Nongkrong Bersama Dukun Spesialis Pemburu Pusaka Kesohor asal Medan

Segala cerita yang keluar dari mulut Mismanjaya susah dipercaya, lebih mirip cerita komik atau bahkan dongeng.

“Saat berusia 19 tahun, saya pernah menjadi seperti lumpuh selama tiga bulan,” kenangnya. “Orang-orang bilang saya gila. Tetapi pada suatu hari saya pernah pingsan dan setelah itu bagian tubuh saya yang sebelah kiri menjadi lumpuh karena tidak bisa digerakkan sama sekali. Mamak saya yang harus memandikan dan merawat saya. Setelah selama tiga bulan saya bisa sembuh. Hanya saja waktu saya tidur malam, saya mulai bermimpi menemukan benda pusaka. Mulai dari saat itulah saya bisa mencari benda pusaka.”

Videos by VICE

Mismanjaya adalah dukun. Profesi wajar di Indonesia sampai sekarang. Dia dipercaya masyarakat memiliki kemampuan spiritual jauh di atas orang kebanyakan. Reputasinya dalam dunia klenik inilah yang memungkinkan dirinya kondang bak seorang pesohor lokal di seantero kota Medan, Sumatra Utara. Mismanjaya mengaku lahir dari keturunan keluarga dukun. Ayah dan kakeknya, seturut pengakuan Mismanjaya, adalah orang pintar yang kerap diminta kerabat menemukan barang yang sempat hilang.

Mismanjaya tinggal di rumah sekaligus tempat praktiknya di Gang Dukun, Tanjung Morawa, sebuah kawasan semi-pedesaan, ujung timur Medan. Mismanjaya menawarkan macam-macam bantuan spiritual: menemukan anak yang hilang, kekasih yang lenyap entah ke mana hingga ponsel pintar yang tak jelas keberadaannya. Namun, jasa yang paling menggiurkan yang ditawarkan Mismanjaya adalah pencarian benda pusaka serta harta karun.

Mismanjaya tak mematok harga untuk setiap pertolongan yang dia berikan. Atas jasa yang mereka nikmati, klien membayar seikhlasnya. Mismanjaya juga alergi diliput media. Ketika saya bertemu dengannya dan memperkenalkan diri pertama kali, dia mengaku tak mau jadi terlalu terkenal.

Sepanjang empat jam yang saya habiskan ngobrol dan mengikuti gerak-gerik Mismanjaya, sekurang-kurangnya 20 orang keluar masuk kliniknya. Saat masuk ke ruang praktiknya, Mismanjaya sedang mengunyah potongan nanas sambil memijat kaki pasiennya. Tatkala ditanya apa yang sedang dia lakukan, Mismanjaya mengaku mengerahkan kemampuan magis menyembuhkan penyakit diabetes yang diidap sang pasien.

Mismanjaya membuka layanan klenik saban hari, mulai pukul sembilan pagi pas. Dia baru mengakhiri hari begitu pasien terakhir angkat kaki. Nyaris setiap hari seperti itu.

“Menjadi dukun itu kerjanya 24 jam,” terangnya.

Kepercayaan masyarakat terhadap berbagai hal bersifat supernatural masih mengakar kuat dalam kehidupan Indonesia modern. Kendati secara teknis seorang muslim diharamkan mempercayai kekuatan magis para dukun, faktanya perdukunan adalah hal lumrah di negara mayoritas muslim ini. Fatwa yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia agar penduduk muslim Indonesia.

VICE beberapa kali menulis tentang obsesi masyarakat Indonesia terhadap hal gaib, mulai dari warung makan roh halus di Yogyakarta, industri pawang hujan hingga usaha para pembuat kebijakan di negeri ini untuk menggolongkan tenung dan santet sebagai perbuatan kriminal.

Para dukun umumnya punya cerita asal-usul kekuatan mereka. Namun, cerita asal muasal kemampuan Mismanjaya jauh lebih ganjil—melibatkan ular magis hingga mimpi-mimpi aneh—dari semua cerita yang pernah kita baca.

Semuanya bermyla pada dekade ‘80an di Langkat, sebuah daerah di utara Medan. Saat itu, Mismanjaya masih bekerja di sebuah perkebunan kelapa sawit dan tengah berusaha keras memahami sebuah mimpi yang terus menerus datang di malam hari. Dalam mimpinya, seorang perempuan cantik terus membuntutinya di tempatnya bekerja dan terus membisikinya.

Suatu pagi, Mismanjaya berjalan membelah perkebunan sampai dirinya menemukan tempat yang dia lihat dalam mimpinya. Dia lantas mulai menggali. Di sana, dia menemukan sepotong bambu. Matanya terpaku dan anehnya bambu itu mulai berbisik kepadanya. Dari apa yang dikataakan si bambu sakti ini, Mismanjaya tahu ada harta karun yang terkubur di kawasan perkebunan.

Bambu andalan Mismanjaya untuk memburu pusaka mistis.

