Mesin Penjual Pizza Otomatis Pertama Sudah Ada di Jepang

Jepang adalah negara penuh kekontrasan. Tidak hanya mengagungkan kesabaran dan ketenangan, Jepang juga dikenal sangat efisien dan dogmatik. Hampir semua aspek dalam masyarakat Jepang telah diutak-atik agar semakin efisien, nyaman, dan simpel—entah lewat teknologi canggih, atau kerajinan artisanal yang rumit.

Mungkin simbol efisiensi terbaik budaya Jepang adalah mesin penjual otomatis (vending machine). Mulai dari ramen, selada, bahkan celana dalam bekas—asalkan itu sesuatu yang bisa dikonsumsi, kemungkinan besar kamu bisa mendapatkannya hanya dengan sentuhan satu tombol.

Videos by VICE

Mesin-mesin penjual otomatis Jepang menghasilkan $46 miliar setahun. Asosiasi Manufaktur Mesin Penjual Otomatis Jepang mengklaim ada sekitar satu mesin penjual otomatis untuk setiap 33 warga Jepang.

Kini ada satu lagi menu makanan klasik yang bisa didapat lewat mesin otomatis ini: pizza. Di Hiroshima, secara strategis diletakkan di samping sebuah toko sewa video (masih ada lho), kamu kini bisa membeli pizza lewat mesin penjual otomatis. Tersedia dalam rasa margherita atau quattro formaggio, Pizza Self ini bisa dibeli seharga ¥980 (sekitar Rp129 ribu), lengkap dengan kotak, tas, dan pizza roller.

Anehnya, biarpun mempunyai reputasi sebagai pencipta banyak hal, bukan orang Jepanglah yang menemukan mesin penjual otomatis pizza. Gelar tersebut jatuh ke tangan negara asal pizza. Pada 2009, Claudio Torghele dari Italia menciptakan mesin pizza otomatis. Sesuai dugaan, dia menerima badai kritik mengingat masyarakat Italia menghargai tradisi dan makanan autentik. Namun di Jepang yang lebih bebas, hasil temuannya terbukti berbuah sukses.

Biarpun harus bersaing dengan cabang Pizza Hut dan Domino’s setempat, Pizza Self mampu bertahan. Mesin-mesin ini menarik perhatian orang-orang yang penasaran dengan cara menyebarkan aroma keju mendidih dan roti di jalanan. Pizzanya hanya dimasak dalam lima menit, memberikan pengunjung cukup waktu untuk masuk ke toko, memilih film, dan disambut keluar dengan satu kotak pizza mozzarella panas.

Makin mirip kisah fiksi distopia kan. Mesin pencetak pizza yang menggoda orang-orang kelaparan di pojok jalanan Hiroshima akan semakin lazim saja. Sepertinya masa depan seperti kisah fiksi ilmiah memang sudah menjelang.

Artikel ini pertama kali tayang di AMUSE