FYI.

This story is over 5 years old.

Tinder

Bro, Kalau Udah Ditolak Lewat Tinder Jangan Ngeyel Ngirim DM di Instagram Dong!

Beberapa tahun ini banyak cowok hobi banget melakukan kebiasaan yang kami juluki 'Tindstagramming'.
Hannah Ewens
London, GB

Tinder sebenarnya dirancang supaya kita enggak ribet kalau pengen ngatur jadwal kencan. Masalahnya, bagi banyak perempuan, pengalaman pakai aplikasi ini bisa sangat melelahkan. Proses nyari cowok yang foto sama keterangannya menarik minat membutuhkan berjam-jam swiping, belum lagi kalau kamu emang banyak maunya. Sekarang, upaya menemukan jodoh akan semakin sulit akibat fenomena—yang sebenernya enggak baru sih—menyebalkan: Tindstagramming. Itu istilah yang digunakan dalam artikel "Select All" baru-baru ini. Intinya, buat menggambarkan lelaki yang demen banget ngirim pesan DM ke akun Instagram perempuan yang enggak ngeswipe kanan di profile Tinder mereka.

Iklan

Para lelaki bisa melakukannya karena Tinder memberi mereka banyak opsi untuk membuat profile terhubung dengan akun lain. Pada 2015, Tinder menampilkan fitur yang menghubungkan akun Instagram dengan profile di app tersebut, sehingga pengguna bisa melihat beberapa foto unggahan terbaru atay mengklik akun Instagrammu secara langsung. Fitur ini sebetulnya ideal bagi banyak orang yang tidak sekedar mencari one night stand, atau ingin mengetahui lebih banyak tentang seseorang. Bisa melihat foto keseharian mereka yang menarik perhatian membuat cowok ataupun cewek bisa lebih mengenal teman kencan.

Beneran kok. Semua itu sah-sah saja mengingat premis dari Tinder tidak harus bercakap-cakap dengan orang yang bukan pasangan yang cocok buat kita. Masalahnya, sekarang tersedia metode lain—DM Instagram—yang membuat para lelaki bisa mengakses dan mengajak ngobrol perempuan yang sebetulnya tidak tertarik dari awal sama dia. Wah dia gak sengaja kali swipe kiri. Mungkin dia sok jual mahal aja. Penolakan yang sederhana di Tinder, bagi beberapa cowok, justru berubah menjadi semacam 'tantangan' untuk membuktikan diri kalau mereka merasa enggak layak di-swipe kiri.

Ayra, 24 tahun, membagikan contoh DM via Instagram dari cowok yang dia tolak di Tinder.

Lizzie dari Berlin mengatakan banyak pesan Instagram yang dia terima, intinya kurang lebih begini: "Hi, aku nemuin kamu lewat Tinder, apa kabar? Nongkrong yuk?" Pesan-pesan itu seakan kalian emang beneran match di Tinder. Kadang mereka bahkan ngelike banyak fotomu di Instagram sebagai usaha untuk menarik perhatian.

Iklan

Akibatnya, Lizzie menghapus tautan Instagram dari akun Tindernya. "Awalnya saya menghubungkan Instagram ke Tinder agar orang bisa langsung mendapat gambaran saya seperti apa, dan saya tidak harus menulis esai di profile. Ini semacam cara untuk mengatakan: 'Ini lho, kehidupan saya kayak begini.'" Menyebalkan bahwa perempuan tidak bisa menggunakan app kencan sesuai keinginan mereka; Mereka yang harus menyesuaikan diri karena banyak lelaki keras kepala yang melanggar aturan main.

Josie, 29 tahun, dari London, turut mengalami hal yang serupa beberapa kali. "Ini nyebelin banget. Saya selalu berusaha bersikap jelas ke orang dan tidak basa-basi, tapi kalau hal seperti ini terus terjadi berartimereka gak pernah dengerin," ujarnya. "Lagian ngapain pake acara swipe-swipe segala kalo orang bakal tetep bisa ngajak ngobrol juga?"

