Pangeran Harry dan Meghan, Duchess of Sussex, mengumumkan Rabu akan “mundur dari anggota ‘senior’ Keluarga Kerajaan Inggris dan mulai bekerja agar mandiri secara finansial”, serta menghabiskan waktu antara Britania Raya dan Amerika Utara.
“Setelah beberapa bulan mempertimbangkan dan melakukan diskusi internal, mulai tahun ini kami memutuskan untuk memulai peran baru yang lebih progresif dalam lembaga ini,” bunyi pernyataan di Instagram mereka.
Videos by VICE
Mereka melanjutkan, “Dengan begini, kami dapat membesarkan putra sesuai tradisi kerajaan sekaligus memberi ruang pada keluarga kecil kami untuk fokus dengan kehidupan baru ini, termasuk peluncuran entitas amal kami.”
Namun, yang menjadi pertanyaannya adalah:
-
Mereka akan tinggal di mana setelah ini? (Meghan lahir di Los Angeles, tapi lama tinggal di Kanada untuk keperluan syuting serial “Suits” sebelum menikah dengan Harry.)
-
Akankah Harry mulai menggunakan nama keluarga? (Putra mereka diberikan nama belakang “Mountbatten-Windsor” yang diambil dari kakek-nenek pihak ayah.)
-
Harry selama ini bertugas di militer Inggris. Akankah dia bekerja kantoran sekarang?
-
Apa yang dimaksud dengan “peran lebih progresif”, mengingat kerajaan Inggris hanya menguntungkan segelintir individu yang menaklukkan istana dan menikahi kerabat jauh demi kehidupan nyaman?
Istana Buckingham tampaknya tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas. Mereka hanya melayangkan pernyataan yang intinya “masih dalam tahap awal” mendiskusikan masa depan mereka berdua.
“Kami memahami keinginan mereka mengambil langkah yang berbeda, tetapi masalah ini cukup rumit sehingga kami membutuhkan waktu untuk menyelesaikannya,” pihak Istana menyatakan.
Namun, Johnny Dymond selaku koresponden kerajaan di BBC mengungkapkan belum ada diskusi yang terjadi.
Dymond menulis, “ BBC memahami anggota Kerajaan Inggris tidak menerima konsultasi sebelum Harry dan Meghan mengeluarkan pernyataan tersebut. Satu yang pasti, pihak Istana ‘kecewa berat.’”
Pengunduran diri mereka sebenarnya sudah bisa diprediksi dari dulu. Sejak Harry menikahi Meghan, keduanya selalu menerima serangan dari berbagai media Inggris. Oktober lalu, misalnya, mereka berdua menuntut tabloid Inggris yang membocorkan surat Meghan kepada ayahnya. Harry bahkan sampai mengecam “select media” dalam surat terbuka. Dia merupakan anggota kerajaan pertama yang berani melakukan ini. “Saya telah kehilangan ibuku, dan kini saya harus menyaksikan istri saya mendapat perlakuan yang sama,” tulisnya.
“Kehidupan kami bagaikan permainan bagi media-media ini, dan kami terpaksa menerimanya,” Harry menambahkan. “Saya menjadi saksi bisu penderitaannya. Akan sangat menentang keyakinan yang kami miliki jika saya tinggal diam.”
72 anggota Parlemen mendukung pernyataan Harry beberapa minggu kemudian. Mereka mengutuk tabloid-tabloid yang menyerang Meghan karena dia biracial dan bercerai dengan suami pertamanya. Parlemen menyebut media Inggris, “ketinggalan zaman dan terlalu kolonial.” Meghan sempat buka-bukaan tentang dirinya yang menjadi target media sejak bergabung dengan anggota kerajaan.
“Saya sadar ini takkan mudah, tapi saya berharap diperlakukan secara adil. Sangat sulit diwujudkan,” katanya kepada ITV. “Saya mengadopsi ekspresi tanpa emosi orang Inggris. Saya sungguhan melakukannya, tapi tetap saja sikap ini merugikan mental saya.”
Pergeseran tersebut sudah menunjukkan tanda-tandanya dewasa ini. Pada Desember, ribuan warga Brighton and Hove menandatangani petisi yang meminta anggota dewan mencabut gelar Harry dan Meghan sebagai “Duke dan Duchess of Sussex”. (Kota Brighton dan Hove ada di Sussex.) Petisi ini melihat gelarnya “sangat tidak demokratis dan melambangkan penindasan kalangan elit terhadap khalayak ramai.”
Keluarga Kerajaan Inggris juga pernah menerima pukulan telak ketika Pangeran Andrew, putra Ratu Elizabeth, ketahuan menjalin persahabatan dengan mendiang pengelola keuangan dan pelaku kejahatan seksual Jeffrey Epstein dalam sebuah wawancara. Tak lama kemudian, Andrew mengumumkan juga kepingin “mundur dari tugasnya dalam waktu dekat.”
Tess Owen berkontribusi dalam laporan ini.
Artikel ini pertama kali tayang di VICE US.