Lelaki berusia senja itu beranjak ke altar persembahan—singgasana para dewa, tempat sesaji dan dupa diletakkan. Satu per satu patung dewa diseka dan dibersihkan, baut-baut dan paku penyangga altar turut dikencangkan. Bunyi bor pecah gaduh seantero ruangan yang tak lebih luas dari dua ruko digabungkan. Grandmaster Chew Hon Chin, di usianya yang kini menginjak 71 tahun, masih sigap membersihkan sendiri semua peralatan “operasinya”. Ia tersenyum sumringah saat aku datang. Dia langsung sadar akulah orang yang terbang dari Jakarta untuk menemuinya. Aku juga disambut Senior Master Jeroen Chew, 43 tahun, anak kandung sekaligus anak buah Chew dalam bisnis pengusiran setan. Mereka adalah punggawa kelompok pembasmi hantu paling terkenal di Negeri Singa: Ghostbuster99.
Ketika pertama kali mendengar di Singapura, negara paling maju di Asia Tenggara, masih ada jasa pengusiran setan, aku langsung tertarik menjajalnya sendiri. Banyak orang Indonesia ke Singapura untuk berbelanja atau wisata, tapi jelas hanya sedikit yang datang menemui dukun setempat.
Videos by VICE
Beberapa hari sebelum aku terbang ke Singapura, aku memperoleh pesan balasan dari Jeroen yang menyarankanku menemui dirinya dan Grandmaster Chew langsung di Katong Shopping Centre. Aku sempat berpikir “ada kantor grup pengusir hantu di tengah pusat perbelanjaan?”
Mal itu terletak di daerah Katong, Singapura. Dari luar bentuk bangunannya mirip pusat ITC yang tersebar di seantero Jakarta. Pusat perbelanjaan ini sudah berusia lebih dari dua dekade, banyak ruko-ruko tutup karena tak laku disewa. Hanya ada dua ruko lain yang buka saat aku datang, yakni agen-agen pekerja migran yang memajang besar-besar tulisan “Indonesia” dan “Filipina”, beberapa restoran Cina di area foodcourt, dan tentu saja kantor pembasmi hantu Ghostbuster99. Sejak 2004 mereka berkantor di lantai dasar gedung ini. VICE diberi kesempatan merasakan langsung praktik “pembersihan” terakhir, sebelum mereka libur merayakan tahun baru Cina. Siapa sangka, maksudnya ternyata aku yang hendak mereka bersihkan dari gangguan hantu.
“Kamu diikuti sosok nenek, dia mengonsumsi energimu,” kata Jeroen setelah kami berbasa-basi sejenak. Dia mengucapkannya santai, lugas, dan membuat hatiku berdebar tak karuan.
“Itu bukan pertama kalinya ada orang yang bicara demikian padaku,” kataku membalas Jeroen sambil tertawa getir. Jujur saja, ebelumnya aku pernah mendapat keterangan serupa di Jakarta. Salah satu narasumber yang kutemui dulu pernah menebak asal daerah leluhurku dan mengatakan ada buyutku yang sudah lama mengikutiku dan “menjagaku.” Entahlah barangkali memang ini makhluk yang sama.
Jeroen buru-buru mengalihkan pembicaraan. Ia bicara soal konsep yang diusung Ghostbuster 99. Konsep yang dijelaskan Jeroen terdengar tidak asing di telingaku, mirip penjelasan para ahli feng shui yang pernah kudengar sebelumnya. Tugas mereka sebagai pengusir hantu hanyalah menjaga keseimbangan, energi positif dan negatif, serta merawat keberuntungan klien. Aku bisa lebih beruntung dari sekarang? Wah, rasanya tidak keliru aku mengiyakan tugas liputan mistis macam begini.
“Keahlian khusus kami adalah meningkatkan keberuntungan. Ketika kita membahas keberuntungan, sebenarnya itu ada kaitannya dengan energi di sekitar diri kita,” kata Jeroen. “Makanya kami akan mengubah energi di sekitarmu. Dengan demikian, bukan cuma persepsimu yang berubah, pandangan orang terhadapmu juga ikut berubah. Positif energi darimu bisa mempengaruhi aura orang lain sehingga mereka bisa menjadi teman atau malah musuh.”