Lebih parah dari mendapat sekedar pesan, Chloe, 18 tahun, dari Cheshire, Inggris, mengaku akhir-akhir ini menerima foto kelamin lelaki lewat DM Instagram dari seseorang yang dia swipe kiri di Tinder. "Saya sedang bersama seorang teman lelaki saat itu yang marah-marah ke si pengirim, tapi dia malah mengirim foto-foto aurat lebih banyak," ungkap Chloe. Sama seperti Lizzie, Chloe menggunakan akun Instagram di Tinder sebagai semacam "resume pribadi, seperti portfolio untuk kepribadian dan gaya."

"Jijik sih dapet foto gituan," ucapnya blak-blakan. "Baru-baru ini saya marah ke lelaki karena pengalaman pelecehan seksual yang dulu saya alami semasa remaja. Ya kali saya pengen dapet foto anu seseorang di inbox DM."

Iklan

Ketika ngobrol dengan Bethan, 32 tahun, dari London, dia mengatakan tren Tindstagramming membuatnya terpaksa menghapus Tinder. "Saya jadi sadar kalau sudah memberi akses terlalu banyak atas informasi pribadi kepada orang-orang yang tidak saya inginkan," ujarnya.

Kira-kira Tinder bisa menghentikan tren nyebelin ini enggak ya? Kami punya beberapa saran: hapus aja fitur mengakses Instagram langsung dari Tinder; sembunyikan fitur Instagram di display Tinder; atau cukup tunjukkan beberapa foto diri kalian di Instagram. Perlu diingat bahwa hal semacam ini tidak hanya terjadi di Tinder, tapi juga di aplikasi kencan online lainnya.

Selain Instagram, apabila pencarian Tinder diatur untuk mendeteksi radius kecil, maka tidak sulit menemukan akun sosmed seseorang menggunakan nama pertama, umur, dan informasi apapun yang tersedia di profile pribadi. Tapi ngapain juga sebetulnya pakai fitur kayak gitu?

Tentu saja, buat kalian yang suka ngelakuin kebiasaan gitu, ingat ya, orang tuh enggak suka di-stalking. Apalagi kalau mereka secara terbuka sudah menunjukkan rasa tidak tertarik. Kalau ngotot menghubungi mereka, berarti kalian sudah melakukan pelecehan.

Jessie, 23 tahun, dari London, mengaku tidak menghubungkan akun Instagram dengan Tindernya saking banyaknya cowok yang berperilaku kurang ajar. Sudah melakukan tindakan preventif aja, dia tetap pernah menerima DM dari lelaki tidak dikenal. "Cowok itu temennya teman yang saya tidak kenal, lalu dia menemukan saya dari daftar orang yang difollow teman tersebut." Dia menunjukkan pesan yang dikirim si lelaki tidak dikenal yang kira-kira berbunyi seperti ini: "Halo, temen Tinder John* yang hot! Kenapa sih gak swipe kanan di gue? *upwards eyes emoji* gue mesti susah payah berusaha nemuin Instagram elo biar bisa ngobrol tau. *eyes looking emoji* *moneky say no evil emoji*."

Tindstagramming dan segala bentuk variasinya sejauh ini cuma dilakukan lelaki. Dari pengalaman pribadi saya, ketika perempuan ingin follow akun Instagram atau ingin mengajak ngobrol cowok baru lewat platform lain, mereka selalu meminta izin. Lizzie setuju. "Ini emang masalah gender lelaki. Perempuan tidak pernah ngotot stalking gitu. Apa emang lelaki tidak bisa menghargai batas pribadi perempuan tidak peduli apapun platformnya?" tanyanya. "Mereka selalu ingin dilihat atau didengar."

Kelakukan online ngehek macam ini merupakan cerminan dari dunia kencan di dunia nyata. Solusinya cuman satu: Para lelaki, tolonglah perbaiki kelakukan kalian, dan stop menghabiskan waktu dan emosi perempuan. Kalau kalian bisa jaga sikap, waktu kami bisa maksimal melayani ngobrol laki-laki yang enggak creepy.

*Nama-nama narasumber telah kami ubah untuk melindungi privasinya.

@hannahrosewens