Menjenguk Anjing Malang Hampir Dibunuh di Korsel

Anjing dikurung dalam kerangkeng besi. Foto oleh Jean Chung, disediakan HSI.

Sejak dilahirkan oleh induknya, anjing betina yang diberi nama Samsun tak pernah sekalipun bisa berlarian di luar kerangkeng sempit. Anjing berumur 3 tahun ini hidup hanya untuk beranak pinak, sedangkan anak-anaknya kelak dikirim ke rumah jagal untuk diolah dagingnya.

Nasib Samsun dan anak-anaknya berubah drastis awal Maret lalu. Anjing-anjing itu diselamatkan bersama hampir 200 ekor anjing lainnya setelah bertahun-tahun dibiak di sebuah fasilitas tak layak yang berada di kota Asan, Korea Selatan.

Videos by VICE

Samsun dirawat di pusat rehabilitasi hewan setelah diterbangkan ke Amerika Serikat.
Samsun dirawat di pusat rehabilitasi hewan setelah diterbangkan ke Amerika Serikat.
Dr. Katherine Polak, Wakil Presiden Divisi Companion Animals dan Engagement HSI. Foto oleh Jean Chung, disediakan HSI.
Dr. Katherine Polak, Wakil Presiden Divisi Companion Animals dan Engagement HSI. Foto oleh Jean Chung, disediakan HSI.

Misi penyelamatan anjing ini dipimpin Humane Society International (HSI), organisasi penyayang binatang yang berbasis di Amerika Serikat, pada 7 Maret 2023. Setibanya di peternakan tersebut, aktivis HSI disambut pemandangan yang amat menyayat hati. Anjing-anjing kurus dekil berdesakan di balik kandang besi karatan sambil menggonggong ke arah mereka seolah-olah meminta pertolongan. Aroma timbunan tahi yang terbawa angin seketika menusuk indra penciuman.

Lee Sang-kyung, manajer kampanye anti perdagangan daging anjing di HSI. Foto oleh Jean Chung, disediakan HSI
Lee Sang-kyung, manajer kampanye anti perdagangan daging anjing di HSI. Foto oleh Jean Chung, disediakan HSI
Lee Sang-kyung menyelamatkan anak anjing. Foto oleh Jean Chung, disediakan HSI
Lee Sang-kyung menyelamatkan anak anjing. Foto oleh Jean Chung, disediakan HSI

Para aktivis mengelus anjing-anjing yang ketakutan hingga tenang, lalu memindahkannya ke pet cargo besar yang telah dibubuhi label. Nama baru anjing tertera di setiap label tersebut. Ratusan ekor anjing yang diselamatkan kemudian dikirim ke AS dengan harapan mendapat rumah baru.

Pembiak anjing Yang Jong-tae. Foto oleh Jean Chung, disediakan HSI
Pembiak anjing Yang Jong-tae. Foto oleh Jean Chung, disediakan HSI

HSI bergerak setelah mereka menerima laporan dari Yang Jong-tae, lansia berusia 73 yang menjalani peternakan sejak 30 tahun silam.

Yang mulai menekuni bisnis pembiakan anjing setelah berhenti dari pekerjaan lamanya sebagai sopir truk. Ia tadinya cuma punya beberapa ekor saja, tapi lama-lama berkembang menjadi ratusan ekor anjing.

“Di masa lalu, hasil ternak anjing cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tuturnya. Dia kini tersadar praktik itu kejam, dan memutuskan untuk menutup peternakannya. Yang ingin menjalani sisa hidupnya bercocok tanam di ladang.

“Saya sudah tidak sanggup menangani peternakan,” lanjut Yang. “Ditambah lagi, semakin banyak orang menentang perdagangan daging anjing. Jadi saya pikir lebih baik saya tutup saja peternakannya.”

“Tidak apa-apa. Saya bahagia mengetahui anjing-anjing itu akan punya rumah baru yang menyayanginya.”

Konsumsi daging anjing tak lagi umum di Korsel selama beberapa tahun terakhir. Walau masih ada generasi tua yang percaya daging anjing dapat meningkatkan stamina, sebagian besar masyarakat Korea enggan memakannya.

Hasil survei Nielsen tahun 2020 bahkan menunjukkan, 84 persen orang Korea melaporkan tidak pernah makan daging anjing dan tidak tertarik mencobanya. Kala itu, jumlah pendukung kampanye anti daging anjing di dalam negeri naik menjadi 58,6 persen dari yang sebelumnya 34,7 persen pada 2017.

HSI mengungkap 160 ekor dari total 200 anjing bisa langsung dibawa ke AS usai diselamatkan. Sedangkan sisanya perlu dirawat terlebih dahulu karena masih terlalu muda. Di AS pun, anjing-anjingnya mesti menjalani masa rehabilitasi hingga layak diadopsi.

Lee Sang-kyung membaca daftar anjing-anjing yang diselamatkan. Foto oleh Jean Chung, disediakan HSI.
Lee Sang-kyung membaca daftar anjing-anjing yang diselamatkan. Foto oleh Jean Chung, disediakan HSI.

“Enggak masalah kalau harus kotor-kotoran. Saya pribadi lebih sedih melihat anjing-anjing stres. Hewan itu tidak memahami apa yang terjadi padanya,” ujar Lee Sang-kyung, manajer kampanye anti perdagangan daging anjing di HSI. Saat diwawancarai VICE, Lee tampak masa bodoh seragamnya penuh kotoran anjing.

“Banyak anak anjing mati karena tertusuk kawat kandang,” ungkap Lee. “Ada pemilik peternakan yang tidak pedulian. Mereka malah menjadikan bangkainya makanan untuk induk anjing.”

Peternakan anjing di Asan, Korea Selatan. Foto oleh Jean Chung, disediakan HSI.
Peternakan anjing di Asan, Korea Selatan. Foto oleh Jean Chung, disediakan HSI.

Tercatat ada ribuan peternakan anjing yang beroperasi di Korsel. Jutaan ekor anjing dibesarkan dalam kondisi memprihatinkan sebelum dibunuh untuk diambil dagingnya. Menurut HSI, mereka sudah menyelamatkan lebih dari 2.700 ekor anjing dari tempat-tempat seperti ini — peternakan Yang berada dalam urutan ke-18 di daftar mereka.

Namun, keputusan Yang memberi secercah harapan. Lee melihatnya sebagai pembuka jalan bagi kehidupan yang lebih baik untuk anjing-anjing yang diselamatkan.

Sekarang Samsun dan anak-anaknya dirawat di pusat rehabilitasi sampai siap diadopsi.

“Saya bangga ketika pembiak anjing mendukung kegiatan kami, serta ketika kami berhasil membebaskan anjing yang sebelumnya dikurung,” katanya. “Saya membayangkan masa depan yang lebih baik untuk anjing-anjing itu. Saya membayangkan anjing itu tak lagi ketakutan, dan bisa berlarian bebas.”

Follow Junhyup Kwon di Twitter.