‘Mode Incognito’ Hampir Enggak Ada Gunanya Buat Melindungi Kalian di Internet

modul incognito e degeaba și inutil

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Germany.

Mode incognito memberikan kesan seolah-olah pengguna dapat berselancar di dunia maya dengan aman. Padahal kenyataannya, operator situs dan provider masih bisa melihat aktivitas kalian di internet. Peramban macam Chrome, Safari dan Firefox sebenarnya telah memberi tahu ini ketika kalian membuka jendela rahasia tersebut.

Videos by VICE

Akan tetapi, rupanya tak banyak orang yang tahu tentang ini. Hasil penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Leibniz University of Hannover dan University of Chicago mengungkapkan banyak pengguna terlalu melebih-lebihkan tingkat perlindungan privasi yang ditawarkan incognito. 40 persen responden mengira mode penelusuran pribadi ini akan merahasiakan lokasi mereka, sedangkan 22 persen percaya kalau provider internet dan pemerintah takkan bisa melacak aktivitas online mereka.

Semua ini adalah kesalahpahaman. Jendela rahasia tersebut cuma menghapus riwayat pencarian dan cookies setelah ditutup. VICE bahkan pernah membahas tentang Google yang dituduh mengumpulkan data pengguna dalam mode incognito.

Riwayat browser kalian berisi semua situs yang pernah kalian kunjungi dan tulisan yang kalian ketik pada formulir web (misalnya seperti memasukkan email saat log in), sementara cookies adalah kumpulan informasi yang diterima komputer atau browser dari situs-situs yang kalian kunjungi. Kalian bisa dengan mudahnya menghapus riwayat dan cookies dalam mode penjelajahan biasa.

Tangkapan layar mode incognito Google Chrome.
Tangkapan layar Google Chrome. Ilustrasi Laptop: Pixabay | Sara_Torda. Gambar latar: AdobeStock | gaihong.

Mode penelusuran pribadi enggak mencegah situs mengenali pengguna. Provider internet masih bisa mengumpulkan data, seperti alamat IP, bahkan ketika kalian mengaktifkan incognito. Alamat IP nantinya dapat dicocokkan dengan “browser fingerprints” atau secara harfiah berarti “sidik jari peramban”. Perangkat akan menyediakan informasi ini ke situs sehingga dapat ditampilkan dengan benar, memperhitungkan resolusi layar, sistem operasi, lokasi dan bahasa. Sekilas enggak ada yang spesial dari pengaturan browser ini, tapi sebenarnya cukup unik jika digabung.

Regulasi Perlindungan Data Umum Uni Eropa (GDPR) kurang spesifik menjelaskan berapa lama provider menyimpan informasi pribadi pengguna seperti data traffic. Peraturan ini hanya memberi tahu datanya dapat disimpan selama benar-benar diperlukan sebelum dianonimkan dan dibuang. Selain itu, perusahaan yang menyimpan data pengguna harus bisa menjelaskan berapa lama datanya disimpan, membuka peluang bagi lembaga pemerintah seperti polisi untuk memperoleh data tersebut.

Kalian bisa beralih ke Tor kalau memang ingin melindungi privasi. Browser ini gratis, dan akan meneruskan setiap permintaan melalui setidaknya tiga server yang dipilih secara acak. Informasi lokasi kalian aman dan aktivitasmu di internet enggak akan dilacak berkat enkripsi berlapis tersebut. Kalian bisa menggunakan VPN berbayar jika ingin meningkatkan perlindungannya.

Opsi paling aman adalah dengan mengunduh sistem operasi portabel Tails. Mendapat dana dari Tor, OS open-source ini bisa diunduh secara gratis menggunakan flash disk. Tails enggak perlu disimpan ke hard drive, sehingga dapat dicolokkan dan dicabut sesuai keperluan. Ketika dicolokkan, semua koneksi internet akan dialihkan melalui jaringan Tor.

RAM komputer akan dihapus begitu dimatikan, sehingga kalian takkan meninggalkan jejak digital sama sekali. Sistem operasi komputer akan berubah seperti semula, Windows atau MacOS, ketika flash disk dicabut. Akan tetapi, Tor sebenarnya sudah cukup aman kalau hanya untuk penggunaan sehari-hari saja.

Intinya, aktivitas kalian di internet tak sepenuhnya aman dari pantauan setelah mengaktifkan incognito. Karena mode ini enggak ada bedanya dengan menyamar pakai kacamata dan kumis palsu. Orang-orang masih bisa mengenali siapa dirimu.