News

Motif Pembunuhan Empat Lelaki Muslim di AS Terungkap, Diduga Konflik Sunni-Syiah

Pembunuhan empat lelaki muslim di Albuquerque, New Mexico, Amerika Serikat Dilatari Motif Konflik Sunni-Syiah

Empat lelaki beragama Islam yang bermukim di Kota Albuquerque, Negara Bagian New Mexico, tewas ditembak dalam insiden terpisah yang terjadi November tahun lalu, 26 Juli, serta 1 Agustus 2022. Rentetan pembunuhan ini memicu kecaman dari komunitas umat muslim Amerika Serikat hingga Presiden Joe Biden. Sempat muncul dugaan bila insiden ini dilakukan atas motif kebencian agama.

Setelah penyelidikan lebih dari satu pekan kepolisian setempat akhirnya menemukan titik terang. Lelaki bernama Muhammad Syed, berusia 51 tahun, telah ditangkap. Aparat menemukan bukti bahwa Syed setidaknya terlibat langsung pembunuhan Aftab Hussein (41) dan Muhammad Afzaal Hussain (27). Polisi masih mencari kaitan antara Syed dengan kasus tewasnya Naeem Hussain (25)—yang ditembak mati pekan lalu hanya beberapa jam setelah menghadiri pemakaman Hussain. Korban lain dalam rangkaian penembakan ini adalah Mohammad Ahmadi, yang ditembak mati saat berdiri di luar tokonya pada November 2021.

Videos by VICE

Kepala kepolisian Albuquerque Harold Medina mengumumkan penangkapan Syed pada 9 Agustus 2022. Polisi berhasil mengidentifikasi sebuah mobil mencurigakan dekat lokasi penembakan Hussain, yang terbukti milik Syed. Aparat juga mendapat informasi tambahan dari warga muslim Albuquerque, mengindikasikan bila Syed kemungkinan terlibat rangkaian pembunuhan tersebut.

Medina menyatakan kediaman Syed sudah digerebek. Ditemukan sejumlah senjata api, yang jenis pelurunya sesuai dengan yang menewaskan Aftab maupun Hussain. Merujuk keterangan tertulis polisi, “pelaku cukup mengenal para korban dan kemungkinan tindak pembunuhan ini dipicu oleh konflik pribadi mereka.”

Aftab Hussein, Muhammad Afzaal Hussain, dan Naeem Hussain semuanya merupakan imigran asal Pakistan. Mereka juga menjadi jamaah masjid yang sama, yakni the Islamic Center of New Mexico. Masjid ini menampung mayoritas jamaah mazhab Syiah.

Ketua Takmir Masjid Ahmad Assed saat dikonfirmasi the New York Times mengaku sudah dihubungi polisi sejak pekan lalu, bahwa pelaku kemungkinan adalah lelaki dari mazhab Sunni. Ada informan yang mengabarkan bila seorang warga Sunni kecewa berat setelah mengetahui putrinya menikahi lelaki Syiah. Namun belum jelas apakah salah satu dari empat orang yang tewas ditembak merupakan menantu tersangka pelaku.

Polisi menyatakan Syed juga imigran, namun dari Afghanistan. Dia bermigrasi ke Amerika Serikat beberapa tahun lalu, dan punya rekam jejak kriminal. Dia pernah dilaporkan keluarganya sendiri ke aparat karena melakukan KDRT.

Biro Investigasi Federal (FBI) turut terlibat menyelidiki kasus di Albuquerque, untuk mencari tahu apakah ada motif terkait kebencian agama dari pelakunya. Sejauh ini polisi tidak membantah bahwa kemungkinan besar motif pelaku adalah kebencian terhadap orang-orang Syiah. “Namun kami masih terus mendalami adanya motif lain,” ujar Medina.

Muhammad Imtiaz Hussain, adik kandung Muhammed Afzaal Hussain yang tewas ditembak, mengaku sedikit lega setelah aparat berhasil menangkap tersangka.

“Warga muslim dan imigran Pakistan di kota ini sedikit lebih tenang dan mulai berani keluar rumah,” ujar Imtiaz Hussain saat dihubungi VICE News. “Tidak ada lagi rasa waswas seperti ketika pelaku masih buron.” 

Keluarga Hussain awalnya berniat memakamkan almarhum di kota kelahirannya di Pakistan. Namun, karena ditembak dari jarak dekat dengan senapan shotgun, jasad abangnya nyaris kehilangan seluruh bagian kepala.

“Melihat kondisi jenazahnya, kami memutuskan untuk segera menguburkannya di kota ini saja,” imbuh Imtiaz.

Badan Kerja Sama Umat Islam-Amerika Serikat (CAIR) turut menyesalkan insiden di Albuquerque. Apalagi karena motifnya adalah fanatisme mazhab, yang sebetulnya jarang sekali terjadi di kalangan umat muslim Negeri Paman Sam.

“Kami sangat mengecam tindakan pelaku yang diduga sengaja menyasar komunitas Syiah. Kami mendorong aparat hukum untuk menjerat pelaku dengan pasal pidana berlapis sesuai dengan kejahatannya,” demikian keterangan resmi dari CAIR.

Follow Manisha Krishnan di Twitter.