FYI.

This story is over 5 years old.

Masa Depan Transportasi

Kapal Otomatis Bakal Tersedia di Pasaran Lebih Cepat Dibanding Mobil Tanpa Sopir

Kapal yang bisa jalan sendiri tanpa nahkoda jauh lebih membantu manusia sih. Soalnya 90 persen perdagangan dunia kan lewat laut. Jadi, Tesla otomatis keluar belakangan gapapa deh...
An early version of Buffalo Automation’s self-driving boat technology on Lake LaSalle. Image: Douglas Levere/University at Buffalo

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard

Ketika kapal pesiar Costa Concordia menghantam sebuah batu karang dekat Pulau Tuscany dan tenggelam di laut Mediterania pada 2012, orang-orang dari seluruh dunia tidak mengerti bagaimana bisa kapten kapal pesiar yang membawa 4.229 penumpang bisa membuat kesalahan begitu sederhana berakibat fatal. Total, 32 penumpang meninggal.

“Kapal senilai ratusan juta dollar seharusnya tidak dikendalikan secara manual menabrak batu-batuan. Kami memiliki teknologi tersedia untuk mengendalikan kapal-kapal ini,” ujar insinyur kelautan Michael Johnson, yang bekerja sebagai wakil presiden manajemen proyek di Crowley Maritime saat itu, lewat sebuah wawancara telepon dari Boston. Perusahaannya memenangkan penawaran, senilai US$1,5 miliar, untuk melaksanakan proyek penyelamatan komersial termahal sepanjang masa.

Iklan

Bekerja di Italia selama setahun, sering sekali dia melihat kecelakaan-kecelakaan kapal. Tidak lama kemudian, pertanyaannya berubah dari “kok bisa sih?” menjadi “Bagaimana caranya mencegah ini terjadi lagi?”

AutoMate sistem sedang dipasang di salah satu kapal kontainer. Foto: Buffalo Automation

“Atas alasan itulah saya mendirikan Sea Machines,” ujar Johnson. Perusahaan startupnya yang didirikan pada 2014, saat ini melangsungkan uji coba sistem bantuan pengemudi canggih untuk kapal di dekat pantai Massachusetts. Mereka berniat meluncurkan produk pertama mereka—sistem retrofit Sea Machines 300—yang diluncurkan pertengahan 2018.

Merespons revolusi otomatisasi yang sedang berlangsung, hampir semua mesin transportasi nantinya tidak membutuhkan sopir. Untuk mobil, rasanya masih lama sebelum kita bisa melihat mereka beroperasi secara bebas, di luar kondisi uji coba. Nah, tapi untuk kapal laut tanpa awak, mungkin sudah bisa beroperasi di laut secara komersil sebelum 2020.

Ini karena membuat semua kapal otomatis akan menghasilkan pendapatan yang luar biasa besar. Menurut PBB, 90 persen perdagangan dunia diangkut lewat laut, sementara 10,3 miliar ton produk diangkut oleh kapal pada 2016. Menurut National Ocean Service NOAA, kapal laut mengangkut kargo senilai $1,5 triliun melalui pelabuhan AS pada 2016. Sekitar 325 perusahaan pengiriman laut di dunia telah menghasilkan total pendapatan $10 miliar.

Selain pengiriman barang, kapal laut juga sangat penting perannya terhadap berbagai industri termasuk pertanian angin, eksplorasi minyak dan gas, pemancingan, dan penelitian iklim dan lingkungan. Ini membuat transportasi laut sangat ramai digunakan.

Iklan

Raksasa otomotif macam Rolls Royce sekarang berusaha mengotomatisasikan lautan dan membantu perusahaan maritim mempermudah proses navigasi, menghemat bensin, meningkatkan keselamatan, meningkatkan kapasitas kapal, dan menghasilkan lebih banyak uang. Ternyata, sistem otonom untuk kapal tidak jauh berbeda dengan sistem otonom untuk mobil, kecuali beberapa faktor kunci—misalnya, perairan selalu bergerak, sementara jalanan tidak, dan kapal membutuhkan jarak beberapa kilo untuk mengubah haluan.

Buffalo Automation, sebuah perusahaan startup asal New York yang didirikan alumni University of Buffalo, belum lama ini sukses mengumpulkan dana crowdfound sebesar $900.000. Dana itu dipakai mengkomersialisasikan sistem AutoMatenya—kumpulan sensor dan kamera yang membantu kapal beroperasi secara semi-otonom. CEO Thiru Vikram mengatakan perusahaannya sedang bekerja sama dengan tiga pilot, dan berniat mengaplikasikan sistem ke kapal kargo dan kapal pesiar terlebih dahulu.

Setelah melakukan uji coba di Great Lakes, Vikram menemukan bahwa hanya satu per satu kapal bisa melewati kunci dan kanal. Apabila sebuah kapal datang terlalu awal atau terlambat, kapal tersebut akan menganggur dan menghabiskan bahan bakar. "Algoritma dan sensor bisa digunakan untuk menginterpretasi cuaca dan kondisi pelayaran. Hasilnya, secara otomatis kapal menyesuaikan kecepatan guna menepati jadwal," ujarnya.

Di saat yang sama, kunci dan kanalnya sangat sempit dan padat, meningkatkan peluang kapal saling bertubrukan dan tenggelam. Risiko terjadi tubrukan ini berarti biaya insuransi yang lebih tinggi, menurut Vikram. Otomatisasi, karenanya, bisa mengurangi risiko dan biaya bagi perusahaan.

Iklan

Kapal otomatis tanpa nahkoda sangat menarik perhatian International Maritime Organization, yang bertugas mengatur standar untuk perairan internasional. IMO meluncurkan uji coba regulasi tahun lalu untuk menganalisa dampak dari kapal otonom. Ketika produk ini nanti siap pada 2020, permintaan pasar mungkin akan mendorong supaya kapal otonom bisa langsung dioperasikan di laut. “Lingkungan yang bersahabat membantu kami mendorong teknologi ini maju,” ujar Johnson dari Sea Machines.

Misalnya, Autonomous Marine Systems dari Massachusetts sudah menggunakan drone pelayaran tanpa manusia—Datamarans—yang fungsinya mengumpulkan semua data tentang laut, terutama untuk sektor energi lepas pantai.

Bentuk mesin di geladak kapal yang menjalankan sistem AutoMate. Foto: Buffalo Automation

“Laut adalah bagian besar dari ‘transaksi karbon' di planet kita. Standar pengukuran transportasi karbon adalah dengan melakukan pengukuran di atas dan di bawah permukaan laut,” jelas salah satu pendiri dan kepala petugas teknologi Earmon Carrig lewat sebuah email ke Motherboard. Biasanya, ini dilakukan dengan cara drifting, moored, atau sistem observasi peluncuran kapal—yang semuanya memakan biaya besar.

“Ketika kita pertama kali meneliti dunia observasi laut, biayanya besar sekali,” tulis Carrig. Karena banyak industri pengangkutan kapal dikendalikan hanya oleh beberapa perusahaan, pemain baru dalam pasar akan mendorong mereka untuk menjadi lebih kompetitif dan menurunkan biaya.

Johnson yakin industri kelautan dan para regulator yang terlibat akan mendukung ide kapal otonom. “Setiap perusahaan sudah mengeluarkan mandat bahwa keselamatan adalah yang terpenting,” ujarnya. “Karena itulah, hal-hal yang bisa meningkatkan aspek keselamatan akan cepat diadopsi berbagai perusahaan pemilik kapal.”