Artikel ini pertama kali tayang di VICE News.
Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed Bin Salman, sedang menggelar operasi pemberantasan korupsi besar-besaran di negaranya. Banyak sekali elit kerajaan maupun pengusaha besar, termasuk sesama pangeran yang terhitung masih paman atau sepupu, ikut disikat dan dipenjara. Para tersangka kasus korupsi maupun suap itu ditahan di “lapas” mewah, ballroom Hotel Ritz-Carlton, Ibu Kota Riyadh yang disulap jadi tempat penahanan sementara.
Videos by VICE
Ternyata, ada harga sangat mahal jika ingin lepas dari lapas mewah itu: membayar jaminan US$1 miliar (setara Rp13,5 triliun). Itulah jaminan yang telah dilaporkan beberapa media sebagai denda atas korupsi salah satu satu tersangka, agar diizinkan keluar dari tahanan kendati kasusnya tetap diproses.
Pangeran yang membayar nominal fantastis itu adalah Miteb bin Abdullah, anak mendiang Raja Saudi Abdullah. Kabar adanya jaminan tersebut diungkap oleh salah satu petinggi Kerajaan Saudi yang menolak disebut namanya. Nominal jaminan tadi setara biaya pembuatan empat film ‘Avatar’.
Pangeran Miteb adalah mantan Kepala Garda Nasional, lembaga keamanan dalam negeri Saudi yang berpengaruh. Miteb sempat digadang-gadang menjadi raja menggantikan ayahnya. Angka Rp13,5 triliun tampak besar sekali bagi kebanyakan orang. Tapi ini fakta gila yang kalian perlu tahu: pengaran lain sudah bersiap membayar lebih besar untuk diizinkan keluar dari penjara mewah tersebut.
Laporan dari media massa Timur Tengah menyatakan beberapa pangeran yang ditahan sudah mulai bernegosiasi dengan jaksa. Kalau mau membayar denda, nominalnya bisa setara 70 persen total kekayaan yang dimiliki para pangeran tadi. Jangan lupa, pangeran Saudi itu kayanya enggak ketulungan. Seluruh anggota Kerajaan Petro Dollar itu diperkirakan memiliki kekayaan US$300 miliar berdasarkan laporan Financial Times.
Skandal yang menjerat Pangeran Miteb sebetulnya relatif lebih “ringan” dibanding tersangka lainnya. Dia dituduh mempekerjakan sosok pengusaha dan perusahaan fiktif untuk memenangkan tender proyek kerajaan. Proyek yang dia menangkan lewat perusahaan abal-abal tadi misalnya memasok walkie-talkies untuk kepolisian Saudi serta bahan antipeluru untuk militer. Dia juga mengaku bersalah atas semua tuduhan tadi, sehingga jaksa mengizinkannya keluar dari penjara setelah membayar denda yang dianggap pengganti kerugian negara.