Aturan pertama dari klub petarung (fight club) adalah tidak membicarakannya. Kutipan populer film Fight Club (1999) ini langsung terngiang pas VICE melihat video pertarungan tangan kosong yang diduga berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), tersebar di Twitter.
Terlihat dua anak muda saling pukul dan saling kunci dipantau seorang wasit dan dikelilingi keramaian yang membentuk arena lingkaran. Usut punya usut, kelompok ini menamai diri Makassar Street Fight (MSF). Video bisa dilihat di tautan ini, tapi kami peringatkan isinya murni kekerasan.
Videos by VICE
Kemunculan “olahraga ekstrem” ini langsung jadi perhatian polisi. Pada Selasa (3/8), Kasatreskrim Polrestabes Makassar Kompol Jamal Fathur Rakhman mengatakan sudah membentuk tim bersama Reserse Mobile (Resmob) Polda Sulsel untuk menyelidiki. Beredar informasi, bila pertarungan yang erekam berlangsung di salah satu sekolah di Jalan Ince Nurdin, Makassar.
“Kasus ini dalam proses penyelidikan baik secara internet maupun penyelidikan lapangan guna mengungkap oknum terlibat dalam video tersebut,” ujar Jamal dilansir dari iNews. Akun @makassarstreet_fight yang mengunggah video baku hantam bebas itu di Instagram sudah hilang akibat laporan warganet.
Kabid Humas Polda Sulsel E. Zulpan, pada Rabu (4/8) menjelaskan sudah ada petarung yang dimintai keterangan. “Jadi, itu kan sebenarnya sudah ada petarung yang kita mintai keterangan. Mereka tidak punya catatan kriminal, kan masih anak sekolah, pelajar,” kata Zulpan kepada Detik. “Jelas ilegal ini, di jalanan, kemudian alasnya paving block, bantingannya kalau kena kepala bisa pecah dan meninggal dunia.”
Zulpan mengatakan, penonton tarung bebas jalanan ini ditarik uang tiket Rp10 ribu, petarung dimintai setoran Rp50 ribu, dan aka nada hadiah Rp1,5 juta bagi pemenang.
Kalau pembaca pernah membaca tulisan VICE tentang tren balap lari liar di sejumlah daerah beberapa waktu lalu, mekanisme pencarian lawan di Makassar Street Fight kurang lebih sama: mengunggah peserta yang mencari lawan di Instagram Stories untuk dipasangkan dengan lawan sepadan. Indikator “sepadan” ini ditentukan dari berat badan yang tidak boleh selisih lebih dari 5 kilogram antar-petarung, lalu pengalaman tarung masing-masing peserta yang berimbang. Nantinya, akan ada pihak peninjau yang menganalisis tingkat pengalaman ini.
Selain buat adu ketangkasan, kolektif tarung bebas ini juga menyediakan tempat buat orang yang ingin “menyelesaikan masalah” dengan berkelahi. Untuk konsep satu ini, perbedaan pengalaman dan berat badan sepenuhnya akan dikesampingkan. VICE mencoba menghubungi kolektif ini, namun mereka menolak diwawancarai.
Sehari setelah video Makassar ramai, muncul video serupa yang diduga dari Depok, Jawa Barat. Video tersebut bisa disaksikan di tautan ini, juga dengan peringatan akan kekerasan. Terekam pertarungan bebas tangan kosong yang melibatkan perempuan. Persis di Makassar, asal-muasal video Depok kini dalam pengamatan aparat.
“Sepertinya itu kasus lama, kalau dilihat dari kondisi videonya. Kita masih cek dulu untuk kepastiannya, video tersebut lama atau bukan,” kata Kapolsek Pancoran Mas Tri Harijadi dilansir Radar Depok.
Lurah Cipayung Jaya Mustakim mengonfirmasi video berasal dari daerahnya. Namun, ia tak tahu-menahu soal pertarungan itu. “Sepertinya anak SMA apabila melihat seragam maupun postur tubuhnya. Justru saya tanya RT dan RW enggak ada yang tahu,” aku Mustakim kepada Kumparan.