Mengenang Perjalanan Karier Madonna Sebagai Musisi Post Punk di Awal 80-an

Universal Pictures sempat mengambil hak atas film biopik Madonna yang berjudul Blonde Ambition. Film biografi ini mengisahkan perjalanan panjang sang megastar untuk jadi terkenal di New York City pada awal tahun 80-an. Namun, Madonna sendiri tidak menyetujui pembuatan biopik tersebut.

Dia mengecam perbedaan narasi yang ditulis Elyse Hollander melalui akun Instagramnya. Dalam unggahan Instagram yang sudah dihapus, dia menyindir Hollander lebih cocok jadi “penulis tabloid gosip. Siapa pun yang mendukung film ini berarti mendukung kebohongan dan eksploitasi. Suatu saat nanti kebohongan pasti akan terbongkar!!”

Videos by VICE

Masalahnya, Blonde Ambition bukan satu-satunya film kisah hidup Madonna. Ada juga dokudrama Emmy and the Breakfast Club yang diperankan oleh Jamie Auld yang mirip Madonna. Menurut Page Six, film ini mengangkat hubungan antara sang pelantun “Like a Prayer” dengan mantan kekasih dan bandmatenya Dan Gilroy. Lelaki ini menyerahkan “rekaman video, surat cinta dan foto-foto kepada sutradara Guy Guido untuk proyek filmnya.” Waduh!

Kaum oportunis yang mengaku paham perjalanan bermusik sang legenda hidup adalah satu hal. Namun, tragedi terbesar dari semua ini yaitu tak ada satu pun dari film dokumenter tersebut yang mendapat persetujuan dari Madge. Mengapa saya bilang tragedi? Karena artinya kita takkan pernah mengetahui kebenaran seputar momen-momen penting di awal karier Madonna. Kehidupannya di New York sebelum terkenal sangat berwarna. Percaya deh.

Sepanjang periode 1978-1983, Madonna pernah dua kali jadi anak band post-punk yang sarat dengan aliran new wave, menjadi penari latar seorang penyanyi one-hit-wonder dalam tur Eropanya, memerankan film 8mm buatan mahasiswa yang menampilkan adegan pesta pora dengan transpuan, dan berpacaran dengan pelukis ternama Basquiat. Madonna telah mencapai banyak hal bahkan sebelum dia tenar.

Jadi sebaiknya kita mengupas tuntas awal karier sang Ratu Pop sebelum ada film biopik lain yang berusaha menodai kisah hidup Madonna. Fakta-faktanya mungkin akan mengejutkan para penggemar sejatinya, karena sebenarnya banyak yang belum mereka ketahui.

1978
• Keluar dari University of Michigan dan pindah ke New York City
• Bekerja sebagai staf Dunkin’ Donuts di Times Square. Dia diduga dipecat karena menyemprot cairan jeli ke wajah pelanggan saat bertengkar.
• Berpose bugil untuk fotografer Bill Stone. Foto-fotonya kemudian diterbitkan majalah Penthouse edisi 1985.

1979
• Terpilih menjadi penari cadangan untuk penyanyi disko one-hit-wonder Patrick Hernandez dalam tur Eropanya
• Mulai berpacaran sama Dan Gilroy dan tinggal bersama di sebuah sinagog kawasan Corona, Queens.
• Menjadi drummer dan vokalis di band Gilroy, Breakfast Club.
• Berperan sebagai dominatrix dalam A Certain Sacrifice, film 8mm buatan mahasiswa. Dia melakukan ritual pemujaan setan budak seks bersa orang yang telah memerkosanya. (-_-)

Kalian bisa menonton film lengkapnya di bawah ini, tapi saya sarankan mulai nonton dari adegan pesta seks menit 8:48. Adegan ini malah tidak begitu eksplisit, dibanding adegan-adegan lainnya.

Madonna mulai merambah dunia musik dengan genre post-punk, dan ini bisa dibuktikan dari lagu-lagu Breakfast Club berjudul “Little Boy” dan “Shine a Light”. Dia perlahan masuk juga ke kancah musik ska saat menyanyikan lagu “Safe Neighborhood”.

