News

Penjelajah Bumi Datar Italia Ingin Lihat Ujung Dunia, Malah Kesasar di Negara Sendiri

Penjelajah Bumi Datar Italia Ingin Lihat Ujung Dunia, Malah Kesasar di Negara Sendiri

Penganut teori bumi datar mulai gerah diolok-olok orang dan ingin membuktikan keyakinan mereka benar. Makanya sejak 2019, marak ekspedisi dan uji coba dari kaum ini untuk membuktikan bumi tidak bulat seperti disebut-sebut oleh ilmuwan.

Salah satu proyek ekspedisi paling ambisius dari kaum bumi datar berbagai negara adalah rencana penjelajahan Antarktika naik kapal, yang sejauh ini terhambat pandemi corona 2020. Lantaran inisiatif itu mandek, dua orang asal Italia mencoba sendiri upaya pembuktian bahwa ada kawasan yang disebut sebagai “ujung dunia”.

Videos by VICE

Lelaki dan perempuan ini, dilaporkan sepasang kekasih, adalah warga Kota Venezia. Menurut surat kabar Italia la Repubblica, keduanya pada pertengahan Agustus 2020 berniat menjelajahi laut untuk menuju kawasan Lampedusa, pulau di perairan Mediterania yang menjadi perbatasan wilayah Sisilia dan kawasan Afrika Utara. Pulau itu, menurut keyakinan dua orang ini, menjadi lokasi ujung dunia. Adapun “ujung dunia” ini beberapa tahun terakhir menjadi pulau favorit para imigran tanpa dokumen asal Afrika, yang mempertaruhkan nyawa menyeberang ke Eropa lewat kapal penyelundup.

Pasangan tersebut menjual mobil untuk membeli perahu kecil di pelabuhan Termini Imerese, di utara Sisilia. Berbekal perahu tersebut, keduanya mengarungi laut selama beberapa hari menuju Lampedusa.

Sayangnya, ekspedisi kali ini juga berujung dengan kegagalan, seperti upaya kaum bumi datar lainnya. Dua orang itu bukannya sampai ke Lampedusa, tapi malah terdampar di Ustica, pulau kecil yang masih berada di wilayah Italia, arah barat laut dari pelabuhan tempat mereka memulai perjalanan. Pulau ini bahkan jaraknya sangat jauh dari Lampedusa, tujuan awal mereka.

Aparat menyatakan keduanya tersesat di laut dan nyaris kehabisan logistik sebelum akhirnya terdampar. Salvatore Zichichi, dokter setempat yang terlibat evakuasi keduanya, menyatakan pasangan ini sehat meski beberapa hari tersesat di laut.

“Ironisnya, mereka selama perjalanan memakai panduan kompas, instrumen yang jelas-jelas bertentangan dengan teori bumi datar,” kata Zichichi, saat diwawancarai surat kabar La Stampa. “Sebab, sistematika magnet kompas memakai asumsi dasar bahwa bumi itu bulat.”

Karena kondisi sedang pandemi corona, sesuai protokol keduanya ditempatkan di RS khusus karantina mandiri. Sempat kabur, pasangan bumi datar itu kembali ditemukan aparat, dan dipaksa kembali menjalani karantina. Mereka akhirnya kini batal meneruskan ekspedisi dan sudah naik kapal feri kembali ke daratan Italia.

Ini kegagalan kesekian dari upaya pembuktian bahwa bumi sebetulnya datar seperti diyakini komunitas yang besar di Internet tersebut. Pada 23 Februari 2020, penganut bumi datar bernama Mike Hughes tewas dalam kecelakaan roket buatan sendiri di gurun Barstow, California.

Lelaki 64 tahun itu awalnya ingin terbang dengan roket hingga ketinggian 35.000 kaki (setara 10.668 meter), untuk melihat bentuk bumi sesungguhnya. Malang, Hughes cuma terbang hingga ketinggian 600 meter dengan kecepatan 563 kilometer per jam, lalu kehilangan kendali dan jatuh ke permukaan tanah tanpa parasut.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US