Pembukaan Cabang Baru McDonald’s di Vatikan Menuai Kecaman Publik

Artikel ini pertama kali tayang di MUNCHIES.

Sejak awal 2017, enam juta turis yang setiap tahunnya berkunjung ke Ibu Kota Vatican City, Vatikan, tak hanya melewati gerbang lengkung Basilika Santo Petrus yang termahsyur. Sebelum mereka mencapai gerbang agung itu, turis-turis melewati sebuah gerbang. Kali ini, gerbangnya berwarna emas. Gerbang McDonald’s.

Videos by VICE

Restoran cepat saji McDonald’s dari Amerika Serikat baru saja membuka cabang yang letaknya hanya sepelemparan batu dari bangunan Tahta Suci Vatikan. Langkah bisnis jaringan waralaba global itu rupanya mengundang kecaman banyak orang.

Cabang baru resto cepat saji itu berada di persimpangan antara Borgo Pio dan Via del Mascherino, hanya satu setengah blok—atau kurang dari 100 meter—dari Lapangan Santo Petrus yang legendaris. Warga setempat mempertanyakan pendirian cabang McDonald’s di tempat suci tersebut. Warga merasa tak nyaman dan memprotes, mengatakan bahwa pendirian cabang McDonald’s akan membunuh spiritualitas Vatikan. Apalagi negara pusat organisasi Katolik Roma ini sudah dipadati mini market dan toko-toko kecil yang menjual pernak-pernik ibadah. Setali tiga uang, salah satu Kardinal juga mengkritik izin yang diberikan pada restoran ini. Dia bilang menyewakan salah satu properti di area pusat Vatikan kepada McDonald’s tak sesuai dengan misi gereja.

Pendirian cabang McDonald itu—di media sosial diolok-olok menjadi McVatican—diumumkan Oktober 2016 lalu. Saat diwawancarai koran Italia  La Repubblica Kardinal Elio Sgreccia menyatakan restoran siap saji itu adalah sebuah “aib” yang menjajakan “jenis makanan yang tidak akan saya makan.” Dia bilang, dana yang dibayarkan McDonald untuk menyewa properti di Vatikan—harga sewa perbulan yang harus dibayar McDonald sekitar Rp400 juta—sebaiknya digunakan buat menyantuni kaum papa.

Situasi semakin rumit karena Vatikan sebetulnya berada di Ibu Kota Roma, Italia. Tak ayal, bagi Kardinal Sgreccia, berdirinya McVatican tak hanya bertentangan dengan misi gejera Vatican dan estika agung kota suci ini. Membiarkan resto cepat saji melayani pengunjung Vatikan sama saja penghinaan bagi warisan kuliner asli Negeri Pizza. “Ini adalah keputusan bisnis yang sepenuhnya melupakan tradisi kuliner Italia,” ungkapnya.

Foto dari pengguna Flickr Joseph Tame

Bangunan yang disewakan kepada McDonald pernah menjadi rumah bagi banyak kardinal, termasuk Paus Benediktus. Sebetulnya kantor yang mengurus hak penggunaan bangunan-bangunan di Vatikan tidak begitu saja memberikan izin pada McDonald untuk membuka cabang. Sejak kabar itu berembus, muncul banyak protes. Sekelompok kardinal telah mengutarakan kekhawatiran mereka karena ujung-ujungnya harus merogoh kocek pribadi melakukan perombakan bangunan demi mengakomodasi bangunan McDonald’s.

Sampai tulisan ini dilansir, juru bicara Vatikan belum mau berkomentar mengenai kontroversi seputar pendirian cabang McDonald’s di kawasan Tahta Suci Katolik.

Melalui pernyataan tertulis kepada MUNCHIES, perwakilan McDonald mengklarifikasi bila lokasi cabang terbaru mereka, “berada di lokasi turis yang ramai dan sudah dipenuhi dengan restoran, bar, dan toko retail…lagipula setiap kali McDonald beroperasi dekat sebuah situs bersejarah, kami selalu melakukan adaptasi demi menghargai konteks sejarahnya.”

Sayangnya, adaptasi saja nyatanya tak cukup. Kasus yang terjadi Juni 2016 lalu, warga kota lain di Italia, Florensia, menolak proposal pembukaan cabang McDonald di alun-alun Piazza di Duomo. Menanggapi penolakan ini,  McDonald menggugat Pemda Florensia sebesar Rp258 Miliar.

Drama penyewaan bangunan Vatikan ini sepertinya akan terus berlanjut. Hard Rock dikabarkan akan membuka cabang di Via della Conciliazione, sebuah boulevard menuju lapangan Santo Petrus. Lokasinya dulu bekas bangunan yang pernah menjadi sebuah toko buku dan pernak-pernik Katolik. Ketika dimintai pendapat tentang rencana pembukaan cabang Hard Rock, seorang pastur setempat menekankan (barangkali sambil bergurau) bahwa musik rock adalah “musik setan”. Dia bilang pada Deutsche Welle, jika memang kafe benar-benar buka, dia bakal berdoa setiap kali lewat Hard Rock Cafe.  

Ada kemungkinan McVatican—di tengah penolakan banyak orang—tetap ramai dikunjungi. Soalnya barak Tentara Swiss, pasukan khusus penjaga Sri Paus, lokasinya tak jauh dari sana. Kardinal Sgreccia tetap kukuh. Dia mengajak segenap pastur dan uskup di Vatikan mengusir McDonald’s dari wilayah Tahta Suci. “Saya ulangi, menjual burger di Borgo Pio adalah aib,” ujarnya seperti dikutip La Reppublica.

Sampai saat ini, Paus Fransiskus belum memberikan komentar tentang pendirian McVatican. Semoga sih, beliau lebih memilih pizza setempat.