News

Pandemi Memuluskan Rencana Putin Menjadi Presiden Abadi

Presiden Vladimir Putin

Usulan anggota parlemen Rusia untuk mengatur ulang dan memperpanjang masa jabatan Presiden Vladimir Putin hingga 2036 menuai kecaman dari kelompok aktivis antikorupsi. Tapi beberapa jam kemudian, Kremlin melarang pertemuan publik di Moskow guna mencegah penyebaran virus corona. Perintah ini tak menghentikan aktivis untuk beraksi. Mereka mengunggah poster bernada protes ke internet.

Putin memanfaatkan krisis kesehatan global untuk menahan panggilan demokrasi dari ruang publik.

Videos by VICE

“Putin jelas-jelas ingin berkuasa selama mungkin,” kata seorang demonstran yang turun ke jalanan ibu kota. “Ini bertentangan dengan prinsip negara demokrasi yang normal.”

Lebih parahnya lagi Putin tidak terpilih secara resmi. Mantan Presiden Boris Yeltsin menunjuknya sebagai perdana menteri pada 2000, kemudian dia mengundurkan diri. Melalui celah konstitusional ini, Boris meminta Putin untuk menggantikan posisinya tanpa melakukan pemilihan suara terlebih dulu.

Putin kembali memanfaatkan celah pada 2008, ketika konstitusi melarangnya mencalonkan diri sebagai presiden untuk yang ketiga kalinya. Dia lagi-lagi ditunjuk sebagai perdana menteri ketika rekannya Dmitry Medvedev menjadi presiden.

Banyak yang skeptis Putin akan menyerahkan kekuasaannya selama masa jabatan Dmitry, yang kemudian bertukar posisi menjadi perdana menteri Putin pada 2012.

Menjelang akhir masa jabatannya, jalan Putin untuk mendorong amandemennya semakin lancar. Anggota parlemen Rusia sepakat mengatur ulang masa jabatan Putin di hari yang sama Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan COVID-19 sebagai pandemik.

VICE News melaporkan dari Moskow bagaimana virus mematikan memberi angin segar terhadap karier politik Putin. Tonton video dokumenternya di tautan awal artikel.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News