Nikmati Lukisan-Lukisan yang Seratus Persen Dibuat Dengan Pulpen

Artikel ini pertama kali tayang di Creator

Seniman visual Nuria Riaza masih ingat ketika tumbuh dewasa kedua orang tuanya tak terlalu rewel mengenai apa yang dia tonton. Lahir pada 1990, Riaza mengkonsumsi tayangan TV apapun yang dia mau. Alhasil, masa kecil Riaza dipenuhi dengan tamsil-tamsil budaya pop klasikyang fantastis seperti adegan-adegan dari Beetlejuice, The X-Files, dan The Adams Family.

Videos by VICE

“Kami tumbuh besar melihat banyak gambar-gambar ganjil dan karya-karya estetis yang jenius,” ujar Riaza kepada Creators. “Ini kan pengalaman yang bisa kita hapus begitu saja. Gambar-gambar itu tersimpan dalam alam bawah sadar saya.” Obsesi Riaza terhadap gambar-gambar seram yang keren diwujudkan dalam lukisan yang luar biasa detail yang dibuat hanya dengan pulpen.

Riaza mulai menggunakan pulpen sebagai alat menggambar pada usia lima atau enam tahun, meski dia baru benar-benar serius melukis dengan pulpen begitu dewasa sebagai seorang mahasiswa seni murni, di Mexico City’s Polytechnic University. Menurut Riaza, saat itu dirinya “berusia 21 tahun… dan keren” dan memerlukan alternatif yang murah untuk melukis. “Saya akhirnya melukis dengan pulpen dan kertas dan terkaget-kaget menemukan banyak sekali kemungkinan yang ditawarkan medium ini. Gampangnya sih, saya jatuh cinta pada sapuan pena dan warnanya.”

Karya-karya Riaza menampilkan mimpi-mimpi berwarna biru. Tiap-tiap lukisannya disusun dari coretan pena yang ditempatkan dengan sangat jenius. Memang butuh beberapa saat untuk membiasakan mata agar bisa menikmati lukisan-lukisan itu. Namun, begitu mata kita terbiasa memandangi lanskap biru lukisan itu, kita akan sadar bahwa Riaza begitu memperhatikan detail. Mayoritas lukisan Riaza bisa dikelompokkan sebagai lukisan surealis yang kadang terlihat seperti kolase alam, manusia, simbol, dan lainnya.

Sudah barang tentu untuk menghasilkan lukisan sedetail ini, Riaza harus menempuh proses yang panjang. Menggunakan pulpen untuk menulis mungkin kedengarannya mudah. Hanya saja, di tangan seniman kapiran, pena hanya akan menghasilkan sketsa-sketsa karya-karya kacangan. Di tangan Riaza, pulpen jadi senjata menciptakan lukisan yang sangat detail.

“Saya menghabiskan waktu berjam-jam untuk melukis dan akibatnya saya cuma tidur sebentar,” ujar Riaza. “Kadang saya mengerjakan beberapa proyek sekaligus. Masalahnya, tak ada batasan pasti seberapa lama satu karya saya bisa diselesaikan. Semuanya tergantung ukuran lukisan dan apa yang nikmati selama menggambar lukisan tersebut. Cuma memang melukis dengan pulpen adalah sebuah proeses yang lamban karena butuh konsentrasi berlebih. Namun, begitu kamu bisa mengendalikannya, prosesnya bakal lebih cepat.”

Riaza bisa menyelesaikan satu lukisan pesanan dalam sehari. Kendati begitu, Riaza lebih nyaman bekerja dengan tempo yang lebih lamban,

Jika kalian sempat mengunjungi laman Instagram, kalian akan menjumpai banyak karya-karya lukisan keren berwarna biru. Dari sana, kalian juga bisa mendapatkan informasi tentang proyek terbaru Riaza.
Tak hanya menggambar, Riaza juga piawai mengerjakan animasi. Misalnya, dia pernah mengerjakan animasi album musisi Uruguay Jorge Drexler, Salvavidas de Hielo, yang beredar September lalu.
Bagi Riaza, semua karyanya tak lepas dari kecintaannya pada pulpen, sebuah medium yang menurutnya pantas dijajal seniman lainnya.

“Awalnya, bisa dimulai dengan menggunakan pulpen lebih dari sekadar alat tulis—memakainya seperti tusuk gigi, menggunakanya untuk bikin tato palsu, memakainya sebagai rol rambut dan tentunya sebagai alat menggambar. Ini hampir mirip seperti sebuah terapi, tak jauh berbeda dari orang-orang yang mencoba menggambar mandala. Nanti, kamu akan menyadari bahwa kesalahan dalam gambar akan tetap kelihatan indah di atas kertas.”

Klik di sini untuk mengunjungi website Nuria Riaza.