FYI.

This story is over 5 years old.

Terorisme

Ancaman Konflik Marawi Meluber ke Indonesia Semakin Nyata

TNI AD menambah pasukan di Sulawesi Utara, patroli internasional akan digelar. Sangat mungkin militan ISIS di selatan Filipina kabur ke perairan Indonesia.
Foto baku tembak di Kota Marawi oleh Erik de Castro/ Reuters.

Setelah pertempuran antara militer Filipina dan anggota sel teroris di Kota Marawi berlanjut ke pekan kedua, fakta-fakta baku tembak itu menjadi terang benderang.

Rupanya jumlah militan bersimpati pada Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) di selatan Filipina itu jauh lebih banyak dari perkiraan awal. Otoritas keamanan Filipina menyatakan gabungan para jihadis diperkirakan antara 100 hingga 500 orang. Di antara mereka, militan asing dipastikan ikut bertempur, mulai dari pejuang Chechnya, Pakistan, dan jihadis asal Indonesia. Marawi, salah satu kota di Kepulauan Mindanao merupakan kawasan rawan. Mindanao sejak lama dihuni kelompok militan serta pemberontak muslim yang ingin merdeka dari Filipina. Adanya ISIS membuat situasi keamanan bertambah runyam.

Iklan

Pengamat terorisme dari Nanyang University, Rohan Gunaratna, mengatakan bahwa daerah kekuasaan ISIS di Timur Tengah telah menyusut sehingga mereka perlu melakukan ekspansi ke beberapa daerah di Asia, termasuk Filipina.

"Jatuhnya Marawi ke tangan kelompok pendukung ISIS menjadi pukulan telak bagi Filipina. Pemerintah Filipina harus memahami bahwa ideologi ISIS telah mengubah kelompok-kelompok lokal," ujar Gunaratna saat dihubungi kantor berita Reuters.

Militer Filipina mengklaim berhasil merebut kembali 90 persen wilayah Marawi. Namun aparat keamanan masih belum bisa menangkap sosok buruan utama, Isnilon Totoni Hapilon. Kekacauan di Marawi bermula saat tentara berusaha menggerebek persembunyian Isnilon pekan lalu. Operasi tersebut gagal, Isnilon memanggil bala bantuan dari Abu Sayyaf dan Klan Maute—yang sama-sama berbaiat kepada ISIS—kemudian terjadilan penyerangan Marawi oleh para militan.

Filipina sebetulnya jaraknya sangat jauh dari tanah yang dijanjikan dalam doktrin ISIS. Bagi militan khilafah, kemenangan akan tiba bila mereka berhasil merebut Syam, wilayah yang mencakup separuh Irak dan Suriah. Perubahan taktik untuk membentuk cabang baru di Asia Tenggara merupakan kompromi ideologi bagi ISIS. Sejak dua dekade lalu, pulau-pulau kecil di Mindanao dipakai para militan Islamis untuk latihan perang.

Menurut Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) dalam sebuah laporannya, ISIS dua tahun terakhir membantu kelompok-kelompok lokal berekspansi lewat sokongan dana. Tak cuma soal ideologi, ISIS juga mampu mewujudkan kolaborasi antar kelompok dalam hal operasional.

Iklan

"Meski kekuatan ISIS sudah melemah di Timur Tengah, penting untuk memahami perilaku pendukungnya di Asia Tenggara dan bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain," ungkap laporan tersebut.

Kolaborasi itu terbukti dengan keterlibatan jihadis asal Indonesia dalam baku tembak di Marawi. Aparat Filipina menyatakan empat jasad telah teridentifikasi sebagai WNI. Pekan ini kepolisian Filipina merilis empat identitas militan Indonesia yang masuk daftar pencarian orang (DPO). Mereka adalah Anggara Suprayogi, Yayat Hidayat Tarli, Yoki Pratama Windyarto, dan Al Ikhwan Yushel. Menurut Humas Mabes Polri, keempat jihadis tersebut masuk ke Filipina dalam waktu yang berbeda-beda, sepanjang kurun Maret-April.kurun) lalu.

