Menemukan gawai e-reader dengan format teknologi open source tak semudah yang kalian kira. Memang ada Kindle di pasaran, tapi perangkat ini menjerat kita dalam perangkap ekosistem bisnis Amazon. Buku elektronik yang dijual Amazon memiliki perlindungan hak digital (DRM), sehingga perusahaan milik Jeff Bezos ini boleh-boleh saja lho menghapus ebook dari perangkat kapanpun mereka mau.
Gawai tablet buatan Barnes and Nobles, Google, atau Apple juga punya masalah laten serupa. Intinya, tidak ada pilihan ideal untuk membaca buku elektronik dalam format open source. Itulah mengapa Proyek Open Book ingin mengubah keadaan jumud tersebut.
Videos by VICE
Bayangkan, kalian bisa membuat sendiri gawai pembaca buku digitalnya, diisi buku-buku dari naskah domain publik. Artinya, semuanya gratisan dan kalian tidak perlu merasa berdosa karena melanggar hak cipta. Gila ya, ada orang yang sudah memikirkan solusi literasi progresif macam itu berbasis teknologi, sementara di Indonesia kita masih berkutat sama problem pembajakan buku fisik dengan alasan harga buku tak terjangkau mereka yang haus pengetahuan.
Proyek Open Book pertama kali dibahas oleh forum Hackster.io. “Open Book ingin memberi kesempatan kepada siapa pun yang minimal punya solder agar bisa merakit perangkat piranti pembaca digitalnya sendiri,” ujar desainer Joey Castillo yang terlibat proyek Open Book.
Joey sejauh ini masih membuat prototipe perangkatnya. Dia bertujuan merakit e-reader yang bisa didesain, ditulisi kode sendiri, bahkan dimodifikasi ulang sesuai kebutuhan. Perangkat ini harus bisa digunakan membaca buku dari berbagai format data, mulai dari ePub sampai MOBI.
Prototipe gawai Joey terbuat dari papan sirkuit rakitannya sendiri. Desainnya beroperasi pada ekosistem Adafruit Feather, satu set papan pengembangan piranti elektronik ramah pengguna awam sekalipun.
Joey mencantumkan semua suku cadang yang dibutuhkan untuk merakit e-reader open source ini dan mengunggah desainnya di GitHub. Untuk sementara Joey masih mengerjakan firmware perangkatnya, jadi kalau pengin buru-buru menjajalnya kalian harus menulis kodenya sendiri atau menunggu sampai versi darinya dirilis.
Joey berharap suatu saat nanti, ketika teknologi ini makin gampang diakses, orang-orang bisa membaca jutaan ebook gratis pada perangkat open source. Open Book masih dikembangkan, dan semoga saja desain dasarnya bisa diselesaikan sebelum akhir 2019.
“Saya juga akan menulis firmware open source yang dapat menampung data setara sebuah perpustakaan raksasa di SD cardm supaya makin banyak orang bisa membaca dan mengakses pengetahuan. Tapi untuk saat ini, saya buat desain gawainya dulu,” ujarnya dikutip dari laman GitHub.
Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard