Melawan Oligarki

Gelombang Demonstrasi Mahasiswa Sukses Persatukan Selebgram, KPopers, Sampai Anak STM

DPR dan pemerintah menjadi musuh bersama. Tanpa disangka, kubu-kubu yang selama ini berdiri sendiri dan kadang saling berantem (serta dianggap apatis) gabung dalam aliansi mengejutkan kemarin.
Gelombang Demonstrasi Mahasiswa Sukses Persatukan Selebgram, KPopers, Sampai Anak STM
Karin novilda, influencer medsos membagi-bagikan nasi kotak di aksi kemarin [kiri] foto dari akun @awkarin; Poster protes penggemar KPop dari akun @alfiandyaye 

Dewan Perwakilan Rakyat dan pemerintah Indonesia resmi menjadi musuh publik nomor satu di mata aliansi yang tak disangka-sangka. Ketidakpuasan masyarakat terhadap proses pembahasan serta upaya meloloskan sekian undang-undang kontroversial mampu menyatukan elemen masyarakat yang di atas kertas terasa mustahil bersatu. Bayangkan saja, tuntutan yang awalnya dimotori gerakan mahasiswa sukses memicu Kpopers, selebgram, anak-anak STM—sampai kampus yang tak punya kultur demo—ambil bagian di dalamnya dengan cara masing-masing. Keterlibatan mereka dalam rangkaian aksi anak muda terbesar setelah 1998 itu segera menjadi perbincangan di dunia maya.

Iklan

Di internet, Selebgram Karin Novilda (@awkarin) serta Kpopers bernama Ana (@BEAUTIFULYOONGO) jadi salah dua garda terdepan pembentukan trending Twitter pendukung aksi turun ke jalan ini. Ismail Fahmi, peneliti media sosial, menunjukkan data ini lewat thread-thread analisis tagarnya yang belakangan sangat mencerahkan masyarakat.

Pada Rabu (25/9), Fahmi menganalisis perang tagar di Twitter untuk memetakan asal-muasal tagar populer yang terkait aksi demonstrasi mahasiswa beberapa hari belakangan. Hasilnya, data tersebut mengungkap bahwa tagar #DiperkosaNegara sebagai simbol penolakan RUU KUHP menempatkan Ana dan Karin sebagai top influencer.

Berturut-turut, Ana dan Karin menghasilkan 21 ribu dan 13 ribu ritwit. Keterlibatan Ana menjadi menarik karena selain ia adalah Kpopers yang mendadak intens melaporkan kejadian demonstrasi dua hari terakhir, ia menjadi top influencer hanya dengan 170 pengikut. Mengapa KPopers sampai ikut-ikutan urusan demonstrasi? Selain ya karena mereka warga negara yang kesal sama wakil rakyatnya, akun @pegawhy punya penjelasan tambahan sebagai berikut.

Menariknya lagi, sepuluh besar top influencer tagar #DiperkosaNegara dikuasai oleh para generasi Z yang disinyalir baru berkuliah. Tuh, buat yang bilang generasi Z kerjanya main hape terus, nih buktinya kalau main hape bisa berkontribusi menyuarakan tuntutan demonstran secara lebih luas. Karin sendiri selain menggunakan pengaruhnya untuk bersuara di media sosial, malah memutuskan langsung turun ke jalan dan mendukung aksi dengan membagi-bagikan tiga ribu nasi kotak kepada demostran.

Iklan

Ngomong-ngomong soal terjun langsung ke jalan, nggak cuma kehadiran Karin yang mengagetkan sekaligus mengademkan hati demonstran. Pemandangan mengejutkan juga terjadi ketika rombongan siswa STM berpawai memasuki area demonstrasi. Video kedatangan siswa STM yang viral membuat frasa "Anak STM" sempat menjadi trending topic Twitter Indonesia nomor satu, Rabu (25/9) dini hari. Yah, meski enggak bisa dimungkiri kalau emang ada bau-bau kerusuhan yang tetap mereka bawa.

Mahasiswa Universitas Pelita Harapan (UPH), yang enggak identik sama sekali sama budaya demonstrasi karena emang dilarang dalam kode etik kampus, menemukan cara lain berkontribusi. Bersama 18 mahasiswa dari berbagai universitas lain, mereka menggugat revisi UU KPK langsung ke Mahkamah Konstitusi (MK) pada Rabu (18/9) pekan lalu.

Kuasa pemohon, Zico Leonard, mengatakan timnya sudah mengajukan gugatan formil dan materiil. Gugatan formil mempersoalkan proses pengesahan UU KPK yang tidak melibatkan partisipasi, padahal prinsip dasar pembentukan UU adalah keterbukaan. Gugatan materiil mempersoalkan syarat pimpinan KPK yang seharusnya memiliki reputasi baik dan melepaskan jabatan struktural atau jabatan lain selama menjadi bagian KPK.

"Tidak terpenuhinya asas keterbukaan ini dapat dilihat dari keputusan revisi yang diambil tiba-tiba serta pembahasan yang dilakukan tertutup dalam waktu yang sangat terbatas. Terlepas benar tidaknya segala permasalahan yang diatributkan ke Firli, seharusnya ada upaya hukum melalui pengadilan untuk membuat terang hal tersebut demi menghilangkan fitnah di masyarakat," ujar Zico, dilansir CNN Indonesia.

Ditambah lagi, penggugat menilai ada kejanggalan dalam proses pengambilan suara saat UU KPK disahkan, Selasa (17/9) lalu. Hitung manual mencatat hanya ada 80 anggota DPR yang hadir, tapi pimpinan sidang Fahri Hamzah mengatakan ada 289 anggota. Smell fishy, isn’t it?

Berbagai elemen masyarakat yang sebelumnya tidak diduga akan terlibat kini sudah bersatu di balik tuntutan yang dibawa demonstrasi mahasiswa. Melihat perkembangannya, DPR akan terus dikepung dari berbagai arah terus-menerus, sampai DPR berani menjawab pertanyaan dari Ketua BEM KM UGM Atiatul Muqtadir pada tayangan Indonesia Lawyers Club di TVOne semalam: Sebenarnya ada kepentingan apa sih, kok kerjaan DPR tiba-tiba dikebut jelang akhir periode jabatannya?

Jadi, eksekutif, legislatif, sampai aparat hukum yang semena-mena menggebuki peserta aksi pantas khawatir. Ketika mahasiswa, pelajar STM, KPOPERS, dan SELEBGRAM sudah bersatu, maka aliansi ini sulit dikalahkan!