kesehatan

Keseringan Makan Larut Malam Akibat Lapar Mendadak, Tanda Problem Kesehatan Serius

Kebiasaan yang kita anggap normal selama ini perlu diwaspadai, apalagi jika sampai mengganggu waktu tidur.
Laki-laki makan di depan kulkas
Foto: domoyega via Getty Images

Sekarang pukul dua dini hari, dan kamu terjaga karena perut keroncongan. Tidak kuat menahan lapar sampai pagi, kamu akhirnya bangkit dari tempat tidur dan mencari makanan di dapur. Semua orang pasti pernah mengalami ini, tapi apakah normal apabila kita melakukannya terlalu sering? 

Tubuh umumnya memproduksi leptin dalam keadaan tidur, sehingga kita tidak merasa lapar saat terlelap. Kadar hormon ghrelin akan meningkat begitu kita bangun tidur, menandakan sudah waktunya kita makan.

Iklan

Kamu mungkin habis melakukan sesuatu yang berbeda dari biasanya apabila merasa kelaparan di malam hari. Bisa jadi kamu berolahraga intens yang membakar banyak kalori, atau begadang hingga mengganggu waktu tidur. Pada dasarnya, semua jenis tindakan yang mengacaukan siklus tidur dapat membuatmu kelaparan di malam hari. 

Ngidam makanan malam-malam masih dalam batasan wajar kalau hanya terjadi sesekali. Namun, tampaknya ada yang salah dengan tubuh kamu jika rasa lapar membuatmu terjaga setidaknya beberapa kali dalam seminggu. Ilmuwan menjelaskan, pola makan semacam ini jauh lebih umum daripada yang diperkirakan. Kebiasaan makan larut malam cenderung dimiliki oleh orang-orang yang menderita obesitas, ketergantungan zat dan mengalami masalah psikologis. Diperkirakan 1,5 persen dari populasi umum menderita gangguan parah yang dikenal sebagai sindrom makan malam atau Night Eating Syndrome (NES).

Pakar mengungkapkan sindrom ini jarang dilaporkan, sehingga bukan tidak mungkin prevalensinya jauh lebih tinggi daripada yang diketahui. Selain itu, belum banyak penelitian yang mendalami NES, mengingat sindrom tersebut bukanlah prioritas utama Institut Kesehatan Nasional AS.

Iklan

Nicole Avena adalah ahli saraf yang mempelajari nutrisi, diet dan kecanduan. Dia menerangkan, orang cenderung mengalami pola makan nokturnal ketika mereka berpuasa atau mengurangi asupan makanan secara drastis. “Asupan kalori di siang hari begitu rendah hingga ritme sirkadian mereka berantakan,” katanya. “Tidak ada yang dapat menopang tubuh sepanjang malam, jadi akan bangun dengan sendirinya.”

Keinginan makan di malam hari biasanya mereda setelah tubuh menyesuaikan diri dengan pola makan.

Pengidap gangguan makan tak jarang memiliki pola makan nokturnal. Penelitian yang terbit pada Juni 2019 menemukan, 51 persen responden yang mengidap bulimia dan 35 persen penderita anoreksia rentan mengalami NES. “Kebutuhan energi dasar mereka tidak terpenuhi,” ujar Kelly Allison, guru besar psikologi Fakultas Kedokteran Perelman di Universitas Pennsylvania. Dengan demikian, mereka merasa kelaparan di malam hari.

Selain itu, pikiran kita lebih fleksibel di malam hari. Kebanyakan orang jarang memusingkan ingin makan apa saat tengah malam tak seperti di siang hari. Namun, Allison berpandangan bahwa orang makan larut malam tak melulu karena mereka lapar. Stres dapat mendorong keinginan seseorang untuk ngemil pada jam tidur. Hasil riset Allison menunjukkan, sekitar tiga perempat orang yang terbiasa dengan pola makan nokturnal memiliki jam tidur berantakan karena stres. Mereka pun terpikir untuk menyantap makanan ringan.

Iklan

Bukti lain menunjukkan bahwa orang depresi atau yang mengalami gangguan kecemasan juga berisiko mengembangkan kebiasaan makan larut malam.

Makan mampu menurunkan stres, meski hanya sementara. Daripada memikirkan yang aneh-aneh karena tidak bisa tidur, orang kerap makan untuk menenangkan diri. “Ini bisa memperlambat proses berpikirmu. Pikiran akan teralihkan ketika tubuh mencerna makanan,” tutur Allison. Begitu orang menjadikan makanan sebagai obat tidur, Allison mengatakan bahwa mereka baru akan bisa terlelap kalau sudah makan. Tubuh mereka menginginkan asupan makanan pada jam tidur.

Apabila kamu masih sering lapar di malam hari padahal sudah makan teratur dan tidak mengalami apa-apa, Allison menduga kamu memiliki kecenderungan genetik. Dia memperkirakan sekitar seperempat orang bangun karena lapar tanpa alasan jelas. Penyebabnya bisa jadi karena keturunan genetik, tapi sayangnya peneliti belum berhasil mengidentifikasi gen apa yang menyebabkan ini.

Apa pun yang berlebihan pasti tidak baik. Kebiasaan makan larut malam dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan jika dibiarkan saja. Orang kerap membatasi asupan makanan di pagi hari karena mereka sudah makan di malam hari. Lalu ada juga yang berolahraga terlalu ekstrem agar makanan yang dikonsumsi tidak menumpuk jadi lemak. Jam tidur mereka pun berantakan. Tidur yang kurang nyenyak dapat merusak suasana hati keesokan harinya. Allison menegaskan ini semua akan memperburuk kebiasaan makan larut malam. Seiring berjalannya waktu, kadar kolesterol dan insulin dalam tubuh ikut terganggu.

Iklan

Banyak hal bisa dilakukan untuk menghilangkan kebiasaan ini. Menurut Allison, kamu dapat mengalihkan keinginan untuk makan dengan mendengarkan lagu, bermeditasi, membaca buku atau menonton TV. Kamu bahkan bisa melakukan cara yang lebih ekstrem lagi, seperti mengunci lemari berisi stok makanan di malam hari.

Konsumsi obat tidur yang berlebihan juga tidak bagus untuk tubuh. Allison menjelaskan, orang jadi gampang gelisah di malam hari ketika mengonsumsi melatonin. Mereka lalu kehilangan kendali saat makan.

Kalau kamu tetap tidak mampu menahan dorongan untuk makan larut malam, segera berkonsultasi ke dokter. “Mungkin ada penyebab lain yang tidak disadari,” kata Avena. Meminta bantuan profesional jauh lebih baik daripada hanya menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi dengan tubuhmu.

Follow Julia Ries di Twitter.