podcast vice

Daftar Empat Episode Paling Seru dari Podcast ‘Census Nusantara’

VICE merangkum empat episode podcast ‘Census Nusantara’ yang bikin kamu enggak bosen mikir sepanjang dengerin.
GettyImages-1456701233

Indonesia memiliki segudang orang keren yang kisahnya menarik untuk diikuti. Mereka berani mendobrak batasan kreativitas selama proses berkarya, dan menciptakan sesuatu yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya. Dalam seri podcast VICE ‘Census Nusantara’, duo host Fathia Izzati dan Raka Ibrahim ngobrol bareng sosok-sosok hebat ini. Obrolan mereka dijamin akan bikin kita makin paham betapa kaya dan beragamnya nusantara, dan betapa kreatifnya anak-anak muda di dalamnya.

Iklan

Kisah 3 Seleb TikTok yang Diburu Netizen

Galih, Andika dan Bima — sekilas tak ada yang istimewa dari ketiga nama ini. Tapi kalau kalian aktif di medsos, apalagi TikTok, kalian bisa menebak siapa mereka setelah denger sapaan khas “Ada lagi nih yang komen… Apaan tuh” yang langsung disahut “Iyeaaa” oleh ABG yang hobi pamer poni lempar. Ya, mereka akrab dipanggil Galih Loss dan Dilan Bekasi serta kawannya Bima di kalangan penggemar.

Tiga pemuda ini naik daun berkat tingkah laku mereka yang bikin geregetan, tapi juga sukses membuat penonton tergelak. Lika-liku panjang telah mereka lewati hingga kini punya ratusan ribu follower di TikTok, bahkan sampai ada yang bertandang ke rumah saking penasaran sama mereka.

“Pernah ada sekelas [anak SMP] yang datang ke rumah karena candu dengan kata-kata ‘Apaan tuh’,” kata Galih.

“Gak dapet Iqbaal Ramadhan, tapi dapet suaranya juga gapapa,” ujar Andika menceritakan gimana dia menggaet ratusan cewek lewat suara lembutnya yang mirip tokoh utama laki-laki dalam film Dilan.

Meski kebanyakan video mereka cuma bacain komentar, kontennya semakin unik oleh penampilan mereka yang apa adanya. Latar belakang gang sempit yang biasa-biasa saja bikin suasananya tambah riil, tanpa polesan mentereng yang menyilaukan mata.

Proses Menemukan Jati Diri sebagai Transpuan

Siapa sih yang enggak kenal Ian Hugen? Namanya telah malang melintang di jagat maya Tanah Air. Ian terus menggali potensi diri hingga sosoknya pantas disebut multi talenta. Dari menulis, menyiarkan radio sampai menjadi kreator, dia mampu melakukan segalanya. Bahkan modeling pun bisa. Lewat segala prestasi yang telah direngkuhnya, itulah cara Ian mewujudkan impian masa kecilnya.

Iklan

Proses untuk menjadi seperti sekarang tentu enggak mudah, tapi ia selalu melangkah penuh percaya diri dengan tekad kuat. Gejolak batin yang ia rasakan sejak kecil, bahwa dirinya terlahir di tubuh yang salah, tak menyurutkan semangat Ian menjadi versi terbaik dirinya. Sejak merantau ke Jakarta lebih dari lima tahun lalu, Ian merasakan manisnya berekspresi sebagai perempuan seutuhnya. Dukungan orang tua tiada henti mengalirinya.

“[Nyokap] bilang every time you make a decision, jangan setengah-setengah,” kata Ian, mengenang nasihat ibunya setelah melela pada 2017.

Ibunya juga mengingatkan pilihan ini bisa mempersulit hidupnya, tapi Ian terbukti tak pantang menyerah mencari penghidupan dan pengakuan sebagai seorang transpuan.

Pengakuan Anak Haram Internet

Legenda internet satu ini menjuluki dirinya “produk gagal dunia hiburan informatika”, padahal dia begitu beken lewat nama panggungnya Fluxcup. Ia berjasa melahirkan konten shitpost yang nyeleneh bin ajaib bagi rakyat Indonesia.

Kehebatannya lip-sync tak pernah gagal mengocok perut orang-orang yang menonton videonya. Bahkan judul video yang dipakai gak pernah gak aneh. Bikin siapa saja mendengus gali saking kocaknya.

Unggahan Fluxcup blas enggak ada filter. Semua gurauannya dilontarkan secara blak-blakkan. Mungkin inilah alasan Fluxcup menyebut dirinya produk gagal.

“Produk gagal QC tidak akan disiarkan ke media […] enggak akan layak tayang di media-media besar mainstream lainnya,” begitulah pengakuannya.

Iklan

Simpelnya, Fluxcup ingin menyuguhkan candaan secara alami dan bebas sensor.

Petualangan Menjelajah Pelosok dan Berkenalan dengan Masyarakat Adat

Kiki Nasution layaknya pegawai kantoran kebanyakan. Sehari-harinya didera kesibukan dan hanya berkutat pada pekerjaan. Nyaris tidak ada kesempatan refreshing atau mencari udara segar.

Namun, ia tak pernah menyangka, waktu luang yang biasanya dihabiskan sebatas di kedai kopi akan berubah 180 derajat suatu hari. Bermodalkan nyali besar, Kiki keluar dari zona nyaman dan langsung nyebur ke alam untuk memuaskan rasa haus akan traveling. Pilihan pertamanya jatuh pada desa Suku Baduy.

Di sana, Kiki tersadar ada beragam kehidupan dan budaya yang tak pernah ia ketahui sebelumnya. Dari situlah, hati Kiki tergugah mengenal lebih dalam masyarakat adat di sekitarnya.

“Ternyata indigenous wisdom bisa buat tenang ya,” renung Kiki Nasution.

Pengalamannya menyaksikan tradisi suku Baduy pada 2020 memotivasi Kiki untuk belajar lebih banyak tentang isu-isu menyangkut suku-suku asli di Indonesia. Ia juga belajar menjalani hidup secara apa adanya. Kiki tersadar bahwa pada dasarnya manusia menyatu dengan alam, sehingga kita harus lebih menghargainya. Ia pun menyajikan semua renungannya ini lewat karya fotonya.