Monyet howler merupakan salah satu hewan dengan suara paling keras di Planet Bumi. Lolongannya bisa mencapai volume 140 desibel, yang setara dengan tingkat suara tembakan atau ledakan petasan. Maka tidak mengherankan kalau howler jantan sering menggunakan kelebihannya ini menarik perhatian betina.
Di balik kerasnya teriakan si primata, ilmuwan menemukan fakta bila kera yang suaranya lebih kencang punya testis lebih kecil. Tim peneliti Cambridge University membuat kesimpulan ini setelah membandingkan ukuran buah zakar puluhan kera, dengan tulang hyoid yang ada di kotak suara mereka. Hasilnya menunjukkan korelasi negatif antara tingkat desibel dan testis. Temuan ini diterbitkan pada Oktober 2015 dalam jurnal Current Biology.
Videos by VICE
“Kami menemukan data bila howler jantan dengan hyoid yang lebih besar, dan dapat mengeluarkan suara bernada rendah, konsisten punya testis lebih kecil. Mereka hidup berkelompok dengan jantan lainnya dan sedikit betina,” kata antropolog Leslie Knapp, penulis senior riset, lewat pernyataan tertulis. “Monyet jantan yang hyoid-nya lebih kecil hidup dalam kelompok multi jantan dan punya buah zakar lebih besar.”
Menurut mereka, ini menjadi bukti pertama ada hal yang harus dikorbankan dalam evolusi kera howler, yakni antara vokal suara dan produksi sperma. Temuan tersebut juga menjelaskan alasan monyet howler mengembangkan struktur sosial yang sangat kontras, tergantung besar kecil buah zakarnya.
Omong-omong, beginilah contoh perilaku monyet howler di alam liar:
Seperti yang Knapp sebutkan sebelumnya, ada kemungkinan monyet ini punya testis kecil dan bersuara keras dalam rangka mengembangkan harem betina. Tujuannya agar bisa berkembang biak secara eksklusif.
Di sisi lain, kera yang suaranya lebih pelan dan bertestis besar cenderung tinggal dalam kelompok yang terdiri dari banyak howler jantan dan betina yang bebas bersenggama. Semakin besar jumlah spermanya, maka semakin besar pula jumlah mamalia jantan lainnya kawin dengan betina yang sama.
Itu berarti monyet howler mengembangkan dua strategi seksual—dengan lolongan atau buah zakarnya—yang mengesampingkan satu sama lain. Kera yang berisik perlu berhubungan secara eksklusif dengan lawan jenis karena mereka sulit mengimbangi kawan-kawan bertestis besar, yang lebih mungkin membuahi kera betina karena produksi spermanya lebih besar. Monyet bersuara pelan tidak mudah menarik perhatian betina dengan teriakannya, tapi mereka diberi kelebihan lain yang tak kalah penting.
Knapp memperingatkan agar pembaca tidak mengantropomorfisme temuan ini. Monyet howler dan manusia jelas memiliki banyak perbedaan, terutama soal seleksi seksual.
Setidaknya penelitian ini bisa menggambarkan betapa berisiknya laki-laki yang suka meng-catcall perempuan di jalanan. Cowok yang banyak bacot dan hobinya ngegodain perempuan tidak maskulin sama sekali. Sikap berlebihan ini menandakan mereka punya banyak kekurangan—mirip lah sama monyet howler.
Seperti kata pepatah, tong kosong nyaring bunyinya.
Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard