Peredaran Narkoba

'Breaking Bad' Versi Indonesia: Kompilasi Kasus Guru Nyambi Berdagang Narkoba

Kasus terbaru di Jeneponto, guru PNS bolos ngajar 4 tahun ternyata jadi pengedar sabu. Aksi para guru ini tidak secanggih Walter White yang meracik sabu sendiri, tapi setidaknya mereka bukan tokoh fiktif.
guru PNS di Jeneponto jadi pengedar narkoba tak mengajar 4 tahun
Foto hanya llustrasi profesi guru di Indonesia. Foto oleh Sonny Tumbelaka/AFP

Walter White, tokoh utama serial TV kriminal legendaris Breaking Bad, mungkin sosok yang paham apa isi hati MA (30), seorang guru SMP di Jeneponto, Sulawesi Selatan. Minggu (3/6) lalu, MA dicokok aparat setelah ketahuan jadi pengedar sabu di Kota Makassar.

Meski sama-sama berprofesi sebagai guru, Walter White emang lebih unggul sih karena MA enggak membuat sabu-sabunya sendiri. Tapi kita mesti sadar dong enggak semua orang punya bakat sebesar Walter White. Eh, ngapain juga ngebandingin orang beneran sama tokoh fiksi?

Iklan

MA dikabarkan sudah empat tahun enggak mengajar. Polisi curiga doi bolos karena fokus jadi pengedar. Tapi kepada wartawan, MA mengaku baru satu bulan nyemplung sebagai distributor sabu. MA ditangkap saat sedang berada di kamar kosnya, 3 Juni lalu. Namanya masuk radar pencarian, sehabis polisi menangkap salah seorang pengedar lain di Pelabuhan Makassar.

"Sementara kita lagi kembangkan apakah yang bersangkutan sebagai bandar atau dia sebagai pengedar, karena kita melihat dari barang bukti cukup banyak sampai 20 gram. Mungkin karena kasus inilah sehingga yang bersangkutan tidak melakukan kewajibannya sebagai ASN. Namun, ini masih didalami apakah empat tahun ini sudah menjalani [bisnis pengedar]," kata Kapolres Pelabuhan Makassar AKBP Muhammad Kadarislam, dikutip Kompas.

Breaking Bad dunia nyata versi lain di negara ini terjadi di Tirtomoyo, Wonogiri. Seorang guru honorer SMP bernama Arief Nur Rokhim dibekuk polisi karena terbukti mengedarkan sabu. Di rumahnya, polisi menemukan bukti sebungkus rokok berisi dua pipet kaca yang ada sisa sabunya, sebanyak 2.904 butir obat daftar G jenis LL, dan peralatan isap.

"Tersangka mendapatkan barang-barang itu dengan cara membeli dari tersangka Agus Arifin, 24 tahun, warga Kecamatan Gudo, Jombang, Jatim," kata Kabag Ops Polres Wonogiri Kompol Agus Pamungkas kepada Detik. Dari investigasi polisi, Arief mengaku sudah setahun jadi pengedar. Berpegang teguh pada eksklusivitas, ia biasa menjual narkoba ke orang yang sudah dikenal saja. Gara-gara ini Arief diancam penjara maksimal 20 tahun dan denda maksimal Rp10 miliar.

Iklan

Pindah ke Boyolali, seorang guru SD di Kecamatan Teras ditangkap polisi karena tertangkap basah jadi kurir narkoba. Pergerakan GAS (27) tercium karena polisi mendapat laporan dari informan. Strategi penangkapan dibuat. Saat sedang menuju lokasi transaksi, petugas mengintai GAS selama berjam-jam sebelum akhirnya menangkapnya.

"Pemantauan terhadap terduga pelaku dilakukan berjam-jam. Petugas kemudian menangkap terduga pelaku dan dilakukan penggeledahan di rumahnya. Dari hasil pemeriksaan, tersangka mengaku barang haram itu didapat dari seseorang berinisial DN yang masih buron. Tersangka hanya disuruh oleh BW yang berada di dalam lapas Kabupaten Pati untuk mengantarkan paket sabu-sabu," kata Wakapolres Boyolali Kompol Donny Eko Listiyanto dilansir Radar Solo.

Contoh singkat lain ada di Kalimantan Tengah. Seorang guru Bahasa Indonesia di SMAN 1 Teweh Timur bernama Mixiano Rimardo alias Mimik diamankan petugas. Doi ketahuan jadi pengedar sabu-sabu gegara orang dalam jaringan pengedaran miliknya udah tertangkap satu per satu. Penggeledahan rumah Mimik menghasilkan penyitaan 17 paket sabu dengan berat total 4,10 gram.

Haduh, para guru yang nyambi melakukan aktivitas kriminal ini kayaknya harus berguru sama guru SD di Medan bernama Demseria Simbolon, soal menjadi kriminal yang efektif. Demseria selama tujuh tahun pura-pura mati demi mendapatkan asuransi kematian yang didapat dari PT Taspen. Total, sebelum akhirnya ketahuan dan dipenjara pada 2019 lalu, doi sukses menerima Rp435 juta tanpa ngapa-ngapain!

Ini nih baru namanya minimum effort, maximum result.