Perjalanan David Beckham Jadi Pelopor Merek Global Sepakbola

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Sports.

David Beckham mungkin kandidat yang tidak lazim untuk menjadi brand global pertama dalam dunia sepakbola. Semenjak Pele memutuskan untuk mengambil setiap tawaran iklan di antara kesibukannya merilis album soundtrack self-titled dan sesi rekaman film Escape to Victory, mulai semakin banyak pemain yang sukses secara finansial di luar lapangan hijau. Tapi prestasi Beckham tetap belum terkalahkan karena dia berhasil mengubah seni sepakbola itu sendiri. Tentu saja dia memiliki semua fondasi yang kuat untuk sukses sebagai brand: wajah ganteng, sifat malu-malu, dan imej yang bersih. Semuanya kualitas yang dicari banyak perusahaan iklan. Namun tidak hanya itu, dia juga memiliki banyak potongan rambut ajaib dan perangai yang unik, membuatnya menjadi favorit banyak tokoh dunia hiburan. Terus terang, mungkin potongan rambutnya juga tidak bisa dibilang ‘aneh’ mengingat bagaimana banyak toko barber di Inggris kebanjiran order dari pelanggan untuk dipotong dengan gaya “rambut Beckham” di sekitar awal 2000an. Barulah nantinya, brand Beckham mulai keluar dari tanah Inggris dan menjadi nama besar di dunia internasional hingga sekarang.

Videos by VICE

Langkah pertama untuk Beckham adalah menciptakan warisan namanya di Manchester United, yang berhasil dia dapatkan berkat kontribusinya memenangkan enam gelar liga antara 1995 dan 2003. Kontribusinya bisa banyak dilihat dalam cuplikan highlights, dengan kemampuan spesialnya di area set-piece, etos kerja yang keras, dan tembakan dan umpan lambung silang yang luar biasa. Dia berhasil memenangkan gelar ganda bersama ‘Angkatan 92’ di 1995-1996. Dia mencetak gol legendaris dari garis tengah lapangan melawan Wimbledon di pertandingan perdana musim berikutnya. Dia juga menjadi bagian penting dari kemenangan treble MU di musim 1998-1999 dan mendapatkan medal juara Liga Champion di umur 24. Namanya menjadi momok di Inggris dan di luar kontinen.

Ini adalah masa ketika Liga Premier Inggris sedang ngetop-ngetopnya. Manchester United, dan Beckham tentunya mendapat banyak keuntungan berkat asosiasi mereka dengan dunia sepakbola Inggris. Eksposure global, investasi internasional dan janji-janji profit mulai mendekati dunia sepakbola. Dan mengingat Paul Scholes, Ryan Giggs dan rekan-rekan tim MU lainnya tidak cocok menjadi pusat perhatian, Beckham menjadi pemain sepakbola paling terkenal, bermain di klub paling terhormat di liga paling komersil di dunia.

Salah satu hal lain yang memisahkan Beckham dari rekan-rekan tim dan kontemporernya adalah transisinya ke dalam kultur pop yang terbilang sangat mulus. Biarpun Spice Boys di Liverpool sempat meraih sedikit popularitas sebagai seleb akibat karir mereka di dunia sepakbola, Beckham berhasil tetap terkenal di luar lapangan hijau. Hubungannya dengan Victoria ‘Posh Spice’ Adams—sosok yang menjadi obsesi tabloid semenjak 1997—sempat menimbulkan ketegangan antara Beckham dengan para pelatihnya. Ini disebutkan menjadi salah satu alasan Glenn Hoddle tidak memainkannya di beberapa pertandingan pertama Piala Dunia 98, sebelum dia akhirnya dikeluarkan dari lapangan akibat menendang Diego Simeone ketika Inggris kalah di babak kedua dari Argentina. Biarpun Beckham sempat menjadi sosok paling dibenci di Inggris, dan dikritik keras akibat memprioritaskan popularitas diatas sepakbola, penampilannya bersama Inggris dalam satu dekade berikutnya merupakan indikasi bahwa dia sanggup menyeimbangkan popularitas dan sepakbola dengan anggun.