1980
•Mengakhiri hubungannya dengan Gilroy dan keluar dari Breakfast Club untuk membentuk band baru bernama Emmy and the Emmy’s bersama temannya Michigander Stephen Bray.
• Emmy and the Emmy’s merilis 15 lagu dengan bantuan Camille Barboni, manajer Gotham Management, yang mencoba memasarkan Madonna sebagai generasi penerus Pat Benatar.
• Mulai tampil di venue-venue seperti Max’s Kansas City dan Roxy untuk mengasah keterampilan manggungnya.

Genre musik Madonna di Emmy and The Emmy’s berubah menjadi lebih new wave dalam lagunya “Hot House Flowers”, “Love for Tender”, dan versi awal “Burning Up”.

1981
• Terus merilis lagu bersama Emmy and the Emmy’s di bawah kontrak Gotham Management.
• Mempertajam kemampuannya dalam penampilan live dengan manggung di berbagai tempat.
• Madonna diam-diam mulai mencari manajemen lain agar bisa lebih terkenal.

1982
• Meninggalkan Emmy and the Emmy’s untuk berkarier solo.
• Merekam demo lagu solo dan mulai mencari kontrak rekaman.
• Diduga bekerja menjadi petugas penitipan barang di kelab Danceteria di New York, dan pada akhirnya tampil secara solo di malam pertunjukan mingguan bernama “No Entiendes” yang dipandu oleh Howie Montaug dan DJ Anita Sarko di kelab tempat kerjanya.
• Memulai hubungan percintaannya yang panas dengan seniman kondang Jean-Michel Basquiat.
• Menandatangani kontrak dengan label Sire Records dan merilis single pertamanya “Everybody” pada Oktober 1982.

Madonna mulai dekat dengan Basquiat pada 1982, tetapi kisah awal pertemuan mereka bisa dibilang tidak jelas. Hubungan mereka sangat penting bagi Madonna, mengingat Basquiat adalah seniman sukses pada masa itu. Basquiat punya banyak koneksi penting, sementara Madonna baru memulai kariernya.

Dimulai dari pertunjukan solonya di Danceteria pada 1982, Madonna tanpa ragu memasukkan koreografi ala kancah underground New York ke dalam penampilannya.

1983
• Dua single Madonna “Everybody” dan “Burning Up” yang dirilis oleh label Sire Records menjadi lagu hits di kelab-kelab Amerika Serikat.
• Didukung oleh kesuksesan singlenya, Madonna merilis album debut yang berjudul “Madonna” pada 27 Juli 1983 dengan bantuan produser Warner Bros. Reggie Lucas dan John “Jellybean” Benitez.
• Madonna bertemu dengan penata gaya Maripol yang mulai menciptakan look andalannya yaitu berupa gelang karet hitam, perhiasaan ekstra, rambut beach-blonde, dan salib.
• Dia menggelar tur konser untuk mempromosikan albumnya, dan tampil di televisi AS dan Eropa sepanjang 1983.

Ketika Madonna tampil di American Bandstand pada 14 Januari 1984, dia disambut meriah oleh orang-orang New York yang sudah tidak sabar ingin menonton penampilannya. Pertunjukannya menawan, tetapi jawabannya yang ditujukan kepada pembawa acara Dick Clark lah yang membuat khalayak semakin terpikat olehnya.

Waktu itu, dia ditanyakan soal rencana jangka panjangnya dalam bermusik. Madonna dengan santai membalas “ ingin menguasai dunia.” Di tahun yang sama, dia semakin memperkuat identitasnya sebagai ikon pop, membawakan “Like a Virgin” secara memukau di penampilan MTV Video Music Awards perdananya.

Sisanya adalah sejarah.

Kalian bisa ngobrol seputar Madonna bareng Alexandra Serio di Twitternya.

Artikel ini pertama kali tayang di Noisey