Menurut penelitian terbaru Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserves) cabang New York, produktivitas dan kepuasan hidup manusia meningkat ketika mereka tak perlu menghabiskan banyak waktu melakukan perjalanan komuter, alias pulang-pergi rumah ke kantor. Subyek yang diteliti jadi memiliki waktu ekstra untuk berolahraga, menghabiskan waktu lebih lama dengan keluarga, serta memperkaya skill pribadi. Intinya, jadi lebih sehat sebagai manusia dibanding berdesakan di kereta atau bus.
Efek positif lain yang dirasakan para responden survei bank sentral adalah waktu tidur lebih terjaga. Menurut kesimpulan peneliti, responden yang tidak perlu lagi jadi komuter rata-rata bisa tidur satu jam lebih lama. Karyawan berusia muda punya waktu olahraga, sementara mereka yang sudah berusia di atas 35 tahun bisa memasak bekal anak atau mengajak main putra-putrinya.
Videos by VICE
“Survei ini menambah bukti lain bahwa semakin banyak para pekerja di usia produktif yang mendambakan pola kerja fleksibel,” demikian kesimpulan tim peneliti Bank Sentral AS. Para responden mengaku tidak wajib ke kantor membuat mereka terhindar dari lelah berlebihan (burnout), atau perasaan ingin bekerja seperlunya saja tanpa harus menciptakan prestasi (alias “quiet quitting”).
Di Amerika Serikat, rata-rata pekerja yang tinggal jauh dari kantor menghabiskan waktu satu jam untuk perjalanan komuter. Sepersepuluh total pekerja AS malah butuh waktu dua jam dari rumah sampai ke kantor. Sedangkan di Indonesia, Badan Pusat Statistik sempat mencatat pada 2019 (sebelum pandemi), bahwa rerata waktu tempuh para pekerja Jabodetabek dari rumah ke kantor antara 30 menit hingga 60 menit. Angka itu didapat dari survei pengguna sepeda motor pribadi, bus Transjakarta, dan KRL.
Alhasil, berkaca pada penelitian Federal Reserves, diyakini makin banyak pekerja yang mendambakan sistem hibrid (tidak setiap hari masuk), atau sepenuhnya WFH jika sektor pekerjaan mereka memungkinkan untuk itu. Keinginan para pekerja ini tentu berbeda dengan ambisi banyak kantor setahun terakhir, yang mengharapkan seluruh karyawan bisa kembali sepenuhnya ngantor seperti masa pra-pandemi.