FYI.

This story is over 5 years old.

Feminisme&

YouTuber India Lawan Kultur Perkosaan Lewat Video-video Satir

Kelompok All India Backhod salah adalah grup komedian paling populer di India. Melawan balik kultur India yang merendahkan perempuan lewat humor-humor pedas, satir, juga sarkastis.
Foto dari Facebook

"Hai para perempuan, kamu pikir pemerkosaan itu disebabkan oleh gairah lelaki untuk mengambil kendali? Diberdayakan oleh patriarki yang mengakar? Kamu salah kaprah. Pemerkosaan itu semua salahmu. Semuanya dimulai dengan pakaian yang kamu kenakan. Penelitian sains menunjukkan bahwa penyebab utama pemerkosaan adalah perempuan yang mengenakan rok. Tahu gak kenapa? Soalnya laki-laki punya mata."

Penulis naskah tersebut: All India Bakchod (dikenal sebagai AIB) adalah salah satu kelompok komedian paling populer di India, dan juga channel YouTube terbesar di negara tersebut dengan 2.5 juta subscriber dan lebih dari 275 juta view. "India sedang mengalami masalah kekerasan seksual dan pemerkosaan. Kami sangat marah soal ini dan berpikir, 'Apa yang kita bisa lakukan?'. Jadi kami membuat video berjudul 'It's Your Fault,'" jelas Ashish Shakya, salah satu anggota AIB ke VICE Impact di studio YouTube London. "Ini adalah cara kami menangkal semua opini bodoh penuh kebencian yang dilempar ke perempuan setiap hari yang menyalahkan mereka atas terjadinya kekerasan seksual." Video-video satir ini menantang patriarki, pelecehan online dan mengusut masalah sistemik yang dihadapi India saat ini. "Video ini menyentuh banyak masalah universal lintas batas negara," jelas Shakya. "Rasanya sedih betapa banyak orang mengalami masalah yang serupa."

Iklan

Kini, hasil jerih payah AIB telah diakui dan didaulat sebagai salah satu Creators for Change di YouTube. Dicetuskan di September 2016, Creators for Change merupakan sebuah proyek inisiatif global didedikasikan untuk mengamplifikasi dan menambah jumlah youtuber muda yang menggunakan channel mereka untuk menggerakan perubahan sosial dan menggunakan suara mereka untuk mempromosikan toleransi dan empati. Didirikan oleh Gursimran Khamba, Tanmay Bhat, Rohan Joshi dan Shakya, AIB kini memiliki lebih dari 40 penulis in-house dan komedian. "Di India, perempuan menghadapi banyak pelecehan hanya karena berani berbicara di internet, atau bahkan ketika tidak melakukan apa-apa" jelas Manaswi Mohata ke VICE Impact, yang memimpin proyek Creators for Change AIB.

VICE Impact ngobrol dengan komedian muda tersebut untuk membahas bagaimana AIB menggunakan humor dan video untuk memulai perubahan.

VICE Impact: pelecehan online bisa membungkam suara-suara yang vokal menentang masalah ini. Apa respon kalian?
Manaswi Mohata: Ada dua hal yang kami sangat yakini. Satu adalah kebebasan berbicara dan yang kedua adalah hak perempuan. Pelecehan online membungkam kemampuanmu untuk berbicara dan secara spesifik membatasi suara perempuan, dan ini menjadi isu yang semakin relevan akhir-akhir ini.

Dan tentunya kalian bukan hanya menggunakan media video. Sejak menjadi bagian dari Creators for Change, kamu mengadakan workshop di kantor untuk mendukung kreator Youtube perempuan?
Iyah, kami mengundang perempuan yang sudah aktif di YouTube untuk berbagi tentang pengalaman mereka dilecehkan lewat online. Kami juga mengajak perempuan lain yang ingin mulai berkreasi di YouTube. Ini menunjukkan bahwa tidak peduli apa yang perempuan lakukan, mereka akan tetap dilecehkan, entah itu video tutorial makeup dan cowok-cowok malah menanyakan alamat rumah, atau konten yang lebih beropini dan orang-orang mengancam akan membunuhmu. Kamu tidak bisa lolos dari trolling. Jadi workshop ini bermaksud membuat orang lebih siap menghadapi pelecehan online?
Persis. YouTube adalah platform yang sangat terbuka. Bedanya apa dengan industri TV dan film di India?
Dalam beberapa tahun terakhir, kualitas program TV semakin menurun. Di 90-an, banyak konten yang lebih progresif, sekarang justru malah regresif. Acara TV sekarang malah meneguhkan struktur patriarki dan banyak menggunakan stereotip. Film, di satu sisi, menawarkan lebih banyak kebebasan dibanding TV, tapi tidak terlalu banyak juga bedanya. Sama seperti negara-negara lain, kami memiliki badan otoritas sertifikasi yang di India disebut 'Censor Board'. Mereka meminta banyak adegan dipotong dari film. Mereka membiarkan adegan kekerasan tapi meminta adegan telanjang dipotong. Ini lumayan problematis. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak film yang saking banyaknya dipotong udah gak masuk akal lagi untuk dirilis. Ngapain sutradara repot-repot ngerilis? Tapi masalahnya kalo gak dipotong gak boleh dirilis. Nah untungnya YouTube memberikan lebih banyak kebebasan. Ngomong-ngomong soal seksualitas, ceritain dong soal video 'A Woman's Besties' di mana karakternya berbicara dengan klitoris, vagina, dan payudara milik sendiri?
Ketika film tersebut dilarang tayang, kami memutuskan membuat video YouTube untuk menentang pelarangan. Video kami menampilkan seorang perempuan yang bercakap-cakap dengan bagian tubuhnya sendiri tentang ketakutannya perihal kehamilan. Ceritanya si vagina yang mewanti-wanti sementara klitorisnya lagi sange. Kalau kamu mengerti konteksnya ketika menonton video, kamu pasti akan sadar bahwa video ini memiliki pesan politik. Kami mendapatkan respon yang bagus dari video ini. Orang-orang mengatakan 'Akhirnya ada yang ngomongin isu ini' dan banyak juga bocah-bocah cowok berumur 13 tahun bertanya. 'Klitoris apaan sih?'

Kamu tidak hanya membahas isu hak perempuan. Faktanya, salah satu videomu tentang netralitas internet berdampak besar dan mengubah undang-undang.
Waktu itu pemerintah sedang mengesahkan sebuah hukum baru, yang akan berdampak negatif terhadap netralitas internet. Mereka sedang mengadakan referendum, tapi di pojokan situs pemerintah yang tidak pernah dikunjungi orang.

Jadi kami membuat sebuah video untuk mengedukasi orang tentang pentingnya netralitas internet dan mendorong orang-orang untuk mengirimkan email ke pemerintah dan mengatakan mereka tidak mendukung hukum baru tersebut. Jadi video itu berhasil mendorong perubahan kebijaksaan pemerintah. Dampaknya kuat sekali. Di saat itulah saya merasa kami dapat membuat perubahan di negara ini. Ketika kamu berhasil membuat perubahan, kamu akan segera mencari-cari hal lain yang bisa kamu perbaiki! *YouTube bekerja sama dengan VICE Impact untuk mempromosikan program Creators for Change. Artikel ini ditulis secara independen oleh staff editorial VICE Impact dan tidak disponsori oleh YouTube.