Nongkrong Bareng Pelopor Komunitas Skater Perempuan di Ghana

kelompok skater perempuan, skate gal club, di ghana

Bagi pemain skateboard, tersedianya tiang slide, jalanan mulus dan lokasi aman menjadi penunjang berkembangnya budaya skate. Tapi, bagaimana jadinya jika suatu tempat tak memilikinya sama sekali? Apakah kancah skateboard masih bisa tumbuh di sana? Bisa saja.

Ghana mungkin belum memiliki infrastruktur skate yang memadai, tapi aktivitas meluncur semakin diminati anak muda. Sayang sekali, komunitas skater Ghana masih sering berurusan dengan polisi karena dianggap mengganggu ketenangan.

Videos by VICE

Segala hambatan ini mendorong sekelompok pemudi untuk menciptakan perubahan. Dengan bantuan Surf Ghana, kelompok skate pertama di Ghana Skate Gal Club berhasil dibentuk tahun lalu. Didirikan oleh perempuan Prancis Sandy Alibo dan temannya Kuukua Eshun, kelompok skater perempuan ini menjalankan misi mengajarkan perempuan muda untuk bermain skateboard.

Anggota Skate Gal Club tergerak menyediakan tempat aman, dan memberdayakan para perempuan tersebut. Acara pertama mereka dihadiri 60 perempuan lebih, dan sejak itu sudah ada 200 perempuan lebih yang diajarkan bermain skate.

1585068884227-skate9

Abena Appiah adalah fotografer dokumenter yang tinggal di London. Perempuan 22 tahun itu berkenalan dengan Skate Gal Club ketika dia berkunjung ke Ghana, tempat kelahiran kakek-neneknya. Terpincut dengan keberaniannya, Abena menawarkan untuk mengabadikan keseharian mereka. “Mereka melakukan ini untuk kepentingan sendiri, dan tak cuma menunggu diizinkan terlebih dulu. Itulah yang membuat saya tertarik,” katanya saat dihubungi lewat telepon. “Kelompok ini mengajak pemudi Ghana untuk mencoba hal baru di lingkungan yang membuat mereka nyaman. Bukan cuma aspek olahraganya yang dikedepankan, tetapi juga kesediaan mereka untuk menjadi lebih percaya diri. Skateboard hanyalah sarana penghubung.” Yang awalnya hanya kelompok kecil-kecilan, sekarang berubah menjadi komunitas yang membantu dan menginspirasi orang lain. Acara terbaru mereka, yang diadakan untuk memperingati Hari Perempuan Internasional, mengajak perempuan untuk menyadari kecantikan diri sendiri.

Abena lebih memahami keturunan Ghana-nya selama memotret Skate Gal Club. Dia selalu terpikir melakukan sesuatu yang kreatif, tapi akhirnya kuliah biomedis untuk cari aman. Saat itu, dia belum yakin dengan masa depannya. Meskipun demikian, dia tetap menjajal foto dokumenter serta membuatkan iklan untuk Adidas dan Highsnobiety di sela-sela kuliah. Dia baru menyeriusi fotografi setelah lulus.

Mengunjungi Ghana sendirian adalah langkah besar bagi Abena untuk menceritakan kisahnya. “Sebagai keturunan diaspora Ghana, saya merasa berada di antara dua identitas. Saya menonjol selama di Ghana karena tidak besar di sana, tapi jelas saja keturunan asliku bukan di London.” Pergi ke Ghana tanpa ditemani keluarga mengajarkan makna identitas dua budaya sesungguhnya kepada Abena. “Saya sekarang merasa diberdayakan oleh berbagai pengalaman dan budaya yang kuterima selama ini,” tuturnya. Kepercayaan diri kelompok skater Ghana mendorong Abena untuk lebih berani menyuarakan pikirannya. “Ghana memberikan energi positif yang saya gambarkan sebagai kepercayaan diri tenang,” terangnya. “Mereka tak peduli ada yang memerhatikan atau tidak. Mereka melakukan ini bukan untuk tenar. Mereka pantas mendapatkan pengakuan yang lebih besar.”

1585069596846-skate3
1585068979702-skate1
1585069526613-skate10
1585069017700-skate5
1585069553628-skate12
1585069394006-skate14
1585069307415-skate8
1585069660219-skate7
1585069364774-skate4
1585070080343-skate16
1585069425483-skate15
1585069469901-skate18
1585069496390-skate13
1585126616433-022
1585069834022-skate17
1585069859980-skate19

Artikel ini pertama kali tayang di i-D