Jeroen kemudian memintaku duduk di depan meja Grandmaster Chew. Bisnis ini dimulai 18 tahun lalu. Saat itu Chew mendapat kiriman ilmu hitam yang membuat bisnisnya bangkrut. Setelah kiriman tersebut diangkat oleh pakar spiritual, Chew mengaku bisa melihat hal yang tidak berasal dari dunia manusia. Sejak saat itu, Chew belajar secara otodidak cara menjadi pakar spiritual.
“Kamu bisa belajar ilmu seperti ini karena karunia Tuhan. Kamu adalah orang terpilih,” kata Jeroen yang menemani obrolan kami berdua.
Chew bercerita soal pengalamannya menangani masalah klenik klien-klien kelas kakap. Misalnya menangkal kiriman ilmu hitam kepada seorang konglomerat Malaysia, membuat upacara besar tiga hari tiga malam di Thailand, hingga menangani keluarga Perdana Menteri Cina. Tak heran pemerintah Tuongkok menobatkan Chew sebagai salah satu tokoh diaspora paling berpengaruh dan memajang wajahnya sebagai tokoh dalam prangko keluaran Negeri Tirai Bambu tersebut.
Lalu tibalah momen yang dinanti-nanti. Grandmaster Chew mencoba memeriksa energiku dengan besi berbentuk L, dijuluki dowsing rod. Dua tongkat tersebut akan bergerak sesuai energi yang dideteksinya. Metode dowsing yang kerap digunakan oleh para leluhur di hampir seluruh belahan bumi untuk mencari sumber energi, seperti air atau minyak. Jika kedua metal tersebut bergerak saling mendekat berarti energi yang dideteksi tidaklah baik, tetapi sebaliknya jika kedua metal tersebut menjadi saling berjauhan dan terbuka maka energi dari objek yang dituju sangat baik.
Setelah beberapa saat mengarahkan dua batang metal itu ke arahku, hasilnya kedua batang tersebut saling mendekat, dan cenderung menutup. “Energimu tidak terlalu bagus, tapi juga tidak jelek,” kata Chew.
Aku gatal ingin bilang kepada Chew kalau para ilmuwan belakangan sudah bisa menjelaskan mengapa tongkat dowsing bergerak, diakibatkan oleh “gerakan ideomotor” yang terjadi akibat gerakan otot dipengaruhi alam bawah sadar si pemegang besi. Akibatnya sesuatu yang dipegang di tangan bergerak. Tapi aku sadar datang menemui pakar klenik, bukan untuk mendebat mereka. Jadi aku mengangguk-angguk saja mendengar penjelasannya.
Tiba-tiba Grandmaster Chew menawarkan bantuannya “menangani” sosok nenek yang mengikutiku. Dia bertanya, “Ibumu dulu pernah keguguran ya?”
Aku langsung tersentak, mengiyakan.
Menurutnya, selain diikuti seorang nenek tua, aku pun “diganggu” mendiang kakak perempuanku yang meninggal dalam kandungan. Grandmaster Chew bilang, keberadaan arwah kakakku itu mempengaruhi karir, perjodohan, dan keuangan, bahkan seluruh keluargaku. Menurutnya, kakak perempuanku dianggap “mengganggu” karena tidak sempat dilahirkan, dan menikah, sehingga ketika masuk ke akhirat Ia tidak punya ‘status’. Aku cenderung skeptis terhadap pernyataan tersebut seperti “apa benar dia marah karena belum menikah?”, “kenapa tahapan hidup dimulai dari pernikahan?”. Aku kembali menutup mulut. Sudah bagus Grandmaster Chew bersedia menyisihkan waktunya memberi praktik cuma-cuma. Seharusnya untuk sekali sesi pembersihan dan konsultasi semacam ini, klien minimal membayar 300 dolar Singapura, yang tentunya tidak murah.
Selanjutnya, Grandmaster Chew memasukkan tanggal dan jam kelahiranku ke dalam sebuah software yang mereka bangun sendiri untuk mengetahui chart kelahiran. Menurut mereka, waktu kelahiranku sangatlah kuat. Aku punya unsur api dan metal, katanya, sehingga kalau aku mau kaya aku harus pakai kombinasi baju merah-kuning atau merah putih. Terdengar sangat nasionalis ya? Seketika aku berpikir, waduh haruskah aku membuang hampir semua bajuku?
Dari semuanya, prediksi yang paling “wow” adalah soal jodoh. Terutama ketika Grandmaster Chew menyarankanku segera menikah dengan lelaki yang entah siapa maksudnya.
“Kalau bisa kamu sama dia menikah 2020. Jangan sampai melewatkan kesempatan itu. Bagus itu nantinya. Jangan disia-siakan,” kata Grandmaster Chew.
Pada prinsipnya ritual pembersihan hantu dan ilmu hitam dari Ghostbuster99 berlandaskan prinsip Taoisme. Meskipun praktiknya berdasarkan Taoisme, Jeroen bilang 70 persen klien mereka beragama Kristen. Ini bukan semata perihal agama, tapi soal energi dan hal-hal yang tak terlihat. Hampir semua agama atau kepercayaan memiliki konsep serupa seperti perlawanan terhadap energi negatif, dan makhluk halus tak terlihat dari dunia lain.
Popularitas Ghostbuster99 membuat Chew sempat kebanjiran calon murid. Sayangnya ada fase panjang dan berliku untuk mengikuti jejak Grandmaster Chew sehingga bisa menguasai ilmu kleniknya. Calon murid wajib melewati fase pemantauan selama minimal tiga tahun, kemudiaan memasuki masa magang dan pelatihan. Dalam proses pelatihan itulah kebanyakan orang tak sanggup melewatinya. Sejak kantor Ghosbuster99 pertama kali berdiri, ada sekitar 50 orang yang tumbang menyerah dalam proses. Kini, hanya tersisa tiga orang yang tergabung dalam Ghostbuster 99: Grandmaster Chew, Senior Master Jeroen Chew, dan Junior Master Calvin Chong.
Setelah beberapa saat, ritual pembersihanku hampir berakhir. Aku mengikuti ritual sederhana berupa penyerahan boneka kertas yang menjadi wujud ‘kakak perempuanku’. Upacara itu dipimpin Master Jeroen. Ia kemudian mengajakku ke sebuah tempat mirip sumur di luar gedung Pusat Perbelanjaan Katong yang digunakan sebagai tempat pembakaran “energi negatif”. Menurut Master Jeroen, di situlah aku akan mengucapkan selamat tinggal pada arwah kakak perempuanku.
Di luar, Master Jeroen dan Master Calvin menyalakan sebatang korek api yang seketika menyulut dan membakar habis boneka kertas yang menurut mereka adalah kakak perempuanku. Tidak jauh dari lokasiku, dua ekor anjing tiba-tiba menggonggong tak henti-henti saling bersahutan. Pemiliknya yang sedang lewat itu sempat kewalahan menangani anjingnya yang tiba-tiba menggonggong tak bisa diam. Mereka terus menggonggong sampai api habis melahap boneka kertas itu. Master Jeroen dan Calvin mengajakku kembali ke dalam. Sambil berjalan, Master Calvin berkata:
“Jangan lagi kamu lihat ke belakang, ke arah tempat pembakaran, karena itu artinya kamu tidak rela, dan Ia [kakak perempuanku] tidak akan lepas darimu, lihat terus ke depan.”
Demikianlah. Semua ritual selesai. Chew dan Jeroen berbaik hati mengajakku makan malam lebih dulu, sebelum aku undur diri dari kantor mereka.
Dalam perjalanan pulang ke hotel, sebelum mencari cerita menarik lainnya dari Singapura, aku memikirkan yang baru saja kualami. Tidak banyak perubahan sih. Aku asumsikan, kalau memang ada efeknya, aku akan lebih beruntung atau menikah dua tahun lagi. Bukan sesuatu yang buruk, tapi juga enggak bikin aku bahagia juga.
Terlebih perasaanku campur aduk saat memkirkan lagi pengusiran arwah kakakku. Di satu sisi, kadang aku ingin sekali punya kakak, dan akan menyenangkan sepertinya jika Ia benar-benar bersamaku apapun bentuknya, dalam dimensi apapun dia hidup. Di sisi lain, aku berpikir, jika toh Ia benar marah dan menguntitku selama 26 tahun terakhir, aku tidak pernah minta dilahirkan jadi anak pertama. Di jalan, aku berpikir, Bumi tidak terlalu indah, bahkan dalam beberapa hal memuakkan lho kak. Sumpah!
Aku jadi kangen keluargaku. Mungkin ini pesan moral terbaik yang bisa kubagi buat pembaca sekalian setelah mengunjungi kelompok pengusir setan paling terkenal di Singapura.