FYI.

This story is over 5 years old.

Masalah Sosial

Ukuran Tangan? Ukuran Kaki? Apa Sesungguhnya yang Menentukan Besar Penismu?

Kami tahu cowok-cowok penasaran, cuma bingung bertanya ke mana. Makanya kami bertanya pada seorang ahli dan menuliskan jawaban soal mitos populer soal penis ini.
Foto oleh Rene De Haan via Stocksy

“Kenapa sih banyak perempuan terobsesi dengan ukuran penis cowok—harus panjanglah, gedelah padahal mereka seharusnya lebih fokus di koneksi emosional dan kasih sayang yang terjalin?,” tanya seorang lelaki yang frustrasi ke kolom keluhan Guardian. Dia tentu bukan satu-satunya. Selama berabad-abad, banyak lelaki khawatir apakah alat kemaluan mereka terlalu besar atau kecil.

Biarpun tidak ada sebetulnya yang disebut ukuran penis “rata-rata”, banyak orang tidak setuju dengan pendapat ini. Pada 2014, seorang lelaki Inggris yang menolak menyebutkan namanya sempat membeberkan kisah kehidupannya yang berat akibat ukuran penisnya yang mikro ke majalah New York. Panjang penisnya hanya 5 centimeter. Sebetulnya tidak “memalukan,” tapi membuatnya minder untuk berhubungan seks bahkan bermasturbasi. Tahun berikutnya, seorang lelaki Meksiko mengungkap ke dunia penisnya yang berukuran 18,9 inci (48 cm) dan seberat 2 pon. Saking besarnya alat kemaluan itu, dia sering kehilangan pekerjaan dan kesulitan “berlutut dan berdoa di gereja.” Baru-baru ini, seorang lelaki perawan berumur 31 tahun yang memiliki penis besar (ukuran tidak diketahui) menulis ke kolom “Dear Coleen” surat kabar Mirror meminta bantuan.

Iklan

“Masalah saya rumit. Kebanyakan lelaki memimpikan memiliki penis besar, tapi bagi saya ini sebuah mimpi buruk,” ujarnya. “Perempuan hanya mau menyentuhnya saja, tidak lebih. Suatu kali seorang perempuan escort bahkan mengembalikan uang saya dan pergi. Saya sengsara.”

Menurut Kinsey Institute, ukuran penis ereksi rata-rata adalah lima hingga enam setengah inci (12 - 16 cm), tapi banyak juga yang berada di luar angka ini. Entah lebih kecil atau lebih besar. Lantas apa yang menyebabkan banyaknya variasi dalam ukuran penis?

Foto oleh Marti Sans via Stocksy

Secara umum, manusia relatif memiliki penis yang besar dibanding primata lainnya; antropolog evolusioner mengira ini terjadi akibat evolusi seleksi seksual. “Sebelum mulai adanya pakaian, ukuran penis manusia bisa jelas dilihat oleh calon pasangan mereka,” ujar peneliti Brian Mautz. Mautz mengadakan sebuah studi pada 2012 yang menemukan bahwa ukuran penis mempengaruhi daya tarik dan seleksi seksual seseorang. “Pengamatan ini telah menemukan bahwa ukuran penis manusia berevolusi sebagian karena selera perempuan. Pilihan mereka inilah yang mendorong evolusi penis manusia yang lebih besar.”

Secara individu, sama seperti elemen fenotipe lainnya, ukuran penis sebagian besar ditentukan adalah masalah keturunan, ujar Dr. Curtis Brown lewat telepon. Brown adalah seorang spesialis operasi ganti kelamin, tapi dia juga pernah bekerja dengan lelaki yang menginginkan penis yang lebih besar. Dia pernah mendapatkan pasien yang memiliki penis yang kelewat besar dan kecil dan ini menjadi masalah, biarpun “ini biasanya terjadi kurang dari lima persen.”

“Kalau kamu membayangkan kurva lonceng [dari ukuran penis], ada 95 persen yang normal, kemudian ada 2.5 persen yang terlalu besar dan 2.5 persen yang terlalu kecil,” ujar Brown. “Variasi ini bersifat genetik. Hormon juga bisa mempengaruhi ukuran penis. Apabila janin terpapar ke estrogen, ini bisa secara abnormal mempengaruhi penis—penisnya bisa jadi cenderung feminim. Ada banyak hal negatif yang bisa terjadi.”

Tapi secara garis besar, kebanyakan lelaki tidak perlu khawatir; variasi ukuran penis sangatlah umum (dan, menurut data para peneliti, tidak ada hubungannya dengan ras). “Kami sering mendapatkan permintaan untuk [pembesaran penis],” ujar Brown. “Biasanya dari pasien yang ‘normal’, tapi entah kenapa mereka tidak puas dengan ukuran penis mereka. Biasanya ini bersifat psikologis. Entah mereka pernah punya pacar yang mengatakan penis mereka kecil, atau merekanya sendiri yang selalu merasa kurang besar. Semuanya bermula di pikiran.”

Dear Coleen menawarkan penjelasan yang sama untuk si lelaki 31-tahun yang dikutuk karena memiliki penis yang kelewat besar. “Mungkin,” tulisnya kepada sang perawan, “kamu tidak membiarkan siapapun berbuat lebih jauh dibanding sekedar menyentuh penismu karena kamu sendirilah yang takut.”