FYI.

This story is over 5 years old.

Basket

Kalian Teledor Banget Kalau Menganggap Remeh Boston Celtics Musim Ini

NBA Seri 2017/2018 bakal seru sih. Celtics memiliki roster kuat potensial di divisi timur, yang kompetisinya bisa berimbang lagi andai LeBron jadi hengkang dari Cavaliers.
Kombinasi dua foto dari John Geliebter, Greg M. Cooper-USA TODAY Sports

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Sports.

Bayangkan final NBA 2019 bersama kami. Game 6 Boston Celtics melawan Golden State Warriors akan dikenang sepanjang masa. Tinggal lima detik tersisa, Celtics unggul 110-108. Lemparan ke dalam diambil oleh Warriors, Kyrie Irving tergelincir ketika mengejar Steph Curry berlari melewati screen, meninggalkan penembak jitu nomer satu Golden State terbuka lebar.

Iklan

Di tengah kericuhan, forward Celtics Jayson Tatum melihat Kyrie terjerembab, dan meloncat guna menghalangi Klay Thompson mengoper ke Curry. Kini, Tatum kehilangan keseimbangan dan Thompson mengoper bola ke Durant. Tatum terjebak.

Waktu seakan berhenti.

Dia sadar bahwa sedikit keraguan saja akan dimanfaatkan Durant untuk menembak. Sementara apabila dia menutup Durant, Durant akan mengoper ke Steph untuk peluang tembakan three-point terbuka.

Nasib pertandingan berada di tangan Jayson Tatum hanya dalam hitungan detik…


Kembali ke realita, Oktober 2017. Kehidupan Jayson Tatum belum sedramatis dunia basket futuristik fiksi bikinan kami tadi. Semenjak dipilih sebagai pilihan ketiga oleh Celtics di draft musim panas lalu, selain meramaikan Summer League, nama Tatum tidak terlalu terdengar. Dia pindah ke Boston bersama ibunya, dan memelihara seekor anak anjing bernama Creed. Tatum berusaha befokus di basket, hal yang sulit dilakukan ketika anda masih berusia 19 tahun di NBA yang hingar bingar.

Tentunya membantu apabila memiliki seorang teman untuk menemani. Sosok teman ini ditemukan Tatum dalam forward Celtics tahun kedua, Jaylen Brown. Mulai dari bermain summer league bareng, hingga menyambangi konser the Weeknd, bromance antara kedua pemain muda Boston ini sudah dikenal banyak penggemar Celtics. Tapi lucunya, baru akhir-akhir ini mereka mengaku benar-benar akrab.

"Kami tidak langsung akrab," kata Brown, yang akan berulang tahun ke-21 bulan ini, ketika dia dan Tatum sedang berlatih. "Barulah ketika kami ikut kamp training bareng dan ketemu setiap hari. Melihat level fokus Tatum, intensitasnya, dan keinginannya untuk berkembang setiap hari itu luar biasa. Saya menaruh respek ke dia."

Iklan

Jayson Tatum adalah kunci Boston Celtics musim ini. Foto oleh Winslow Townson-USA TODAY Sports

Brown dan Tatum memang rekan seperjuangan dan saling menghormati satu sama lain, tapi hubungan mereka juga terasa seperti senior-junior di kampus. Brown hanya 17 tahun lebih tua, tapi sudah pernah mencicipi kehidupan NBA, dan menghabiskan 1400 menit bermain di NBA. Berkat 17 bulan tersebut, Jaylen Brown sudah tahu seperti apa rasanya harus menjaga LeBron James di final Konferensi Timur NBA. Berkan 17 bulan tersebut, Jaylen Brown sudah mengalami apa yang Tatum akan alami. Brown ingin menjadi mentor Tatum.

"Kami santai banget kok," kata Tatum. "Tapi dia sering ngajak nongkrong. Ngajak main FIFA bareng atau makan."

Tatum tidak suka memainkan game yang asing untuknya, terutama ketika lawannya sudah sangat fasih bermain. Kalo gitu main di tim yang sama aja ngelawan komputer, beres toh?

"Itu norak," kata Brown sambil tertawa. "Saya gak mau ada di tim dia. Saya mau ngalahin tim dia."

Ternyata keduanya bersaing dalam segala hal.

"Kami mengadakan kontes shooting setiap hari setelah sesi latihan," kata Brown. "Dan sudah pasti, saya yang unggul."

"Plis deh!" potong Tatum, tertawa.

"Nah itu tuh," kata Brown. "Selalu bersaing. Itu sifat yang saya hormati."


Di kebanyakan tim NBA lainnya, pemain draft pick top 3 macam Tatum dan Brown pasti akan menjadi bintang utama, wajah muda waralaba, bermain 30+ menit setiap malam, dan beradu merebut spot di Rising Stars Challenge.

Pemain seperti Tatum dan Brown seharusnya menjadi fokus sebuah tim—bukan sekedar pemain tambahan, tapi perlu diingat bahwa Boston Celtics ini bukan tim sembarangan. Musim panas kemarin ini, Celtics benar-benar menumpuk roster mereka dengan pemain bertalenta: Kyrie Irving dan Gordon Hayward. Jangan lupakan juga pemain lainnya: Marcus Morris, Aron Baynes, Al Horford, Marcus Smart, dan Terry Rozier. Faktanya, Celtics adalah tim yang sangat kuat bermain di konferensi yang lemah. Dan ini penting.

Iklan

Saingan terbesar mereka, Cleveland Cavaliers sepertinya hanya bergerak di tempat. Cavaliers sepertinya berada di posisi yang sama ketika kejayaan 'Big 3' Boston Celtics (Paul Pierce, Ray Allen, Kevin Garnett) beberapa tahun lalu mulai memudar. Cavs memiliki lebih banyak pertanyaan dibanding jawaban. Apakah Kevin Love bisa terus sehat? Apakah Isaiah Thomas akan sembuh dan kembali bermain? Bisakah pelatih Ty Lue menemukan formasi yang pas? Seberapa lama lagi LeBron bisa menanggung beban memimpin sebuah tim? Apakah LeBron masih akan bertahan musim depan? Musim depan, bisa saja Cleveland sudah tidak diperkuat oleh LeBron. Dan apabila ini terjadi, siapa yang akan menghalangi Celtics memenangi konferensi timur? Emangnya Bucks sudah siap menjadi penantang? Apakah puncak kekuatan Wizards dan Raptors sudah lewat?

Jaylen Brown motor lain Celtics musim ini. Foto oleh Winslow Townson-USA TODAY Sports

Siapa juga yang tahu? Namanya juga NBA. Bagian tersulit buat semua tim bermimpi memenangkan Final NBA adalah perjalanan yang harus ditempuh menuju ke sana. Rasanya tidak sulit membayangkan Boston bisa mewujudkan hal tersebut. Mungkin musim ini pun mereka bisa menuju final, apalagi tahun depan.

Nah apakah mereka bisa memenangkan Final, itu beda cerita. Nampaknya Warriors belum siap menyerahkan tahta juara mereka. Selain memiliki Kevin Durant, Klay Thompson juga kabarnya tidak keberatan dipotong gajinya demi menjaga keutuhan tim. Ngeri banget sih ini. Jujur, untuk sekarang, skuad Golden State masih terlihat lebih kuat dibanding tim Celtics sekarang.

Iklan

Bukan berarti Celtics tidak mungkin menang. Akan membantu apabila Boston bisa mendapat keuntungan memainkan pertandingan pertama di kandang di playoffs, biarpun mungkin melawan Warriors, hasilnya tidak akan beda jauh dengan ketika mereka dibantai Cavaliers musim lalu. Warriors adalah lawan yang sulit dan dominan. Tapi demi kepentingan argumen dan optimisme, kira-kira apa yang harus terjadi agar Celtics bisa merebut gelar dari dinasti Warriors?

"Tantangan terbesar kami adalah mempercepat proses pembelajaran pemain yang masih berumur 19-21 tahun," kata Brad Stevens saat diwawancarai media. "Pemain-pemain muda kami harus siap tampil. Banyak tim lain memiliki pemain veteran di bangku cadangan, sementara kami tidak, jadi pemain-pemain muda harus siap mengambil peran penting secepat mungkin."

Pemain-pemain yang bisa menjadi pembeda ini adalah Jayson Tatum dan Jaylen Brown.

"Mereka sangat bertalenta," ujar rekan setim yang pernah masuk All Star, Gordon Hayward. "Kami akan membutuhkan mereka musim ini. Entah sebagai pemain inti, atau pemain pengganti, atau untuk bermain di menit-menit akhir, semuanya penting buat kami. Kami butuh agar mereka bermain dengan baik."

Tentunya tidak semuanya selalu berjalan dengan mulus, dan tidak akan pernah seperti itu, tapi ada alasan bahwa Brown dan Tatum siap menanggung beban yang diberikan ke mereka.

Seorang atlit dunia yang menambah berat badannya sekaligus mengasah kecepatan di musim panas ini, Jaylen Brown diperkirakan bisa mencuri posisi pemain inti biarpun baru berumur 20 tahun. Setelah kepindahan Avery Bradley ke Detroit, dan Jae Crowder ke Cleveland, Brad Stevens berkali-kali mengatakan bahwa Brown memiliki peluang menjadi pemain pertahanan kunci.

Iklan

"Saya akan menggembleng dia dengan sangat keras," ungkap Stevens. "Karena nantinya pertahanan dia akan berperan besar dalam tim kami."

Brown juga menerima vote di survei General Manager NBA.com akhir-akhir ini sebagai kandidat Breakout Player of the Year.


Baca analisis VICE tentang tim calon juara NBA musim ini, yang dalam pertandingan pembuka musim 2017/2018 sukses mengalahkan Warriors selisih satu angka:

Masih ada juga Jayson Tatum, yang sudah membela Celtics semenjak musim lalu. Al Horford menyebut Tatum "rookie paling siap yang pernah saya lihat." Kyrie Irving memanggil Tatum "a bad dude." Paul Pierce mengatakan Tatum, yang berumur 19 tahun, mengingatkannya akan dirinya ketika berumur 26 tahun. Brad Stevens hanya membutuhkan satu pertandingan pra-musim sebelum akhirnya penasaran mencoba Tatum dalam susunan line-up inti.

Jadi mungkin tidak aneh untuk membayangkan Jayson Tatum yang baru berumur 20 tahun akan menjaga Kevin Durant musim depan di Final NBA melawan Golden State Warriors.

"Saya kemungkinan akan mengejar KD," ujar Tatum ketika menjawab pertanyaan hipotetikal antara memilih mengejar Durant atau Steph Curry yang terbuka lebar. "Bola adalah yang terpenting, jadi saya mengejar bolanya."

"Bisa aja saya melakukan sesuatu yang gila," kata Brown. "Biar mereka bingung. Saya bisa melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan di atas lapangan, seperti meloncat salto ato apalah."

Keduanya kini tertawa. Sekarang, mereka masih bisa tertawa karena skenario di atas masih sekedar angan-angan belaka. Namun perlahan-lahan realita juga terus mengejar kedua pemain muda berbakat Boston ini. Apapun yang terjadi, Jayson Tatum dan Jaylen Brown rasanya akan terus melalui hidup bersama-sama.