Pernikahan Beckham diumumkan pada 1998 dengan antusiasme luar biasa. Akhirnya fenomena ‘Posh & Becks’ pun lahir. Pasangan ini menjadi sangat dikenal oleh masyarakat Inggris dan Victoria bahkan memberikan nama baru untuk suaminya, ‘Golden Balls’, dan kemampuan mereka untuk memanipulasi media—tentu saja dengan bantuan Simon Fuller, manajer talent berpengaruh yang sempat menjadi otak dari Spice Girls dan manajer David Beckham setelah dia meninggalkan MU—membuat mereka berhasil melewati beberapa skandal tabloid tanpa diolok-olok. Menikah dengan sosok sensasi dunia pop dan figur berpengaruh di dunia fashion semakin meluncurkan Beckham ke depan mata media, namun Beckham baru menjadi nama dunia setelah dua transfer legendaris terjadi. Yang pertama adalah kepindahannya ke Real Madrid, dimana dia diinginkan sebagai pemain sepakbola dan sebagai seorang tokoh dunia.

Membicarakan kerusakan hubungan profesional mereka semenjak kepindahan Beckham ke Real Madrid di 2003—lagi-lagi gosipnya akibat seorang tokoh selebriti yang sangat dekat dengan Beckham—Alex Ferguson berkomentar tentang mantan pemain kesayangannya: “Menikah ke dalam dunia hiburan itu hal yang sulit. Semenjak itu hidupnya tidak akan pernah sama. Dia menjadi selebriti besar, dan sepakbola hanyalah dunia yang kecil.” Ferguson tidak sepenuhnya adil di sini, mengingat beberapa penampilan terbaik Beckham justru datang di musim-musim terakhirnya di Old Trafford. Ekspektasi di Bernabeu kelewat besar dan biarpun dia tidak pernah benar-benar mencapai status Galactico—hanya memenangkan satu gelar La Liga dan satu Sipercopa de Espana denga Real, biarpun konsep Galacticos menjadi momok di dunia—Beckham terus menjadi bintang utama timnas Inggris dan semakin berkembang di kancah internasional.

Foto oleh: PA Images

Apabila transfernya ke Real Madrid berhasil mengekspos brand Beckham ke market dunia yang lebih luas, kepindahannya ke Liga Amerika Serikat-lah yang akhirnya menjamin statusnya sebagai dewa komersial. Seiring dengan meledaknya karir fashion Victoria Beckham di AS, sang suami meluncurkan produk fragrance bernilai jutaan dollar. Dia juga kerap menjadi bintang fashion shoot, muncul di sampul majalah mewah dan memasuki dunia talk show Amerika, memunculkan persona yang semakin mudah dijual dan menciptakan imej dan peringai sesuai kehendak. Biarpun banyak orang di Inggris merasa Beckham meninggalkan tanah airnya terlalu cepat, kepindahannya ke LA Galaxy berhasil membuatnya meninggalkan Inggris dan mentahbiskan diri sebagai idola transatlantik. Sepakbola kini hanya satu level di bawah menjadi selebriti kelas A (biarpun dia sempat memenangkan MLS Cup dua kali bersama Galaxy). Sama seperti The Beatles, the Rolling Stones dan George Michael, Beckham berhasil menaklukan Amerika, dan bahkan sempat menjalani karir singkat bersama AC Milan dan PSG dan memastikan bahwa Italia dan Perancis pun tertarik berinvestasi dalam brandnya.

Empat tahun setelah dia pensiun dari sepakbola, nama Beckham masih kerap menjadi sumber berita. Rasanya aman untuk mengatakan bahwa brand Beckham tidak akan pernah pudar. Tidak seperti Pele, sepakbola justru terasa seperti kebetulan semata dalam kesuksesan Beckham. Gimmick yang menghantui warisan karir Pele di Brasil hingga masa pensiun justru tidak hadir dalam imej publik Beckham. Ledakan Liga Premier, suksesnya bersama MU, ambisi luar biasa bersama proyek Galacticos, keputusan bisnis canggih untuk menaklukan MLS, popularitas sang istri bersama manajer. Transformasi Beckham menjadi selebriti merupakan campuran dari keadaan, keputusan komersial yang jenius dan keberuntungan. Selain mungkin Cristiano Ronaldo, sosok jenius yang kerap mempromosikan diri sendiri dan pernah bermain di Old Trafford, transformasi Beckham menjadi brand adalah sesuatu yang tidak bisa disaingi pemain sepakbola manapun di muka Bumi.

@W_F_Magee