Bambu itu—kini jadi tongkat yang digunakan Mismanjaya saat melayani praktik paranormal—membawanya ke tempat lain, di sebuah perkebunan lain. Kali ini, dia berhadapan dengan seekor ular. Mismanjaya mengumpulkan segara keberaniannya dan akhirnya memegang sang ular di kepalanya. Ajaib, ular misterius itu dalam sekejap berbah menjadi keris. Keris inilah yang jadi penanda bahwa Mismanjaya telah memiliki kemampuan untuk menjadi dukun pencari harta karun, katanya,

Saya sadar cerita-cerita di atas tak masuk akal, tapi itulah yang kamu dapat jika ngobrol lama bareng Mismanjaya. Awalnya, dia agak jaim. Walau mengabulkan permintaan wawancara saya, jawaban alot sekali mengalir dari mulutnya. Cuma kalimat dan ucapan pendek saja yang keluar. Di menit-menit awal ngobrol, Mismanjaya terlihat terlalu konsentrasi. Baru setelah cerita panjang lebar tentang bagaiman dirinya bisa jadi dukun, dia lebih terbuka menceritakan banyak hal—termasuk topik di luar klenik.


VICE terobsesi sama dukun ataupun paranormal di negara ini. Sampai, kami sengaja ikut seminar klenik lho. Baca di sini liputannya:

Dia bertanya apakah saya mendengar berita tentang penemuan harta karun terbesar di Indonesia yang melibatkan dirinya. Suatu kali, beberapa nelayan di Belawan, nama pelabuhan di Medan, datang ke tempat praktek Mismanjaya dan bercerita tentang sebuah masalah yang sekilias dicuplik dari saga The Odyssey. Saba hari, para nelayan melalui kawasan di perarian medan yang selalu bikin mereka ketakutan. Di sana, ombak bisa muncul tanpa penyebab jelas dan akhirnya memicu munculnya pusaran air menyeramkan.

Mismanjaya menggunakan bambu saktinya, sampai akhirnya menemukan bahwa itu adalah titik tenggalamnya sebuah harta karun Arab. beberapa penyelam diturunkan kembali membawa sekotak penuh keris dari dasar perairan itu, begitu cerita Mismanjaya sambil menyodrokan sebuah keris yang kelihatan kuno. Dia lantas meminta saya mendekatkan keris itu ke wajah dan mencium baunya, sembari menjelaskan bahwa keris itu belum diolesi minyak selama beberapa tahun, meski begitu bau ramuan mirip jamu menguar daru badan keris.

Cerita-cerita aneh deras mengalir dari Mismanjaya. Seperti cerita tentang telur berisi barang dari emas yang dia temukan di dalam sebuah gua setelah telur itu masuk dalam mimpi Mismanjaya. Atau pengalaman dirinya memecahkan misteri menghilangnya kura-kura air tawar. Menurut laporan yang diterima Mismanjaya, kura-kura tersebut terus menghilang dari kandang bambunya. Menurutnya, kura-kura itu tak pernah sekalipun digondol maling.

Sebaliknya, kura-kura tersebut beralih wujud menjadi harta karun dalam kegelapan malam. Mismanjaya kemudian menggali tanah di bawah kandang kura-kura dan mendapati koin, cincin dan perhiasan emas.

Tentu saja sulit bagi kita memverifikasi semua detail dari kisah ajaib Mismanjaya. Dukun kerap dituduh sebagai pembohong. Mereka dituding terlebih dulu menanam perhiasaan sebelum datang ke suatu tempat atau punya anak buah guna menjalankan tipu muslihatnya.

Di saat yang sama, Mismanjaya, serta dukun-dukun lainnya, bisa saja menuduh saya tak bisa merasakan kekuatan magis mereka cuma lantaran saya dianggap manusia awam yang tak bisa apa-apa.

Sebelum saya pergi, Mismanjaya menyerahkan sebuah koin, konon dari tahun 1945, yang digali dari salah satu sudut kota Medan dalam salah satu perburuan harta karun. Dia mewanti-wanti agar saya menyimpannya baik-baik. Alasannya? Karena saya lahir di hari Jum’at, sebuah hari agung yang membuat saya ada di bawah lindungan Nabi Muhammad SAW. Koin itu bisa menyembuhkan rasa nyeri dan sakit seperti sakit gigi dan encok. Semua itu dijelakan Mismanjaya sambil menempelkan koin itu yang sudah diolesi minyak ke dahi saya.

Jarum Jam nyaris menunjukkan pukul sembilan ketika saya undur diri. Bilik praktik Mismanjaya dan ruang tunggunya masih penuh sesak. Banyak orang mengira, dukun mulai ditinggal karena orang masa kini lebih percaya metode pengobatan modern. Faktanya, minimal hingga kunjungan VICE bulan lalu, Mismanjaya masih bisa menikmati puncak popularitas di Medan.

Mismanjaya tak terlalu peduli apalagi benci, pada orang yang tak percaya dengan kemampuannya sebagai dukun. Baginya, pandangan macam itu lumrah. Apalagi kalau mereka taat beragama. Justru, kalau ada manusia yang bikin dia keki, maka ini adalah jenis pasien yang memintanya menyantet orang lain.

“Orang selalu datang ke saya dan minta saya untuk menyantet orang,” ujarnya. “Saya tidak menyantet orang. Jika tujuan kamu datang ke tempat saya untuk menyuruh saya menyakiti atau membunuh orang dengan ilmu saya, saya akan usir kamu dari rumah.”