Hampir lima dekade lalu, pemuda India bernama Sitaram Bhatane menghabisi nyawa seorang pemilik kontrakan yang sudah lanjut usia saat ia ketahuan hendak merampok rumahnya. Warga Gujarat itu dilaporkan ke polisi atas kasus pembunuhan yang terjadi pada 11 September 1973, namun pelaku berhasil lolos dari kejaran polisi selama puluhan tahun.
Keberadaan Bhatane akhirnya terlacak baru-baru ini di Maharashtra, negara bagian berjarak sekitar 700 kilometer dari tempat kejadian perkara (TKP). Lelaki yang saat ini berusia 76 ditangkap dalam kondisi kesehatan yang buruk—dia mengalami gangguan pendengaran dan sulit berjalan.
Videos by VICE
Menurut laporan polisi pada 14 September tahun itu, Bhatane memukul perempuan 70 tahun bernama Mani Shukla hingga tewas. Korban terjaga saat pelaku tengah membobol rumahnya dan berusaha menghentikannya. Namun, Bhatane memukulnya hingga tewas, lalu kabur.
Kasus itu sudah lama tak terurus, dan berpotensi menjadi salah satu dari ratusan ribu kasus lainnya yang terbengkalai di India. Akan tetapi, berkat rasa penasaran seorang polisi, tersangka kini bisa diadili.
“Kasus yang sudah lama tak terurus seperti ini biasanya akan diperbarui, buat jaga-jaga tertuduh telah meninggal dunia. Tujuannya supaya kami bisa mencatat ringkasan bukti,” terang PV Gohil, polisi penyelidik yang memimpin proses penangkapan Bhatane. “Tapi sejak polisi mengadukan kejahatannya [puluhan tahun lalu], kami tak punya informasi apa pun tentang laki-laki ini.”
Pada hari kejadian, polisi melaporkan kasusnya karena korban tidak memiliki kerabat yang masih hidup. Gohil lalu memastikan nama tersangka masuk ke dalam daftar buron, tapi tak pernah ada laporan dia telah ditemukan. Kepolisian Gujarat bahkan telah berulang kali melayangkan surat pemberitahuan ke Maharashtra sejak 2013.
Bulan lalu, setelah Gohil menerima laporan tentang keberadaan Bhatane di Maharashtra, dia segera mengerahkan tim penyelidik ke daerah itu untuk menginterogasi Bhatane. Mereka meminta tersangka menyerahkan ID Aadhaar—tanda pengenal digital yang dilengkapi sistem biometrik—dan ternyata benar dia pelakunya. Tanda pengenal Aadhaar digunakan oleh lebih dari satu miliar orang dewasa di seluruh negeri untuk memverifikasi identitas mereka sebagai warga India.
“Dia baru mengakui tindakannya setelah kami desak terus-menerus selama interogasi,” kata Gohil. “Kasusnya bisa terselesaikan berkat Aadhaar.”
Kepolisian setempat menyebut penangkapan Bhatane “kasus terlangka” di India. Setelah peristiwa terjadi puluhan tahun lalu, dua saudara laki-lakinya bersaksi Bhatane sering melakukan kejahatan. Dia dituduh maling dan sering melecehkan warga. Akan tetapi, Bhatane tak pernah menjalani hukuman atas perbuatannya.
Follow Pallavi Pundir di Twitter.