Katak berperan besar dalam budaya meme, mulai dari Evil Kermit yang menggambarkan godaan setan hingga kodok naik sepeda Dat Boi yang memancarkan aura menenangkan. Kodok Pepe dulunya merupakan bagian penting dari dunia internet, sebelum akhirnya menjadi simbol supremasi kulit putih. Akhir-akhir ini, amfibi berkulit licin juga berhasil mencuri perhatian Instagram. Percaya atau enggak, banyak sekali akun khusus katak yang jumlah pengikutnya mencapai puluhan hingga ratusan ribu orang.
“Aku sendiri enggak tahu kenapa IG-nya punya banyak follower. Padahal kami enggak pernah promosiin akun, lho,” tutur Lulu yang mengurus @dailyphrogs. Ketika artikel ini diterjemahkan, jumlah pengikutnya sudah 103 ribu orang. “Akun kodok kami menjadi yang terbesar di Instagram. Aku kaget banget. Bingung kenapa pengikutnya bisa sebanyak itu.”
Videos by VICE
Berbeda dari akun kebanyakan, Lulu dan Sarah enggak memelihara katak. “Kami cuma mengoleksi boneka kodok. Koleksi Sarah paling banyak,” lanjutnya. “Aku kayaknya punya 15-20 boneka kodok,” Sarah menambahkan.
Beberapa kontennya hasil bikinan sendiri, sedangkan sisanya diambil dari internet. “Konten kodoknya akan lebih lucu kalau kamu tahu siapa yang membuat,” kata Sarah. “Karena kamu tahu mereka memang seperti itu orangnya. Koneksi yang tercipta benar-benar hebat.”
Sarah Maycock, 15 tahun, melihat @froggo.s (43,5 ribu pengikut) sebagai “akun positif”. “Aku sering lihat meme kucing dan sebagainya,” tutur Sarah. “Aku terpikir, ‘gimana kalau aku bikin juga…tapi dengan binatang favoritku?’ Jadilah @froggo.s.”
Sebagian besar pengguna internet melihat meme sebagai hiburan, pelipur lara dan distraksi dari dunia nyata. Popularitas kodok di Instagram kemungkinan berkaitan dengan kebangkitan cottagecore dan estetika alam lainnya. Tren ini meromantisasi lingkungan hijau sehat, ketika kenyataannya Bumi sedang sekarat dan kita berada di ambang memerangi pandemi. “Kodok kelihatannya kayak enggak banyak pikiran,” ujar Sarah M. “Mereka memeable abis.”
“Muka mereka enggak ada ekspresi kayak orang tolol,” kata Megan Fry, pemilik akun @dumpythicc yang diikuti 29 ribu orang. Profil Instagram itu didedikasikan untuk lima katak pesek Australia yang dipelihara Megan. Menurutnya, katak bagaikan kertas kosong yang bisa menyalurkan berbagai emosi. “Apapun situasinya, kamu bisa mengekspresikannya lewat meme kodok.”
Namun, bukan berarti katak beneran enggak memiliki emosi. “Mereka juga bisa sangat dramatis,” terang Lulu, “seperti meme kodok teriak, misalnya, Itu lucu banget.”
Tren ini menunjukkan katak kini disukai banyak orang, padahal sebelumnya dianggap jelek dan menjijikkan. “Tubuh mereka kecil, bundar, dan warna-warni! Dan orang-orang kayak, ‘Ih suka, deh.’”
Beberapa waktu lalu, internet dihebohkan satu barang bertema kodok. Apalagi kalau bukan meme froggy chair dari Animal Crossing. “Masih jadi meme favoritku, meski sudah dari sebulan lalu,” Lulu mengaku. Bukan cuma dia yang keranjingan meme ini. “Orang-orang suka banget froggy chair,” imbuh Sarah.
Sayangnya, dunia per-katak-an di internet enggak selalu menyenangkan. “Banyak yang minta di-shout out atau mau beli akun kami di DM,” ungkap Sarah. “Kebanyakan sih oke-oke saja kalau ditolak, tapi enggak jarang juga yang kasar atau mengancam kami.” Lulu bilang pernah ada laki-laki yang enggak terima ditolak.
“Dia marah, terus bikin akun kodok dan mencuri konten kami. Akhirnya, kami memperingatkan teman-teman yang punya akun kodok buat memblokir dia. Aku bahkan enggak nanya dia berani bayar berapa. Akun ini sangat berharga untukku. Aku menemukan banyak teman baru dari sini.”
Intinya, akun-akun tersebut murni untuk berbagi meme kodok dan menghibur orang lain. Menjalin persahabatan adalah bonus untuk mereka. Sesungguhnya akun meme kodok enggak sebatas shitposting saja. Dan siapa tahu, konten semacam ini dapat menyembuhkan dunia kita yang semakin terpecah belah dan rusak. Jika ada sesuatu yang dapat menyelamatkan umat manusia, itu pasti…froggy chair.
Artikel ini pertama kali tayang di i-D.