Menurut pengamat terorisme Al Chaidar, para anggota kelompok militan di Asia Tenggara tergolong cair. Mereka dapat berpindah atau membantu militan di luar kelompoknya. Para militan di Filipina Selatan, terlepas dari kelompok mana dia berasal, biasanya memiliki hubungan darah serta terikat perkawinan. "Para anak yang keluarganya tewas dalam konflik, kini turut angkat senjata untuk membalas dendam. Perjuangan kelompok-kelompok tersebut seperti turun temurun," ujarnya saat dihubungi VICE Indonesia.

Selain itu, jalan bagi Abu Sayyaf dan Maute menjadikan Filipina sebagai provinsi ISIS di Asia Tenggara masih panjang. Awal pekan ini kelompok Moro Islamic Liberation Front (MILF) dan Moro National Liberation Front (MNLF) bersedia membantu militer Filipina membasmi kelompok jihadis. Hal ini dikhawatirkan dapat membuat situasi menjadi keruh, karena Marawi terletak di daerah operasi MILF.

Iklan

Hapilon, dulunya adalah anggota sel Al-Qaeda. Setelah Osama Bin Laden tewas, dia segera bergabung dengan pecahan kecil yang nantinya menjadi ISIS pada 2013. Petinggi ISIS di Suriah kemudian menetapkan Hapilon sebagai amir (setara gubernur) untuk seluruh militan khilafah di Asia Tenggara. Arah gerak Abu Sayyaf pun berubah. Jika dulunya kelompok teroris ini lebih sering menculik warga asing demi memperoleh tebusan, kini fokus mereka juga mulai melakukan teror di wilayah Filipina. Kini, teror tersebut terjadi di Marawi.

Abu Sayyaf berjuang mati-matian agar wilayah Marawi bisa menjadi markas baru. Selama ini mereka berdiam di Kepulauan Basilan, yang dianggap terlalu kecil dan terisolir.

"Sudah ada kontak antara Isnilon Hapilon dan petinggi ISIS mengenai pemindahan markas," kata Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana dalam jumpa pers. "Pindah ke Mindanao akan lebih kondusif bagi pendirian wilayat atau provinsi ISIS di Filipina."

Semakin terangnya motif ISIS menyerbut Marawi, termasuk mengenai agenda mendirikan provinsi baru, membuat seluruh negara di ASEAN waspada. TNI mengirim pasukan tambahan ke Sulawesi Utara untuk berjaga-jaga, mengingat sangat mungkin para militan yang kabur akan berusaha menuju ke perairan Sulawesi. Jika naik kapal motor, jarak tempuh dari Mindanao ke wilayah Indonesia hanya lima jam perjalanan.

Juru Bicara Mabes TNI Angkatan Darat, Brigadir Jenderal Alfret Denny Tuejeh, menyatakan pihaknya sudah siap mengatasi setiap ancaman keamanan yang sangat mungkin terjadi akibat eskalasi konflik di selatan Filipina. "Mungkin rekan-rekan atau publik melihat TNI AD hanya diam saja, saya kira tidak seperti itu. Mudah-mudahan ISIS tidak masuk ke Indonesia," ujarnya saat dihubungi media lokal. "Mabes TNI AD selalu mencermati situasi situasi seperti itu."

Menteri Koordinator Bidang Politik Keamanan, Wiranto, turut mewaspadai ancaman ISIS. Risiko terbesar masih pelarian militan ke wilayah Tanah Air. "Dengan adanya Kepulauan Sulu sebagai basis baru ISIS, yang sedang digempur militer Filipina habis-habisan, ada kekhawatiran ini terurai masuk ke Indonesia," kata Wiranto dalam jumpa pers awal pekan ini. Pemerintah indonesia kini terus berkoordinasi dengan otoritas keamanan Filipina, Selandia Baru, serta Brunei Darusalam untuk menggelar patroli. "Jadi kita memperkuat patroli di wilayah perbatasan agar tidak ada kelolosan dari Filipina ke Indonesia."