutuhkan itu. Saya sama saja seperti teman, tetangga, atau keluargamu. Bedanya cuma saya suka berhubungan seks di depan kamera. Menjadi bintang porno tak serta-merta mengubah hidup saya.Bagiku pribadi, berhubungan seks untuk kerja dan melakukannya dengan pasangan itu berbeda. Perbedaannya pun tidak negatif. Sama saja seperti perbedaan antara one-night stand dan bercinta dengan orang yang kamu sayangi.Artikel ini pertama kali tayang di Broadly
Iklan
Mitos: Industri ini sarat dengan kekerasan seksual
Iklan
Mitos: Perempuan tidak benar-benar menikmati adegan porno. Hampir semua orgasmenya palsu.
Mitos: Karirmu tidak bisa panjang di industri film biru. Kalian akan dibuang bagaikan sampah setelah buat beberapa film.
Iklan