Jika kau ingin menikmati karya seni di Jakarta, pilihanmu sangat terbatas. Kalau enggak ke pameran-pameran seni di galeri berpendingin udara, museum, atau sesekali ballroom hotel bintang lima. Gitu-gitu doang lah.
Sebenarnya enggak ada masalah sih. Cuma, rasanya kayak ada yang kurang. Alasannya, pameran seni macam itu terasa eksklusif. Berapa banyak sih galeri yang kalian tahu lokasinya tanpa harus pakai panduan GPS? Artinya, cuma yang mau meluangkan waktu doang bisa menikmati seni. Bias kelas menengah banget.
Videos by VICE
Isu ini sejak lama menggelisahkan seniman. Di ruang-ruang kota, seharusnya warga turut berpartisipasi, tanpa peduli latar belakang kelas sosialnya, dalam kesenian. Makanya, satu dekade lalu, Samuel Indratma dari Yogyakarta, mengajak warga menghias kampung dan tetenger kota dengan bermacam mural yang didukung pemkot.
Tahun ini, kegiatan seni partisipastif serupa dihelat di Jakarta. Organisasi nonprofit menginisiasi micro galleries, dengan agenda membuktikan seni seharusnya bisa dinikmati lebih banyak orang. Terutama teman-teman yang tinggal di perkampungan, yang mungkin seumur hidupnya tak menganggarkan alokasi waktu datang ke galeri atau museum.
Micro Galleries selama dua pekan, tepatnya sejak tanggal 6 hingga 21 Oktober mendatang “mengubah” jalan-jalan tikus di perkampungan padat Jakarta menjadi pameran seni dadakan. Akhir pekan lalu, pameran perdana sudah digelar di Kampung Kecil, Jalan Kebon Nanas I, Kebayoran Lama. Gang-gang sempit di Kebon Nanas disulap wilayah penuh mural, origami, karya instalasi, sound art, serta pajangan beragam seni kriya. Untuk sejenak, gang tikus itu digantikan karya seni, bukan sekadar sepeda motor yang berusaha nyempil menghindari macet di jalan utama.
Micro Galleries adalah aktivitas nonprofit yang dihelat bersama #belajaran, kolektif independen yang sejak lima tahun belakangan sudah menggelar berbagai kegiatan pendampingan di empat perkampungan Ibu Kota.
Para seniman yang berkolaborasi bareng Micro Galleries mengajak warga kampung ikut berkreasi, agar mereka semakin merasa memiliki kampungnya sendiri lewat seni.
VICE Indonesia mengabadikan aktivitas dan karya-karya seni warga kampung Jakarta dalam seri foto berikut: