Kalau ada politikus yang jadi perbincangan cuma gara-gara bakal bebas dari penjara bisa jadi itu adalah Basuki ‘Ahok’ Tjahaja Purnama. Ahok bakal bebas penuh 24 Januari tahun depan setelah mendapat remisi 3 bulan dan 15 hari saat hari kemerdekaan lalu dan Natal tahun ini. Kayaknya Ahok emang layak mendapat remisi tersebut gara-gara peninjauan kembalinya ditolak oleh Mahkamah Agung.
Walaupun sudah menjalani lebih dari separuh masa hukumannya, Ahok terus menjadi subyek kontroversi. Mulai dari hoaks kalau dia bikin surat terbuka berjudul ‘Surat Pak Ahok untuk Kita Semua’ dari dalam penjara, masuk jajaran ‘Top Global Thinkers 2017’ di majalah Foreign Policy, jadi inspirasi buat film A Man Called Ahok, sampai kemarin sempat tampil di parodi WWE lawan Bahar bin Smith dan Habib Rizieq.
Videos by VICE
Ahok telah menjalani hukuman sejak 9 Mei 2017. Ia dinyatakan bersalah oleh majelis hakim karena terbukti melakukan penodaan agama dalam pidatonya di Kepulauan Seribu pada 2016. Hakim pun mengganjar Ahok dengan hukuman 2 tahun penjara.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Ade Kusmanto dilansir awak media mengatakan bahwa Ahok memang layak mendapat remisi lantara berkelakuan baik dan telah menjalani lebih dari enam bulan masa hukuman.
Pengurangan menjalani masa pidana yang akan diusulkan kepada Ahok, bisa diberikan jika Ahok sampai waktu yang telah ditetapkan konsisten mentaati segala peraturan selama masa pidananya,” kata Ade.
Dari kabar yang berembus dari salah seorang staf pribadi Ahok, Ima Mahdiah, bakal ada kejutan setelah Ahok bebas nanti. Meski belum jelas kejutan macam apa yang akan diberikan. Ahok juga dikabarkan akan segera memberikan penjelasan soal rencana jangka panjangnya, termasuk akan berkecimpung di dunia politik lagi atau tidak. Mahdiah juga bilang bahwa Ahok berencana untuk membuat yayasan kemanusiaan.
“Bapak akan launching BTP Foundation. Bapak kan di dalam banyak membaca, lewat itu terpikirkan pembuatan yayasan,” kata Ima.
Memang belum jelas apakah Ahok bakal terjun ke politik lagi atau tidak. Lingkaran orang dekat Ahok mengatakan bahwa Ahok tidak akan terjun ke politik lagi dan akan lebih fokus ke bisnis dan keluarga. Tapi yang jelas, sudah banyak parpol yang membuka pintu lebar buat Ahok seperti NasDem dan PDI-P.
Namun jika sedikit berkaca dari kondisi politik praktis di Indonesia, agaknya sulit bagi Ahok buat kembali ke panggung politik di Jakarta untuk memegang jabatan sentral, apalagi setelah bangkitnya populisme agama sejak Pilpres 2014. Meski begitu, menurut manajer riset Poltracking Faisal Arief Kamil, nama Ahok sempat masuk dalam daftar calon presiden dan calon wakil presiden (cawapres) Pilpres 2019 dalam sebuah survei yang diselenggarakan lembaga tersebut. Poltracking yang menggelar survei pada November 2017, menemukan bahwa Ahok masuk dalam 10 besar kandidat cawapres.
“Cuma kondisi sosial politik sepertinya tidak memungkinkan lagi Ahok untuk ikut di gelanggang Pilpres 2019,” kata Faisal dikutip Tirto.id.
Sementara itu Kamil mengatakan bahwa resistensi terhadap Ahok masih besar yang membuat peluang Ahok untuk kembali ke gelanggang politik bakal sulit terealisasi. Apalagi, menurut Kamil, tokoh dekat Ahok seperti Presiden Joko Widodo saat ini tengah berupaya untuk menggandeng massa Islam, yang notabene menjadi basis massa yang kontra terhadap Ahok.
Walau pun belum jelas karier politiknya setelah bebas, beberapa pengamat politik optimis Ahok masih bisa memulai karier politiknya di daerah. Pengamat politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan bahwa karier politik Ahok belum mati meski telah menyandang status mantan narapidana. Ahok masih punya kesempatan untuk maju di pilkada 2020 atau 2024 lantaran masih banyak parpol yang berminat meminangnya.
“Tidak banyak politisi seperti Ahok,” kata Arya. “Mungkin dia baru bisa ikut pada pertarungan di 2024.”